Azalea Margarita seorang artis cantik papan atas yang begitu membenci Adiknya sendiri karena sakit lumpuh, Azalea tidak pernah tersenyum sekalipun terhadap Adiknya, bahkan Azalea lebih memilih tinggal di hotel milik Ayah nya karena begitu tidak ingin melihat Adik nya yang lumpuh.
Sifat dan karakter Azalea yang begitu keras, hingga begitu sulit untuk bisa jatuh cinta terhadap laki-laki manapun, hingga akhirnya Azalea di jadikan bahan taruhan oleh Fauzan Harkas sesama artis pemeran utama, dan CEO muda yang royal gemar berpesta demi mencari ke senangan ya itu Ronald Jensen.
Apey pemuda dari desa mencoba mencari ke beruntungan mengadu nasib ke kota, dengan bekal ilmu bela diri dan ke ahlian bisa menyetir, Apey mencoba adu nasib mencari rejeki ke kota demi bisa membahagiakan ke dua orang tuanya, yang ingin mempunyai ladang atau sawah sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saksi pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan jalan ke taman.
Di tempat lain Ronald yang di usir Bu Maharani langsung menuju perusahaannya, di dalam ruangan kerjanya setelah mengecek beberapa data laporan yang masuk, Ronald mengistirahatkan pikirannya yang kini berkecamuk, di sisi lain takut taruhannya di bongkar Fauzan di sisi lain sudah melakukan kesalahan tidak menjemput Randika ke sekolahnya, di tambah Ronald melihat ada Apey di rumah Bu Maharani yang terlihat begitu dekat dengan Azalea.
"Aarrghh sialan! kenapa bisa jadi begini, gua kira dapat taruhan dengan si Fauzan gua bisa bangga, ternyata malah gua yang babak belur begini, gua harus cari cara agar gua bisa miliki Azalea, gua tidak mau rugi gua harus cari cara!" gumam Ronald dengan kesal memukul meja berpikir keras mencari cara.
Ronald yang kini merasa ketakutan tidak mau kehilangan Azalea, apa lagi dirinya sudah berkorban biaya besar, rencana licik pun akhirnya menghampiri pikirannya.
"Gua harus cari obat perangs*ng, dengan bisa meniduri Azalea dan jika Azalea sampai hamil, orang tua Azalea mau tidak mau pasti akan menikahkan gua dengan Azalea, iya, gua harus melakukannya, gua akan mencari waktunya yang tepat!" gumam Ronald timbul rencana siasatnya.
Waktu terus berjalan, hari menjelang sore Apey melaksanakan janjinya mengajak Randika jalan jalan mencari taman sekitaran yanga dekat, momen itu tentu tidak di sia siakan oleh Azalea yang sedang di landa bahagia, keceriaan raut wajah Azalea sudah mulai terpancar penuh senyuman sibuk menyiapkan makanan minuman dan juga tikar lipat.
Bu Maharani dan Bi Minah ikut menyiapkan nasi dan beberapa lauk pauk ke dalam wadah, sore itu suasana di rumah terasa begitu mencair di sertai senyum dan tawa, Randika mengenakan kaos warna putih celana katun selutut warna krem, Azalea mengenakan dress santai warna putih setengah lengan, rambut tergerai di hias jepitan bunga di sisi.
Sore itu setelah semua bekal di masukan ke dalam mobi, Azalea duduk di samping Apey mengemudi dan Randika duduk di jok tengah, mobil melaju perlahan menuju gerbang depan Bu Maharani dan Bi Minah berdiri depan rumah, melambaikan tangannya senyum haru menatap mobil yang menuju gerbang.
"Apa Nyonya setuju jika Apey jadi menantu?" tanya Bi Minah.
"Apey anaknya baik ganteng bisa meluluhkan hati Azalea juga bisa menyatukan Azalea dengan Randika, bagimana saya bisa menolak jika Apey ingin menikahi Azalea?" jawab Bu Maharani menoleh.
"Bagaimana dengan tuan besar?" tanya kembali Bi Minah penasaran.
"Apa lagi Papa nya Azalea sudah pasti menyetujuinya, kenapa Papa nya Azalea sengaja meminta Apey yang menjemput Randika ke sekolah, itu alhamdulilah doanya terkabul mereka bisa pergi bersama jalan jalan ke taman," jawab Bu Maharani senyum bahagia.
"Alhamdulilah, Nyonya sama tuan besar itu memang sangat baik sekali, tidak memandang Apey miskin atau kaya," puji Bi Minah senyum haru sampai mengangkat jempolnya.
"Bi, bertahun tahun lamanya saya sangat ingin sekali melihat Azalea dan Randika senyum tawa penuh bahagia, hanya itu yang saya ingin dalam hidup saya tidak ada yang lain," ungkap Bu Maharani.
"Kenapa Nyonya tidak sekalian ingin punya cucu?" celetuk Bi Minah.
Bu Maharani langsung diam mendengarnya sambil senyum senyum sendiri.
"Apa saya sudah pantas punya cucu Bi?" tanya Bu Maharani sambil senyum.
"Aduh, maaf Nya saya lupa lagi masak air, saya ke dalam duluan Nya, permisi!" Bi Minah pura pura langsung pergi sengaja tidak menjawab agar Bu Maharani merasa penasaran.
"Yeh! Bi Minah, di tanya kok malah pergi!" seru Bu Maharani jadi penasaran.
Di dalam mobil yang meluncur menuju taman, Azalea Apey dan Randika tiada hari kebahagiaan selain sore itu, senyum canda tawa terasa begitu hangat selama dalam perjalanan menuju taman.
"Kak Apey, sekarang Kak Apey tidur dimana?" tanya Randika yang duduk di jok tengah.
"Kak Apey masih numpang tidur sama temen, tapi nanti malam Kak Apey mau cari kontrakan," jawab Apey sambil fokus mengemudi.
"Kenapa tidak tidur di rumah Papa saja?" tanya kembali Randika.
"Kak Apey kan sekarang kerja di hotel, Kak Apey juga belum ada motor buat pulang pergi kerjanya, jadi Kak Apey numpang dulu sama temen," jawab Apey sedikit menoleh ke belakang.
"Temen kamu yang Beni bukan?" tanya Azalea.
"Iya, semalam aku numpang tidur di kamarnya," jawab Apey menoleh.
"Awas jangan cari cewek di tempat Beni," ancam Azalea.
"Kak Azalea cemburu ya?" potong Randika.
"Iya lah, Kakak tidak mau jika Kak Apey berani macem macem deketin cewek," sabet Azalea.
"Kak Azalea sudah pacaran ya?" tanya kembali Randika.
"Sudah, Kakak mau menikah sama Kak Apey," celetuk Azalea.
"Hah! Kak Azalea beneran mau nikah sama Kak Apey?" tanya kembali Randika kaget.
"Iya, tapi Kakak mau tunangan dulu, nanti gajian depan Kak Apey mau beli cincinnya," jawab Azalea lalu menoleh ke Apey.
"Kak Apey mau nikah sama Kak Azalea?" tanya kembali Randika seolah jadi hakim.
"Kalau Kak Azalea nya mau, Kak Apey juga mau," jawab Apey senyum.
"Aku mau," sabet Azalea.
"Tuh Kak Apey, kata Kak Azalea nya mau," tambah Randika ikut senyum.
"Kalau gitu Kak Apey nya mau ngumpulin uangnya dulu, buat ngajak Kak Azalea nikah," goda Apey.
"Aku tidak ingin nikah mewah," sabet Azalea.
"Kan tetap saja pakai uang," sahut Apey.
"Lima juta juga cukup," desak Azalea.
Apey langsung senyum mendengarnya, jaman sekarang mana mungkin nikah cukup lima juta.
"Iihh jangan senyum, aku serius lima juta juga cukup," ulang Azalea menatap.
"Iya, nanti aku cari dulu uangnya," sahut Apey hanya bisa mengiyakan.
Azalea langsung senyum menoleh ke Randika di belakang yang ikut senyum mendengarnya, mobil terus meluncur sudah mendekati area taman, Azalea saking bahagianya hingga tidak ingat jika dirinya seorang artis, setelah mobil memasuki gapura masuk ke dalam taman, terlihat sore itu di taman cukup ramai banyak orang orang yang sedang menikmati waktu bersantai di taman dengan sanak keluarga saudara ataupun yang membawa pacarnya.
Mobil berhenti di area parkiran yang sudah cukup beberapa mobil dan motor, seorang juru parkir yang menguasai wilayah taman itu menghampiri siap siap memberikan kartu nomor parkiran, Apey keluar dari mobil di ikuti Azalea keluar dari mobil langsung kebelakang mobil mengambil kursi roda, Apey melihat Azalea sigap mau mengambil kursi roda langsung senyum bangga melihatnya.
Setelah Azalea mengambil kursi roda di belakang mobil langsung meletakan dan membenahinya, Apey perlahan memindahkan Randika dari dalam mobil ke kursi roda, dan baru saja Randika duduk di kursi roda Azalea melihat ke tukang juru parkir yang berdiri malah terus menerus menatap Azalea, membuat Azalea merasakan risih dan langsung menegurnya.
"Lo ngapain lihatin gue terus?" tegur Azalea merasa risih.
"Mbak cantik sekali seperti artis, Mbak ini benarkan artis?" tanyanya sambil terus menatap.
"Gue bukan artis, nama gua Sumi!" tegur kembali Azalea sambil memegang ujung dorongan belakang kursi roda.
"Sudah Bang, sini kartunya parkirnya!" pinta Apey melihat Azalea merasa risih.
"Keren lu Bang, istrinya cakep bener!" ulang juru parkir itu setelah menyodorkan kartu parkir langsung pergi.
"Kak Lea, gimana kalau nanti banyak yang minta foto?" tanya Randika.
"Masa sih?" tanya balik Azalea mengira ngira.
Baru saja Randika selesai bicara dua wanita yang baru datang tidak jauh memarkirkan motornya, keduanya langsung buru buru menghampiri melihat Azalea berada di parkiran.
"Kak Azalea ya? ihh ada Kak Azalea di sini, Kak minta fotonya bareng dong," pinta salah salah satu wanita itu buru buru memberikan ponsel ke temannya.
Setelah ngambil foto bareng dengan Azalea teman satunya langsung bergantian meminta foto bareng, Azalea mau tidak mau mengikuti permintaan kedua wanita itu, setelah keduanya selesai minta foto bareng lalu menoleh ke Apey, dengan cepat Azalea menarik tangan Apey agar tidak di ambil fotonya.
"Kalau sama yang ini jangan minta foto bareng ya!" larang Azalea tidak mau Apey di dekati.
"Pacar Kak Azalea ganteng banget," pujinya sambil senyum.
"Iya Kak Azalea, pacarnya ganteng banget, makasih Kak, permisi!" keduanya sambil senyum senang melangkah pergi.
Apey menoleh ke Randika merasa bingung bagaimana kalau bercampur baur di kerumunan banyak orang, sudah pasti bakal banyak yang minta foto dengan Azalea.
"Randika punya ide tidak?" tanya Apey.
"Kita ke sana sajak Kak," tunjuk Randika ke arah yang tidak terlalu banyak orang.
"Setuju, ayo!" Apey sambil melihat arah yang Randika tunjukan.
"Makanannya langsung bawa tidak?" tanya Azalea.
"Oh iya lupa, bawa tikar saja, nanti makanannya aku yang bawa balik lagi ke sini," jawab Apey.
"Iya bentar aku ambil tikarnya dulu!" Azalea langsung mengambilnya di belakang mobil.
Sore itu ketiganya memilih tempat yang tidak terlalu banyak orang, menggelar tikar kecil serta beberapa makanan minuman buah buahan dan bekal nasi lauk pauk di letakan di tengah tengah tikar, taman yang cukup luas rerumputan yang hijau pepohonan yang yang rindang serta area yang bersih di rawat oleh pemerintah setempat.
Apey sengaja mengajak Azalea untuk ikut jalan jalan ke taman, agar Azalea dan Randika bisa semakin dekat, karena Apey sangat berharap agar Azalea benar benar bisa menyayangi dan menjaga Randika ke depannya, kebaikan Pak Wiguna terhadap Apey yang membuat Apey benar benar ingin menyatukan keluarga Pak Wiguna, dan tanpa Apey sadari sendiri perlahan kini sudah mulai bisa menyatukan Azalea dengan Randika.
Waktu terus berjalan dan berputar hari menjelang gelap, Pak Wiguna dari hotel pulang kerumah di antar oleh Bagas sebagai manajernya, Bu Maharani di rumah dengan semangat langsung menceritakan semuanya terhadap Pak Wiguna dan juga Bagas, tentang semua perubahan sikap Azalea yang sudah bisa menerima Randika sebagai adiknya.
"Alhamdulilah ya Allah akhirnya, ini kabar yang sangat membahagiakan, Mama benarkan tidak menambah nambahkan apa yang Mama katakan?" tanya Pak Wiguna merasa haru bahagia.
"Tidak Pah, Mama bicara apa adanya, nanti Papa lihat saja sendiri, sebentar juga mereka pulang dari taman," jawab Bu Maharani.
"Alhamdulilah tuan Boss, ini kabar yang luar biasa membahagiakan, harusnya adalah sedikit bonus buat Apey," usul Bagas ikut senyum bahagia mendengarnya.
"Haha haha, memang beda kalau kata kata seorang pekerja keras, pasti ada sedikit lari ke bonus, tapi saya setuju, kira kira bonus apa yang layak saya berikan untuk Apey?" tanya Pak Wiguna dengan tawa bahagianya.
"Apey kan belum punya motor buat pulang pergi kerja, kali saja tuan Boss minat menawarkan bonus motor," jawab Bagas memberanikan diri.
"Masya Allah, iya iya, kamu benar Bagas, saya sangat setuju sekali, kasihan Apey belum punya kendaraan buat pulang pergi kerja, tolong nanti kamu urus secepatnya," perintah Pak Wiguna mengangguk setuju.
"Siap tuan Boss, nanti saya akan langsung mengurusnya," Bagas langsung mengangguk.
"Tapi Pah bukan hanya itu saja yang berubah dari Azalea," ucap Bu Maharani.
"Apa itu Mah?" tanya Pak Wiguna penasaran.
"Mama mengintip dari kamar, Azalea memeluk erat Apey, sepertinya Azalea menyukai Apey Pah," jawab Bu Maharani apa adanya.
"Mama serius?" tanya Pak Wiguna kaget.
"Iya Mama serius Pah," jawab Bu Maharani mengangguk.
"Wah ini keren Mah, sebentar lagi kita akan punya mantu," sambung Pak Wiguna senyum membayangkan.
"Papa setuju kan?" tanya Bu Maharani.
"Tentu Papa setuju, Apey anaknya ganteng baik sopan, juga bisa amanah menjaga Randika, apa lagi sekarang bisa menyatukan Azalea sama Randika, itu sangat luar biasa bagi Papa, jika bulan ini Apey mau menikahi Azalea, Papa akan langsung nikahkan keduanya," jawab Pak Wiguna.
Bagas tersentak kaget mendengar Pak Wiguna hingga ingin menikahkan Apey dengan Azalea.
"Maaf tuan Boss, jika tuan Boss setuju Apey menikah dengan Non Azalea, bagaimana dengan kami sebagai atas Apey di hotel, jika Apey kerja jadi office boy? sementara kami yang memerintahkan pekerjaan Apey?" tanya Bagas jadi merasa segan.
"Haha haha, masalah itu urus saja dengan Apey bagaimana baiknya, yang jelas saya lagi menikmati kebahagiaan keluarga saya yang kembali bisa utuh bersatu," jawab Pak Wiguna dengan tawa bahagianya.
"Baik tuan Boss, nanti akan saya bicarakan sama Apey, tapi, apakah Non Azalea akan tetap jadi kerja di hotel?" tanya kembali Bagas.
"Iya sepertinya jadi, nati kamu ajari saja dulu dari nol sampai ke pengelola ke uangan," jawab Pak Wiguna.
"Siap tuan Boss," Bagas langsung mengangguk.
Ke adaan Pak Wiguna dan Bu Maharani sudah begitu setuju jika Apey memang mau menikahi Azalea, namun ada permasalahan tanah yang harus Apey selesaikan di kampungnya, apa lagi permasalahan tanah itu dengan Pamannya sendiri yang benar benar harus Apey selesaikan secepat mungkin.
semoga aja hbs ini gak terjadi kesalahpahaman