Alya, seorang gadis desa, bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga kaya di kota besar.
Di balik kemewahan rumah itu, Alya terjebak dalam cinta terlarang dengan Arman, majikannya yang tampan namun terjebak dalam pernikahan yang hampa.
Dihadapkan pada dilema antara cinta dan harga diri, Alya harus memutuskan apakah akan terus hidup dalam bayang-bayang sebagai selingkuhan atau melangkah pergi untuk menemukan kebahagiaan sejati.
Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. SIAPAKAH DALANGNYA?
"Makanya, jangan menyinggung juragan Anton, keluarga jadi korban!."
Ketika masih dalam ratapan kesedihan, seseorang di kejauhan sana berkata nyinyir hingga terdengar jelas oleh Alya.
Tentu saja kata-kata tersebut membekas di pikiran Alya hingga ia berpikir, mungkinkah keluarganya meninggal karena Anton?
Malam itu, Arman memutuskan untuk tinggal menemani Alya dan menginap di sebuah hotel yang berada di sekitar desa tersebut meski tidak terlalu mewah.
Arman hanya memesan satu kamar karena memang mereka sudah terbiasa 'tidur bersama'.
Kini, Alya duduk di tepi tempat tidur seraya menatap kosong ke arah jendela yang terbuka sedikit. Angin malam yang sejuk mengibarkan tirai tipis, namun tidak bisa menyejukkan kegundahan hatinya.
Benak Alya tidak lepas dari pikiran tentang kematian keluarganya yang misterius. Kejadian demi kejadian terasa terlalu janggal untuk dianggap sebagai kecelakaan.
Seperti ada potongan puzzle yang hilang, Alya merasa bahwa kebakaran yang merenggut nyawa keluarganya mungkin terkait dengan masa lalunya, terutama hubungannya dengan Anton.
"Apa mungkin... dia?," gumam Alya pelan.
Saat itu, Arman baru kembali dari luar dan langsung masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk. Wajahnya terlihat serius, berbeda dengan sikap dingin yang selama ini ia perlihatkan sejak liburan.
"Alya, aku tahu ada sesuatu yang mengganggumu," kata Arman sambil mendekat. "Aku bisa melihatnya sejak kita pergi dari kampungmu itu. Ada yang tidak beres, bukan?."
Alya menunduk sambil menahan air mata yang hampir jatuh. "Tuan... Saya rasa ini semua bukan kebetulan. Kebakaran itu... keluargaku... Saya pikir ini bukan kecelakaan. Ada seseorang yang menginginkan mereka mati."
"Apa yang membuatmu berpikir begitu?," tanya Arman tampak terkejut.
"Juragan Anton... Orang yang hampir menikahiku. Istrinya, terutama istri ketiganya, selalu benci padaku. Aku takut... mereka ada di balik kebakaran itu."
Arman mengernyit, tatapannya berubah menjadi tegang. "Jika itu benar, kita harus menyelidikinya. Aku akan membantu, Alya."
Alya menatap Arman dan terkejut dengan keputusannya yang tiba-tiba. "Tuan... ini terlalu berbahaya. Mereka mungkin orang-orang yang kejam. Saya tidak ingin melibatkan Anda."
Arman pun menggeleng. "Aku sudah terlibat sejak kita bersama, Alya. Jika ini tentang melindungi kamu, aku tidak akan mundur. Aku akan memeriksa segala sesuatu tentang Anton dan keluarganya."
Alya akhirnya tidak bisa menahan air matanya lagi. "Tuan, saya tidak tahu bagaimana saya bisa melewati semua ini tanpa anda, Tuan..."
Arman lalu menyentuh pundak Alya dengan lembut dan berkata, "Jangan khawatir. Kita akan mengungkap kebenaran. Kamu tidak sendirian."
Akhirnya Alya merasa sedikit lebih tenang setelah seharian menangis. Mereka akhirnya berbaring di satu kasur namun kali ini tidak melakukan permainan panas.
Kali ini Arman lebih seperti pelindung. Ia memeluk tubuh Alya yang terkadang tubuhnya bergetar karena tangisnya yang terbawa mimpi.
"Kasihan sekali kamu Alya," batin Arman.
Tidak menunda lama, malam itu juga Arman langsung menghubungi beberapa detektif pribadi yang ia kenal untuk membantu menyelidiki latar belakang Anton dan istrinya.
Dengan keahlian para detektif itu, pagi ini, setelah Arman terbangun ia mendapati sang detektif sudah berada di hotel dengan informasi kecil yang bisa menjadi petunjuk penting.
Mereka menemukan bahwa Anton memiliki sejumlah masalah keuangan, dan istrinya yang ketiga terkenal memiliki sifat licik.
Detektif itu melaporkan, "Pak Arman, ada yang mencurigakan. Istri ketiga Anton memiliki sejumlah utang besar. Kami juga menemukan bukti bahwa dia punya riwayat bertindak kejam terhadap istri kedua Anton di masa lalu."
Arman memandang laporan itu dengan serius. "Apakah ada kemungkinan dia terlibat dalam kebakaran yang menimpa keluarga Alya?."
Detektif itu mengangguk pelan. "Kami belum bisa memastikan, tapi semua petunjuk mengarah pada niat dendam. Kami akan terus mencari tahu lebih lanjut."
Arman merasa darahnya mendidih. Ia semakin yakin bahwa apa yang dialami Alya bukanlah kebetulan.
Setelah detektif itu pergi, Arman segera masuk kembali ke kamar dan mendapati Alya sudah mandi dan rapih meski terlihat menyedihkan.
"Aku akan membawa keadilan untukmu, Alya," batin Arman seraya menatap Alya yang terlihat pucat.
"Tuan, Saya akan siapkan sarapan untuk Anda."
Arman mendekati Alya dan berkata, "Kamu tidak perlu repot-repot, sebentar lagi pihak hotel akan membawanya kesini. Kita akan ungkap semuanya, Alya. Mereka tidak akan lolos dari ini."
Alya tersenyum tipis, meski hatinya merasa cemas. "Terima kasih, Tuan. Saya tidak akan bisa melakukannya tanpa Anda."
Siapakah dalangnya?