NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Pria Idaman

Mendadak Jadi Pria Idaman

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Ilmu Kanuragan
Popularitas:39.7k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Menjadi pria idaman banyak wanita? Sungguh tidak pernah terlintas dalam pikiran seorang pemuda berusia 22 tahun yang akrab dipanggil Bayu.

Pemuda kampung yang tidak pernah percaya diri untuk menjalin hubungan spesial dengan wanita, tidak pernah menyangka, keputusannya merantau ke ibu kota, membuat Bayu menjadi pria yang paling diinginkan para wanita.

Apakah hal itu membuat Bayu senang? Atau justru Bayu akan mendapat banyak masalah karenanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gio Diculik

"Mbak, bisa puter balik nggak?" pinta Bayu setelah melewati tempat di mana Gio sedang menikmati es krim sendirian.

"Kenapa?" tanya Selin sedikit tertegun.

"Itu, ada anak langganan saya, duduk di taman sendirian. Sepertinya dia lagi nunggu seseorang apa gimana? Biasanya jam segini juga, dia sudah pulang," ucap Bayu nampak resah.

"Mungkin dia lagi nunggu orang tuanya ke toilet," balas Selin sembari memelankan laju mobilnya.

"Emang di taman itu ada toilet?" tanya Bayu sembari sesekali memperhatikan arah belakang melalui kaca spion.

"Nggak tahu juga. Aku nggak pernah main ke situ," jawab Selin enteng.

"Hmm... ya udah, Mbak, tolong, putar balik sebentar aja," pinta Bayu penuh permohonan.

"Iya, iya. Kenapa kamu kaya khawator gitu?" Selin pun tak tega. Dia segera mencari jalan yang ada celahnya untuk putar balik.

Bayu menanggapinya hanya dengan tersenyum.

Begitu sudah berhasil balik arah, Selin segera melajukan mobilnya ke arah taman dengan kecepatan sedang. Namun, begitu mereka hampir sampai di tempat tujuan, kening Bayu berkerut kala menyaksikan sesuatu.

"Mereka siapa?" gumam Bayu nampak penasaran.

"Kenapa?" tanya Selin, sembari mencoba memandang ke arah pandang Bayu saat ini.

"Itu, di sebelah kanan dan kiri Gio, ada oran. Apa mereka hanya pengunjung?"

Selin pun ikut memperhatikan lebih seksama. Namun beberapa detik kemudian, mata Selin agak memicing. "Kenapa mereka tengak-tengok gitu? Kaya sedang mencari sesuatu?"

Bayu pun sama, memperhatikan dua orang itu dengan tatapan menyelidik. Namun tak lama setelahnya mata keduanya membulat kala menyaksikan hal tak terduga di seberang sana.

Gio dibekap beberapa detik, hingga Gio terlihat lemas. Lalu salah satu pria yang duduk di sisi kanannya mengangkat tubuh Gio, begitu di depan mereka ada mobil yang tiba-tiba berhenti.

"Mereka penculiik!" seru Selin dan Bayu bersamaan.

Para penculik bergerak dengan mudah dan cepat karena di sekitar tempat itu kebetulan cukup sepi. Dengan tergesa, dua penculik itu masuk ke dalam mobil lalu mereka kabur.

"Jangan teriak, Bay!" titah Selin kala melihat Bayu yang hendak berteriak.

"Kenapa, Mbak?" Bayu tentu saja heran. Namun tak segera menjawab. Wanita itu segera mengambil langkah putar balik.

"Kita ikuti mereka. Sepertinya mereka tidak tahu ada yang menyaksikan aksi penculikan itu."

Bayu terdiam. Lalu matanya memperhatikan ke segala arah. Bayu seketika mengerti, di sekitar tempat itu memang terlihat sepi.

Meski siang hari dan terlihat ada minimarket dan beberapa toko di seberang taman. Sepertinya orang-orang yang ada di sana, tidak ada yang menyadari dengan kejadian itu.

"Karena cuaca panas, daerah sini tuh kalau siang memang sepi. Memang anak itu sekolah di mana? Kok bisa nyampe taman ini?" tanya Selin begitu menemukan mobil yang menculik anak kecil tadi.

"Dia sekolah di itu, beberapa meter sebelum taman, kan ada sekolahan. Nah, dia sekolah di sana," balas Bayu sesuai dengan apa yang dia ingat kemarin kala bertemu Gio di depan sekolahan.

"Kok kamu tahu?"

"Iya, kemarin, pas saya pulang dari rumah Mbak Selin, saya ketemu anak itu dan mengantarnya pulang. Kemarin dia dengan Bibinya."

Selin nampak mengangguk beberapa kali. "Oh. Apa mungkin yang jemput anak itu, lagi belanja di minimarket? Tadi kamu lihat kan, di seberang taman ada minimarket?"

"Iya, mungkin saja ya?"

"Ya udah, kita fokus ngikutin mobil itu aja dulu."

"Mbak Seljn nggak keberatan? Bukankah Mbak harus ke kantor ya?"

"Astaga! Orang lagi darurat, masa iya aku milih ke kantor. Lagian kalau aku dalam bahaya, kan ada kamu."

Bayu pun tersenyum, lalu matanya kembali fokus mengawasi mobil yang menculik Gio.

Benar, kata Selin, mungkin karena merasa aman, mobil itu nampak melaju dengan kecepatan sedang. Selin pun menjaga jarak agar mereka tidak ketahuan.

"Sebaiknya aku hubungi orang tuanya dulu," ucap Bayu kala mengingat Mira. Pria itu pun segera merogoh tasnya. "Astaga! Aku lupa, ponselku mati."

Selin malah nampak tersenyum menyaksikan reaksi Bayu. "Ya udah telfon pake nomerku aja."

"Emang Mbak Selin punya nomernya?"

"Enggak lah. Kan nggak kenal. Ya kali aja kamu hapal nomer orangtuanya."

"Nggak juga, Mbak."

"Astaga!" Selin terperangah. "Jadi gimana? Apa kita ikuti mereka dulu?"

"Ya, lebih baik begitu, Mbak. Keselamatan Gio lebih penting."

Selin setuju. Tanpa banyak pertimbangan lagi, mereka kembali fokus mengikuti mobil si penculik.

Dilihat dari laju mobilnya, para penculik itu sepertinya benar-benar tidak menyadari kalau mereka diikuti. Bahkan, begitu mereka sampai di sebuah komplek perumahan, mereka belum sadar juga kalau beberapa meter dari mobil mereka, ada dua pasang mata yang mengawasi.

"Mereka berhenti, Bay," seru Selin. Bayu pun mengiyakan dan pandangan mereka tetap fokus pada apa yang sedang mereka buru.

"Sepertinya itu rumah mereka" ucap Bayu kala menyaksikan pintu gerbang yang terbuka di dekat mobil si penculik.

"Lalu, sekarang kita harus bagaimana, Bay?"

Bayu pun seketika berpikir. "Aku tahu. Mbak, coba rekam mereka."

Selin segera mengambil ponselnya. Dengan mempebar ukuran gambar, Selin jadi bisa lebih mudah dan lebih jelas merekam wajah para penculik.

"Waduh, Bay. Mereka masuk tuh!"

Bayu kembali terdiam dengan otak berpikir keras guna mencari jalan keluar. Bayu memperhatikan sekitar bangunan tersebut. Saat matanya menangkap tiang listrik di dekat rumah itu, seketika, Bayu menemukan ide.

"Mbak, Mbak Selin waspada di sini ya? Aku akan mencoba masuk melalui tiang listrik itu."

Astaga, Bayu! Kamu bisa? Bahaya loh. Apa sebaiknya kita panggil polisi aja?"

"Jangan dulu, Mbak. Kita nggak punya bukti kalau mereka penculik."

"Tapi kan tadi kita menyaksikan sendiri, mereka membekap mulut anak itu sampai pingsan. Itu bisa dijadikan bukti loh, Bay?"

"Tapi, Mbak. Kalau cuma katanya dan tidak ada bukti akurat berupa foto, misalnya, apa polisi bakalan percaya? Mending Mbak tenang aja deh. Aku pasti bisa jaga diri kok. Mbak jangan khawatir."

"Ya pasti khawatir lah. Yang kamu hadapi itu penjahat loh, Bay."

"Udah, Mbak Selin tenang aja. Untuk saat ini, aku bakalan waspada. Nggak kaya semalam."

Selin sontak mencebikan bibirnya. "Ya udah. Kalau mau kamu kaya gitu, silahkan."

Bayu pun tersenyum lega. Pemuda itu segera turun dan melangkah menuju tiang listrik yang berada di sisi kanan gerbang rumah tersebut.

Setelah mengawasi keadaan sekitar dan merasa cukup Aman, Bayu pun segera beraksi. Karena anak kampung yang suka main di ladang, dengan sangat mudah, Bayu berhasil naik tiang itu dan mendarat di atas tembok.

Sejenak Bayu mengawasi rumah dibalik tembok. Begitu terlihat aman, Bayu langsung terjun dari sana. Setelah mendarat, Bayu langsung bergerak cepat, bersembunyi di antara pohon rindang, yang tak jauh dari pintu gerbang.

"Sekarang, tinggal mencari jalan masuk," gumam Bayu dengan mata yang mengedar ke sekitar.

Namun di saat bersamaan, Bayu melihat dua penculiknya, keluar dari rumah tersebut dengan wajah yang nampak ceria.

Bayu pun mendengar, apa yang mereka katakan dan betapa terkejutnya Bayu kala mereka menyebut satu nama yang pernah Bayu dengar.

1
ReogKhentir
Enak sekali Bayu dapat asupan gizi dari mbak Mira malam ini.........
Apriyanti
mantap deh Bayu 😅
lanjut thor
Yuliana Purnomo
dapet bonus lagi bayu
Yuliana Purnomo
waspadalah bay,,ada pengintai
Yuliana Purnomo
dapet Jackpot bayu
Apriyanti
lanjut thor
nurjen
waduh waduh gimana sih bay/Smile//Smile//Scream/
Adri Pratama
lanjutkan thor
Apriyanti
lanjut thor
Wan Trado
home service bukannya service home
maaf yaa 🙏
Wong Ngapak: anggap aja sama yak? othornya lupa ngedit 😁
total 1 replies
Yuliana Purnomo
tawaran Airin sungguh woooooww
Adri Pratama
lanjutkan thor
Morton Hearrison
3 bab kek Thor...
Abanx Barkah Panglima Tempur
thour agak Banyak kin dikit lah bab nya
Adri Pratama
lucu Thor alur ceritanya, gua suka yg begini nih, lanjutkan thor yg semangat ya
Apriyanti
lanjut thor
nurjen
g mana nih Bay bay/Smile//Smile//Smile//Smile//Frown/
ReogKhentir
Dikasih tawaran untuk enak enak saat ini terima ga ya......... 🤔🤔🤔 lantas rencana Airin dan Bayu untuk menghancurkan kelompok pengedar ini seperti apa........
Apriyanti
lanjut thor
Hendrik
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!