NovelToon NovelToon
Istriku Ternyata Kuyang

Istriku Ternyata Kuyang

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Amak Tanah

Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Setelah selesai makan mereka pun memutuskan untuk segera kembali ke desa E, belum jauh perjalanan setelah masuk ke daerah hutan Bagas yang sedang menyetir mobil pun di kagetkan dengan sosok kuntilanak yang yang nangkring di atas pohon.

Bagas berusaha fokus, akan tetapi ia tetap gemetaran.

"Udah gas fokus ke jalan aja sambil baca doa" ucap Samsul yang juga melihat kuntilanak tersebut.

"Iya pak Bagas hal, seperti itu sudah biasa menampakkan diri" timpal pak Samidi.

"Iya pak" ucap Bagas sembari melajukan mobilnya melewati jalan yang dikelilingi hutan. Setelah jauh dari pohon tempat si kuntilanak nangkring Bagas pun merasa lega. Namun beberapa menit kemudian Bagas kembali ke kagetkan dengan sesosok kuyang yang terbang dari arah berlawanan, Bagas melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga berlintas dengan kuyang tersebut. Kuyang yang sedang terbang dari arah berlawanan juga berlalu begitu cepat,

"Sepertinya sedang mencari mangsa disekitaran sini deh gas" ucap Samsul, sedangkan pak Samidi sudah tertidur pulas.

"Iya sul, banyak banget ya kuyang didaerah kalian ini" ucap Bagas.

"Iya gas, masih banyak lagi" ucap Samsul.

"Jangan sampai kamu tidur ya sul" ucap Bagas yang ketakutan.

"Iya gas aman saja" ucap Samsul. Setelah beberapa menit berlalu tiba-tiba mobil yang dikendarai mereka pun mengalami masalah jalannya seperti berjalan di jalan yang berlobang goyang sana sini. Bagas pun menepikan mobilnya lalu ia mengecek keluar ditemani Samsul dan juga pak Samidi, setelah mereka mengecek, ternyata bannya pecah,

"Aduh bannya pecah pak" ucap Samsul ketika melihat ban mobilnya sudah kempes

"Yasudah ganti saja itu ban serep nya di atas" ucap pak Samidi, Bagas pun bergegas mengambil ban serep sedangkan Samsul segera mengambil peralatan seperti dongkrak dan lainnya. Setelah semua peralatan sudah tersedia Bagas pun mengganti ban mobilnya dengan ban serep, namun disaat mereka sedang mengganti ban mobilnya tiba-tiba mereka dikagetkan dengan suara ketawa dari atas pohon, mereka pun secara bersama-sama menoleh ke atas dan terlihat sosok kuntilanak sedang nangkring sembari tertawa cekikikan.

"Gas cepatan gas fokus aja ganti ban nya" ucap Samsul

"Iya sul" ucap Bagas.

Bagas pun berusaha menyelesaikan mengganti bannya setelah selesai ban bekas tadi langsung Bagas taruh diatas mobil dan tidak ia ikat. Mereka pun memasukkan semua peralatan kedalam mobil dan segera melajukan mobilnya, namun dari sepion Bagas masih melihat kuntilanak itu mengejar mereka, Bagas yang ketakutan pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Gas pelan-pelan aja gas, aku belum mau mati" ucap Samsul

"Iya pak Bagas, yang penting berdoa aja pasti kuntinya nggak ngejar kita lagi" timpal pak Samidi

"Iya pak" jawab Bagas sembari melafalkan doa dalam hatinya. Namun beberapa saat kemudian setelah Bagas berdoa dalam hati tiba-tiba, bruakkkkk......ban mobil yang di taruh di atas mobil tadi terjatuh. Bagas pun menepikan mobilnya. Dilihat dari sepion ternyata kuntilanak nya sudah tidak ada lagi.

"Aduhh pake acara jatuh segala" gumam Bagas

"Ayok gas, aku temani ambil bannya" ucap Samsul

"Iya sul" jawab Bagas, mereka berdua pun keluar dari dalam mobilnya Lalu menuju ban yang berjarak kurang lebih 10 meter dari mobil mereka, setelah diambil ban tersebut pun di naikan ke atas mobil lagi, akan tetapi kali ini diikat, setelah selesai mereka berdua pun masuk ke dalam mobilnya lagi. Bagas pun melajukan mobilnya lagi, dan tibalah mereka di desa E.

Bagas menepikan mobilnya di jalan persimpangan desa E dan pabrik.

"Pak ini kita ambil motor ke pabrik atau langsung ke mes aja?" Tanya Bagas pada pak Samidi.

"Langsung ke mes aja pak Bagas, biar motor sekalian besok saja" ucap pak Samidi.

"Baik pak" ucap Bagas lalu ia melajukan mobilnya menuju desa E. Setibanya di mes Bagas memarkirkan mobilnya di depan pos satpam. Lalu mereka pun turun dari mobil dan menuju ke mes masing-masing.

"Besok pagi jangan telat ya kalian berdua pak Bagas, pak Samsul" ucap pak Samidi sebelum meninggalkan mobil.

"Iya pak" jawab Bagas dan Samsul secara bersamaan.

Mereka pun kembali ke mes masing-masing, setibanya di mes Bagas pun segera mandi lalu ia berbaring di tempat tidurnya. Ia masih terngiang-ngiang dengan penampakan yang ia lihat tadi.

"Segitu banyaknya demit di daerah ini ya" batin Bagas.

Setelah beberapa saat melamun Bagas pun memutuskan untuk segera tidur. Tak butuh waktu lama Bagas yang kelelahan pun tertidur pulas. Hingga tak terasa pagi pun tiba Bagas pun segera bangun dari tempat tidurnya lalu ia menuju kamar mandi, ia pun mandi setelah selesai mandi Bagas pun bergegas bersiap-siap untuk berangkat ke pabrik. Namun seperti biasa sebelum berangkat ke pabrik Bagas sarapan terlebih dahulu. dan di dapur mes pun sudah ada Samsul yang lagi sarapan.

"Eh gas aku kira kamu udah sarapan" ucap Samsul yang masih menikmati makanannya

"Belum sul ini baru mau sarapan" ucap Bagas. Kemudian Bagas mengambil makanan dan lauk lalu duduk di sebelah Samsul.

"Sul, kok kamu sama pak Samidi semalam kayak biasa aja dengan penampakan yang semengerikan itu?" Tanya Bagas.

"Ya gimana ya gas, setiap aku ikut pak Samidi keluar dari daerah parik selalu aja ditampakin" ujar Samsul

"Ngeri sul, bisa-bisa kencing di celana aku kalau terus-terusan seperti itu" ucap Bagas

"Hahaha itu belum seberapa gas, kadang ada yang sampai menghalangi mobil" ujar Samsul dengan entengnya.

"Seriusan kamu sul?" Tanya Bagas

"Iya gas, semalam kita masih untung, kuyang yang semalam nggak ngejar kita, biasanya kami di kejar gas" ucap Samsul yang berhasil membuat bulu kuduk Bagas berdiri.

"Trus kalau sudah di kejar apa yang kalian lakukan sul?" Tanya Bagas

"Biasanya kami nyari pemukiman sekitar gas, kami bawa ke pemukiman supaya Kuyangnya tidak berani ngejar lagi" jelas samsul

"Oo gitu, emang kuyangnya nggak mengintai di jalan sul?" Tanya Bagas lagi

"Biasanya sih nggak gas, takut di kejar warga mungkin" jawab Samsul

"Trus semalam kenapa nggak ngejar kita ya sul?" Tanya Bagas

"Seperti ada mangsa yang lebih mudah ia dapatkan gas, mungkin ibu hamil yang akan melahirkan" jawab Samsul

"Ngeri juga ya sul kuyang itu" ucap Bagas

"Maka dari itu gas banyak warga yang berjaga kalau ada ibu-ibu yang akan melahirkan" jawab Samsul

"Tapi kok masih bisa kecolongan ya sul" tanya Bagas

"Kuyang bisa meniup muka orang-orang gas, kalau sudah tertiup ya otomatis orang itu tertidur gas" ucap Samsul menjelaskan.

"Ooh seperti itu ya sul" ucap Bagas. Setelah selesai sarapan Bagas dan Samsul pun segera menuju ke mes pak Samidi, karena semalam mereka langsung pulang ke mes jadi motor mereka masih ketinggalan di pabrik, hari ini mereka akan berangkat bersama-sama ke pabrik menggunakan mobil. Setibanya di rumah pak Samidi Bagas dan Samsul pun segera mengetuk pintu.

Tok...tok...tok.

BERSAMBUNG.....

***

1
Rembulan menangis
lanjut
Rembulan menangis
ini kok uda brp hri gk up ya thor
di tungguin
Rembulan menangis
mna sambunganya thor
lilhyanaaaa
Keren abis nih karya, besok balik lagi baca baruannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!