Perjalanan waktu seorang wanita yang sangat luar biasa, penuh dengan talenta di setiap bidangnya bukan hanya itu dia juga menjadi rebutan semua pria dan bahkan dia adalah bos besar dari seluruh mafia.
Namun sayang dia harus berakhir dengan pengkhianatan dari keluarganya sendiri hingga membuatnya tewas, namun takdir berkata lain dia pun kembali tersadar dan berada di tubuh gadis lain yang dijuluki sampah, dengan tekadnya yang sangat kuat dia akan berusaha kembali ke puncak.
" Huff... ternyata tidak hanya di kehidupan sebelumnya bahkan dikehidupan inipun aku masih menjadi rebutan, melelahkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae Linge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata Benar
Pangeran ketiga yang duduk di depan Maeli Su pun merasa ada yang aneh, karena Maeli Su memakai kain penutup wajah, Lira Su yang menyadari hal tersebut pun mulai memainkan triknya untuk menjatuhkan Maeli Su.
"Pangeran ketiga, ini kali pertama pangeran bertemu langsung dengan kakak pertama, saya merasa bersyukur karena pangeran ketiga dapat menerima kakak pertama dengan apa yang telah terjadi pada wajahnya" ucap Lira Su sembari menampakkan wajah sedih seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan Maeli Su.
Mendengar hal itu pangeran ketiga pun terkejut dan berkata di dalam hatinya "Mungkinkah gosip yang beredar itu benar, jika putri pertama kediaman Su buruk rupa? Jangan sampai itu benar, aku masih bisa menerima jika dia adalah seorang sampah bahkan jika dia janda pun tak masalah, tapi jika soal wajah aku tak bisa bernegosiasi karena aku perlu keturunan untuk melanjutkan tahta yang sebentar lagi akan menjadi milikku, dan aku tak sanggup jika harus berhubungan dengan wanita yang buruk rupa".
Lira Su yang melihat perubahan wajah pangeran ketiga pun merasa senang dan dengan cepat dia berkata "Maaf pangeran ketiga jika kata-kata yang saya ucapkan lancang, saya hanya ingin menghibur kakak pertama yang sempat terpuruk karena wajahnya yang rusak, karena itu saya mengatakan hal seperti tadi dengan tujuan ingin memberi tau kakak pertama jika masih ada laki-laki yang bisa menerima kakak pertama walaupun wajah kakak pertama rusak".
Mendengar hal itu Maeli Su pun tersenyum sangat senang di balik kain penutup wajahnya karena dia tak perlu melakukan apapun untuk menguji pangeran ketiga karena sudah ada adiknya yang siap melakukan hal tersebut untuknya tanpa perlu ia minta.
Berbeda dengan pangeran ketiga dia baru tau gosip yang selama ini beredar ternyata benar adanya, sehingga dia pun sedang memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
"Tak salah aku memilih calon permaisuri, nona kedua keluarga Su benar-benar sangat baik hati dan pengertian pada saudaranya sendiri" ucap pangeran mahkota yang tersenyum manis menatap ke arah Lira Su.
"Paman Su seperti yang ku katakan sebelumnya aku ingin menikahi putri pertama keluarga Su yaitu Maeli Su dan hal ini ku katakan langsung di hadapan Paman Su dan nona pertama keluarga Su" ucap pangeran ketiga dengan sedikit khawatir sebab dia sama sekali tak mau menikah dengan wanita buruk rupa tetapi demi menjaga nama baiknya di hadapan keluarga Su dia pun mengatakan hal tersebut, dia masih sedikit berharap wajah nona pertama yang di tutup oleh kain penutup wajah itu tak rusak terlalu parah sehingga dia masih bisa mengobatinya.
Mendengar hal itu Lira Su tampak kesal sebab ketika buruk rupa saja kakak pertamanya itu masih di inginkan oleh laki-laki bahkan dari kalangan terhormat, apalagi jika tak ada luka di wajah kakak pertamanya itu sudah pasti dia bukan apa-apa.
"Pangeran ketiga seperti yang saya katakan terlebih dahulu semua keputusan ada di tangan putri pertama saya Maeli Su, dan sebelum itu saya juga ingin mengatakan jika di wajah putri saya ada bekas luka dan saya rasa sebaiknya pangeran ketiga melihatnya terlebih dahulu" ucap Ray Su yang ingin memperjelas kondisi putrinya itu sebab dia tak mau ketika nanti mereka telah menikah malah akan menjadi masalah untuk rumah tangga mereka.
Saat mendengar hal itu Maeli Su tersenyum senang, sebab ketika tadi tengah bersiap-siap dia sengaja membuat wajahnya menjadi lebih buruk lagi, dan sengaja membuat luka di wajahnya itu seperti mengeluarkan cairan.
Berbeda dengan pangeran ketiga dia menjadi sangat khawatir sehingga dengan sedikit rasa bersalah dia pun berkata "Paman Su aku tak masalah dengan luka di wajah anak mu selama luka itu masih bisa di obati" dia khawatir akan menyinggung tuan besar keluarga Su sebab saat ini dia sangat membutuhkan bantuan dari keluarga Su untuk mewujudkan rencananya.
Maeli Su pun tersenyum sinis di balik kain penutup wajahnya dan berkata di dalam hatinya "Saat pertama datang ke kediaman ini mengatakan siap menerima apapun keadaan ku, lalu sekarang sudah berubah menjadi selama luka ini bisa di obati dasar laki-laki sampah, ternyata benar pangeran ketiga ini sama saja dengan pangeran mahkota yang membedakannya jika pangeran mahkota terus terang menolak sembari menghina, sedangkan pangeran ketiga menolak dengan cara halus sebab dia masih ingin menjaga nama baiknya".
"Baiklah kalau begitu pangeran ketiga saya akan membuka kain penutup wajah saya" ucap Maeli Su yang sedari tadi hanya mengamati tindakan mereka satu persatu dan memutuskan untuk maju.
Ketika kain penutup wajah itu telah di lepaskan pangeran mahkota yang melihat wajah Maeli Su pun langsung menghinanya dengan berkata "Untung aku segera membatalkan ikatan pernikahan ku dengan mu, Wajah seperti itu tak mungkin bisa di sembuhkan yang hanya akan memalukan keluarga ku saja, cepat tutup kembali wajah buruk rupa mu itu sebelum aku memuntahkan isi perut ku karena jijik".
Sedangkan pangeran ketiga awalnya dia syok namun dengan cepat dia bisa membalikkan keterkejutannya itu dan berkata di dalam hati "Sial, aku tak akan pernah sudi menikahi wanita yang memiliki wajah cacat seperti itu meskipun hanya dia wanita satu-satunya di dunia".
Maeli Su yang melihat ayahnya mulai marah karena perkataan putra mahkota, dia pun memutuskan menggenggam tangan ayahnya sekilas di balik meja untuk mengurangi kemarahan yang sedang ayahnya rasakan, sebab dia tau jika ayahnya marah bisa saja ayahnya mengusir pangeran mahkota dari kediaman mereka, dan untuk saat ini itu akan memiliki dampak yang sangat buruk bagi kediaman mereka.
Setelah Maeli Su selesai kembali memakai kain penutup wajahnya dia pun berkata "Maaf jika telah membuat pangeran mahkota dan pangeran ketiga melihat wajah memalukan saya, sekali lagi mohon maaf"
Mendengar Maeli Su berbicara membuat pangeran ketiga tersadar dari pikirannya yang sedari tadi berkecambuk.
"Paman Su maafkan saya, saya tidak bisa menikahi putri pertama paman" ucap pangeran ketiga dengan segera tanpa perlu lagi menjaga nama baiknya, sebab apa gunanya menjaga nama baik di saat genting seperti ini pikirnya.
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut pangeran ketiga Lira Su merasa sangat senang dan dia pun menyumpahi Maeli Su di dalam hatinya "mampus kau sampah si buruk rupa, tak akan ada pria yang mau bersama mu, kau akan hidup sendiri selamanya".
Berbeda dengan Ray Su yang sangat kecewa mendengar perkataan pangeran ketiga namun dia menyembunyikan hal itu dan berkata "Baiklah jika itu yang pangeran ketiga inginkan, kalau begitu saya dan putri pertama saya mohon undur diri" dan mereka pun langsung meninggalkan ruangan itu tanpa menunggu jawaban pangeran ketiga ataupun meminta izin pada putra mahkota.