Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 35
Sasa sampai di rumahnya,dia melihat kedua orang tuanya yang berada di ruang tamu dan sedang berbincang dengan Caca.
"Kau sudah pulang sayang?"tanya sang mommy perhatian.
"Aku rindu mommy"balas Sasa berlari ke pelukan ibunya.
"Sayang,sebentar lagi kau akan di lamar."
"Sejak kapan kau menjalin hubungan dengan dia?"tanya sang daddy,karena dia masih tidak ikhlas putrinya akan di lamar.
"Kenapa dad berkata seperti itu? Apa dad tidak menyukai Arnold? Apa bisa dad jelaskan? Kenapa dad tidak menyukainya?"tanya Sasa dengan melirik sang daddy.
"Sudah-sudah,lagi pula dia anak baik dan berniat serius terhadap putri kita.Apalagi,putri kita menyukainya"bela sang istri terhadap putri kesayangannya.
"Jadi,Sasa akan di lamar?"tanya Caca hati-hati.
"Kau benar Ca,sebentar lagi Sasa akan di lamar."
"Wah,selamat ya Sa"ucap Caca antusias.
"Kamu habis dari mana?"tanya sang daddy menatap putrinya.
"Habis mengantar Arnold ke perusahaan,memangnya kenapa dad?"tanya Sasa menatap sang daddy.
"Jaga batasan mu,aku tidak ingin kau di rugikan"ujar sang daddy memperingati putrinya.
"kau tenang saja dad,putri mu bisa menjaga diri dengan baik"balas Sasa santai.
"Aku permisi tante,om.Aku mau istirahat"ucap Caca berdiri,karena dia tidak ingin melihat perdebatan antara anak dan ayahnya.
"Iya Ca,selamat beristirahat"balas mereka.
Caca meninggalkan ruang tamu,kemudian masuk ke dalam kamarnya dan dia berbaring di atas ranjangnya.
"Seperti apa orang yang melamar Sasa,apa dia tampan? Apa dia juga anak orang kaya? Mengingat apa yang di katakan oleh Sasa,aku pikir dia orang kaya.Aku harus merebut apa yang di miliki oleh Sasa,aku merasa kehidupan Sasa terlalu beruntung"gumam Caca menatap langit-langit kamarnya.
Caca meraih ponselnya,dia memandang malas ke arah ponselnya dan merasa pacarnya benar-benar membuatnya kesal.
Kemudian dia mematikan ponselnya begitu saja,dia mulai memejamkan kedua matanya lalu tidur.
Berbeda halnya dengan Sasa,dia begitu senang dengan orang tuanya yang sudah berada di rumah dan dia begitu manja terhadap sang mommy.
"Aku ingin tidur dengan mommy"pinta Sasa memeluk sang mommy.
"No,mommy tidur dengan daddy.Kau sudah besar,jadi harus tidur sendiri"protesnya dengan cepat.
"Mengalah dong dad,kali ini aja please"pinta Sasa dengan wajah memelas.
"Sudah,sudah.Kau tidur seperti biasanya sayang,mom dengan dad akan membahas soal lamaran mu nanti"ujar sang mommy.
"Baiklah,aku tidur duluan dan selamat malam"ucap Sasa yang langsung mencium pipi kedua orang tuanya.
Setelah itu,dia langsung melangkahkan kakinya menuju kamar miliknya.
"Apa kamu tidak bisa menerima Arnold sebagai menantu kita?"selidik sang istri.
"Aku tidak bisa menerimanya,lagi pula kita belum mengetahui karakter Arnold seperti apa."
"Tapi putri kita mencintainya,apa kau tidak lihat seberapa senangnya dia mendengar acara lamaran itu"ungkap sang istri.
"Kau selalu memanjakannya,aku tidak ingin putriku tidak bahagia dan kau tau sendiri bagaimana cara kerja di perusahaan!!"
"Aku tau,setidaknya biar kan anak kita memilih kebahagiaannya dan lagi pula ini keuntungan untuk kita."
"Maksud kamu?"
"Bukankah,jika Sasa menikah dengan Arnold kehidupannya akan tercukupi? Apalagi,Arnold terbilang orang kaya dan kehidupan Sasa tidak akan mengalami kekurangan apapun."
"Sudahlah,aku malas berdebat dengan kamu.Apalagi yang ada di otakmu saat ini,hanya ada harta dan uang.Kau tidak memperdulikan nasib anak mu kedepannya seperti apa,aku lebih ingin melihat dia bahagia.Kau hanya mengukur kehidupan dengan uang,aku tidak suka kau mengorbankan anakmu sendiri demi uang yang tidak seberapa itu!!"
"Cih,bukankah segalanya di ukur dari uang? Jika kita tidak memiliki uang,bagaimana kita bisa hidup? Hidup itu realistis sayang,ada uang kita bisa membeli apapun yang kita suka."
"Sudahlah,aku mau beristirahat.Jangan lupa,kunci pintu rumah dan kau matikan lampu.Kau juga harus beristirahat,kita besok harus kembali lagi ke lab"kata sang suami yang langsung meninggalkan istrinya begitu saja.
Berbeda dengan Arnold yang kini fokus dengan dokumen di tangannya,dia menghela nafasnya dengan kasar.
"Kenapa begitu banyak yang harus aku urus"gumam Arnold merasa begitu lelah.
Arnold langsung menutup dokumennya,dia meraih ponselnya lalu melakukan video call dengan Sasa.
Tut...
Tut...
"Ada apa?"
"Kau sedang apa sayang?"
"Aku baru sampai kamar,kenapa muka kamu kusut begitu?"
Arnold menatap Sasa dengan lesu,dia merasa begitu sangat kelelahan saat ini.
"Dokumen yang aku urus terlalu banyak,aku merasa lelah."
"Mau aku buatkan coklat hangat?"
"Tidak perlu sayang."
Tolak Arnold secara halus,karena dia tidak ingin merepotkan Sasa untuk saat ini.
"Sayang"
"Kenapa?"
"Orang tua ku mengatakan perihal kamu yang akan melamar ku nanti."
Arnold melihat binar bahagia di wajah Sasa,setidaknya itu membuat dia merasa tenang.
"Bagus dong,mereka menerima ku kan?"
"Iya sayang,mereka menerima kamu"ucap Sasa antusias.
"Sayang,dua hari lagi aku ada urusan di luar kota.Kemungkinan akan sulit untuk menghubungi kamu,apa kamu tidak keberatan?"
"Apa ada pekerjaan yang mendesak?"tanya Sasa menatap Arnold.
Sasa merasa khawatir mendengar kabar itu,apalagi tinggal menghitung hari acara lamaran mereka di laksanakan.
"Aku mau mengontrol cabang di perusahaan,jika ada waktu luang dan aku akan menghubungi kamu sayang."
"Baiklah aku mengerti,bagaimanapun kau bertanggung jawaba atas perusahaan.Aku berharap kau sampai dengan selamat,selalu kabari aku jika kamu memiliki waktu luang sayang"ucap Sasa bersikap baik-baik saja.
"Yasudah,aku matikan teleponnya dan kau istirahatlah sayang.Semoga mimpi indah princess,bye"
Arnold langsung mematikan sambungan teleponnya,dia menatap gelang kayu yang ada di tangannya.
"Aku akan mencoba untuk tidak memakainya,apa dengan tidak memakainya aku akan kembali normal"ucap Arnold melepaskan gelang kayu di tangannya.
Arnold merasa begitu gila,apalagi mendengar pikiran orang di sekitarnya ada yang menyukai dirinya dan bahkan ada juga yang membenci dirinya.
"Aku ingin tau asal usul gelang ini,kenapa setelah memakai gelang kayu ini dan aku mengalami kecelakaan itu,aku merasa ini bukan sebuah kebetulan belaka"gumam Arnold mengamati gelang kayu itu.
Arnold diam-diam mengamati ukiran di gelang kayu,dia merasa gelang kayu tersebut sangat unik.
"Apa aku harus menanyakan soal ini terhadap daddy? Tapi,nanti aku takut di kira berhalusinasi"pikir Arnold dengan dirinya yang masih bingung.
Arnold menyimpan gelang kayu itu di sebuah kotak,kemudian dia memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah sangat lelah.