Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 03 hati yang mulai tergoyahkan
Malam ini perasaan Nabila sedang tidak enak, tidak tahu mengapa tiba-tiba air matanya keluar begitu saja tanpa sebab, terbesit dalam hatinya bagaimana kelanjutan rumah tangganya kelak, selama ini sebagai seorang istri dia tidak pernah mendapatkan tempat di hati suaminya.
Nabila selalu menyadari hal yang demikian, dengan mengandalkan kata sabar, yang membuatnya bertahan sampai saat ini, padahal rumah ternyaman istri adalah pundak suaminya tempat untuk bersandar, tapi kenyataannya wanita ini tidak pernah mendapatkan itu, dalam rumah tangganya, apakah iya, dengan mengandalkan kata sabar dia bisa, sekuat ini. Mau sampai kapan? Pada hakikatnya wanita adalah mahluk yang mudah rapuh dan membutuhkan sandaran dalam hidupnya.
"Ya, Allah mau sampai kapan hambamu ini bertahan dengan keadaan rumah tangga yang tidak baik-baik saja seperti ini, haah." terdengar helaan napas panjang dari wanita cantik tersebut.
"Sebagai wanita aku juga ingin merasakan bercerita apa yang aku rasa dengan suamiku dan sebagai seorang istri aku juga ingin mendengarkan keluh kesah dari suamiku. Misal seperti, adik, mas lelah tolong siapkan air hangat untuk aku mandi, atau seperti ini, adik mataku ngantuk tolong buatkan aku kopi. Selama tiga tahun lebih aku tidak pernah mendengar suamiku meminta hal apapun terhadap diriku, jangan meminta seperti yang aku inginkan, memanggil namaku saja jarang, kita hidup satu rumah mas Revan tapi, kita layaknya orang asing yang tidak pernah mengenal satu sama lain, aku tahu pernikahan kita terjadi karena sebuah perjodohan, tapi apa sebagai seorang istri aku tidak berhak, atas dirimu mas, aku menerima perjodohan ini, karena memang aku sudah jatuh cinta kepada mu pas pertama kali kita bertemu, sejak itulah, jantungku selalu berdetak lebih kencang ketika aku berdekatan dengan mu, sejak kelas tiga SMP aku memendam rasa ini sendirian, dan bagiku tuhan masih baik kepada ku, sehingga dia memberiku kesempatan untuk bisa hidup bersama mu, yaitu laki-laki yang aku cintai, bahkan dirimu termasuk cinta pertama ku. Aku tidak pernah tahu sampai kapan hubungan kita ini berjalan, yang jelas untuk hari ini aku sangat ingin sekali menulis semua yang ada di isi kepala ku, untuk ditorehkan di buku kertas yang putih ini." isi dari diary Nabila.
Setelah puas menulis isi hatinya di buku diary akhirnya Nabila mulai tertidur karena memang dirinya sudah merasa lelah dan capek. Tapi sebelum tidur Nabila menaruh terlebih dahulu bukunya tersebut di dalam laci bawah nakas.
****
Di tempat lain saat ini Revan tidak pulang dia lebih memilih menghabiskan waktunya bermalam bersama Asmirandah, di apartemennya, mereka berdua saat ini sedang menuntaskan hasrat satu sama lain, tidak ada rasa menyesal ataupun sedikit rasa iba terhadap istrinya yang berada di rumah, sungguh hati Revan sudah tertutupi oleh hawa nafsu, sehingga otaknya tidak bisa berpikir dengan baik.
"Aaa... Faster baby," erang Asmirandah ketika berada di bawah Kungkungan Revan.
Suara itu terdengar sangat indah di telinga Revan sehingga membuat hasratnya lebih menggebu-gebu, berbagai gaya pun sudah mereka lakukan hingga pada akhirnya meraka sama-sama mendapatkan pelepasan.
"Sayang terimakasih untuk malam ini, mulai besok aku akan mengurus surat perceraianku dengan Nabila, karena aku mau anak yang ada di dalam kandunganmu mendapatkan identitas dari ayah kandungnya yaitu diriku," ucap Revan sambil mengecup kening Andah.
"Terimakasih Sayang sedari dulu kamu tidak pernah mencoba untuk meninggalkan diriku meskipun keluargamu sudah melakukan segala cara untuk memisahkan kita, tapi dirimu tetap memilih diriku," sahut Andah.
"Mulai sekarang tidak ada lagi yang boleh melawan keputusanku termasuk, keluargaku, aku akan membawamu ke rumah orang tuaku, pasti mereka sangat merestui hubungan kita," terang Revan yang membuat hati Andah menjadi jumawa
****
Keesokan harinya Nabila mulai terbangun dari tidurnya dia melihat ke sekeliling kamarnya, tapi lagi-lagi dia tidak mendapati keberadaan suaminya, hatinya pun mulai gelisah, meskipun rumah tangganya tidak baik-baik saja, tapi suaminya selalu pulang di rumahnya meskipun kadang hanya tidur di tempat kerjanya, tapi kali ini Revan benar-benar tidak pulang. Perasaan Nabila pun semakin tak karuan, dia sangat takut kalau suaminya itu, benar-benar tidak menghargai nya sebagai seorang istri.
Setelah selesai membersihkan diri akhirnya Nabila turun ke bawah di ruang keluarga dia sempat bertanya dengan asisten rumah tangganya yang sedang bersih-bersih rumah.
"Bi, apa tadi malam tuan pulang?" tanya Nabila.
"Maaf Non sedari tadi aku tidak melihat mobil tuan Revan," sahut asisten rumah tangganya tersebut.
Nabila pun memutuskan untuk pergi ke rumah sahabatnya yang bernama karina, dia sudah tidak tahu harus mengatakan kepada siapa lagi, saat ini orang yang bisa dipercaya hanyalah karin, dia selalu ada di saat Nabila sedang mengalami kesedihan dan selalu menjadi pendengar yang baik.
Di perjalanan Nabila mampir dulu di mini market untuk membeli sebuah cemilan dan juga minuman segar, biasa kalau datang di rumah sahabatnya itu dia selalu membawa makanannya sendiri, untuk menemani obrolan mereka. di sela-sela dia ingin mengambil minuman segar, tiba-tiba saja, dua bertemu dengan mama mertuanya yaitu, ibu dari Revan yang sedari dulu tidak merestui hubungan Nabila dan anaknya tersebut.
"Eh kamu ngapain pagi-pagi seperti ini sudah ada di sini, memangnya kamu tidak nyiapin sesuatu untuk suami mu, ini suami mau kerja bukanya di siapin malah keluyuran nggak jelas seperti ini," sinis mama Revan kepada Nabila.
"Maaf Ma, saya pergi sudah ijin dengan mas Revan," jawab Nabila dengan sopan.
"Memangnya Revan kemana?" tanya mama Revan.
"Mas Revan mulai tadi malam tidak pulang," sahut Nabila.
"Oh, baguslah. Aku sih berharap Revan bersama dengan Andah, agar supaya mereka berdua cepat diberi momongan," ucap mama Revan seraya mengejek menantunya.
"Kenapa Mama bisa bilang seperti itu, bagaimana kalau hal serupa terjadi kepada Reva, anak perempuan mama," sahut Nabila, tak mau kalah.
"Kurang ngajar ya, berani-beraninya kamu mengatakan seperti itu, kepada anakku, ingat ya anakku tidak akan mendapatkan nasib yang malang seperti dirimu, bahkan sedari kecil pun kamu sudah tidak memiliki orang tua, alias yatim piatu, dan di saat menikah lihatlah dengan kedua bola matamu. Bahkan suamimu saja tidak pernah mencintai dirimu, jadi jangan pernah kau samakan nasibmu yang buruk itu dengan nasib anakku yang sudah jelas cemerlang!" ejek mama Revan.
"Maaf Ma, bukanya aku kurang ajar, terhadap Mama. Dan Mama tau kan istilah tabur tuai, aku harap sih Mama akan menuai apa yang Mama lakukan terhadapku saat ini," ucap Nabila sambil melenggang pergi.
"Dasar menantu kurang ajar awas saja, akan aku ceritakan semua kelakuanmu ini kepada anakku!" geram mama Revan.
Setelah selesai membeli semua yang di inginkan akhirnya Nabila mulai memasuki mobilnya kembali dia sangat kecewa terhadap mama mertuanya yang tidak punya hati, dan selalu menyudutkan dirinya seperti itu, kini hati Nabila semakin hancur apa coba yang diharapkan dari pernikahannya yang sudah tidak ada, tanda-tanda keharmonisan itu.
Mungkin dulu dirinya selalu terima jika di caci maki seperti itu, tapi untuk sekarang rasanya sudah mulai ada keberanian dalam diri wanita mudah ini, bahkan dia sudah tidak takut lagi, kalau suatu hari nanti suaminya akan menceraikan dirinya, karena memang di dalam rumah tangganya sudah tidak ada yang dipertahankan lagi.
"Nona, sudah sampai," ucap sopir tersebut membuyarkan lamunan Nabila.
"Maaf ya, pak aku tidak fokus," sahut Nabila sambil membuka pintu mobilnya.
Zahra yg dibisik aku yg kaget dan mukaku merah padam krna nahan malu 😍😍😍
mau kabur atau diusir bisa lah duduk teras bntr nunggu hjn reda br pesan grab yg sllu online. klo dia jln pake mantel ujan msh ok lah..
yahh namanya alur dibuat dramatis tp kdg tak logis..ngikut aja dan jg crta bagus n rapi
TAMAT