Novel Pertama
Hidup mandiri dalam kesendirian dan diacuhkan oleh keluarga karena berstatus anak haram, membuat Bella memilih menjalani takdirnya sendiri. Mengabaikan cibiran orang-orang, Bella berhasil mencapai puncak tertinggi.
Menghilang selama enam tahun lalu kembali menjadi sosok paling disegani dan dihormati. Lidah tajam dan mulut beracunnya membuat orang-orang hanya berani mencibir dari belakang.
"Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu. Berjuanglah keras dalam kesunyian dan biarkan kesuksesan kita menggema ke seluruh dunia."
~ Qiara Arabelle ~
__________
Pria tampan nan arogan serta kekayaan dan kekuasaan berada ditangannya, tidak sengaja dipertemukan oleh gadis berpenampilan sederhana namun berhasil membuat sosoknya yang tak tersentuh mengharapkan cinta dari gadis acuh namun tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 | Pagi Bersama
07:15 a.m
Bella terbangun saat cahaya matahari menyusup masuk di sela-sela matanya. Nyaman. Itulah yang dirasakannya sekarang. Membuat nya enggan untuk beranjak.
“Masih betah?” Suara berat itu membuat Bella langsung terduduk dan menatap ke asal suara. Matanya membulat saat menyaksikan siapa pemilik suara itu. Pria tampan yang hanya menggunakan Kaos dengan botol minum ditangannya. Alex menatapnya dalam dari sudut ruangan.
“K ... kau. Bagaimana bisa ada disini?”
“Menurutmu?” Alex menyeringai lalu berjalan mendekat ke arah Bella.
Semalam Alex memang tidak pulang dan tidur di ruang tamu Bella. Meskipun terjadi sedikit perdebatan dengan Ken yang tidak setuju jika dia menginap. Bagaimanapun Bella adalah seorang wanita. Dia khawatir, tentu saja. Tapi sekali lagi! Dia takkan menang melawan Alex. Alhasil beginilah jadinya.
Bella beringsut mundur hingga punggungnya menyentuh pembatas ranjang ketika Alex mulai naik dan mengurungnya dengan kedua tangan.
“Al ... Alex. Kau mau apa!” Bella menahan nafasnya ketika Alex mendekatkan wajahnya.
Alex tersenyum “Morning kiss, Bebe.” Langsung memanggut bibir Bella lembut. Bella terbelalak dan memukul dada Alex. Dia melepas pangutannya dan beralih mengecup pipi Bella. Gadis terdiam syok membuat Alex mengulas senyum tipis.
“Why? Ingin lagi?” Bella mendengus tidak suka. “Dasar mesum!” Bella beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Alex terkekeh pelan. Sebentar lagi gadisnya ini pasti akan berteriak.
“ALEX!”
See, benar kan?
“Yes. Bebe?” Alex sudah berdiri di dekat pintu.
“SIAPA YANG MENGGANTI PAKAIANKU!” teriaknya dari dalam kamar mandi. Saat akan melepas pakaiannya Bella baru menyadari jika pakaiannya sudah berbeda dari yang dia pakai tadi malam.
Jadi siapa yang menggantinya? Tanpa sadar dia langsung meneriaki Alex. Insting seorang wanita memang selalu benar.
“Aku tidak macam-macam, Sayang. Hanya satu macam.”
“ALEX!”
Alex berusaha menahan tawanya. “Just kidding.Don’t worry, Bebe. Aku terpaksa melakukannya. Kau terlihat tidak nyaman, jadi aku menggantinya.” Alex kembali mengingat kejadian semalam. Berada di dekat Bella saja bisa membuat libido nya bangkit. Apalagi saat dia mengganti pakaian gadis itu! Tubuh mulusnya dan beberapa hal yang mencolok.
Ahh Shit! Aku harus segera menikahinya.
...--- o0o ---...
“Kau yakin sayang?”
“Tentu saja. Mom, tahu kan jika perusahaan QA itu incaran para wanita. Disana gudangnya wanita sosialita dan bertalenta! Sejak dulu aku sudah bermimpi ingin menginjakkan kaki disana sebagai salah satu yang bertalenta itu. Meskipun hanya sebagai gadis magang. Tidak masalah, siapapun yang berhasil masuk pasti akan sangat bangga. Aku juga sangat menyukainya karena perusahaan itu tidak memandang pendidikan tinggi. Mereka lebih mengandalkan skill seseorang.”
“Ya, benar. Itu cukup membuktikan jika pemimpinnya bukan orang yang sombong. Bahkan lulusan high school saja bisa diterima baik disana,” ucap Clarissa.
“Itu sebabnya aku sangat mengagumi CEO nya. Ada yang bilang dia masih muda dan sangat cantik! Dia juga orang yang sangat dermawan. Tapi sayang, identitasnya sangat tersembunyi. Aku yakin Mom Dad, jika dia muncul, pasti akan menggemparkan dunia.” Sofia memekik heboh.
Alfred hanya menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya itu. “Jika bisa. Dad pasti sudah membantumu masuk tanpa seleksi. Tapi sayang mereka tidak dizinkan menggunakan orang dalam.”
“Tentu saja, Dad. Itu karena mereka ingin memastikan sendiri calon karyawan mereka layak atau tidaknya. Jikapun bisa, aku lebih memilih masuk dengan usahaku sendiri. Lagipula aku sudah kuliah dengan sungguh-sungguh agar lolos!” Sofia memanyunkan bibirnya kesal.
“Baiklah, Daddy. Percaya padamu.” Alfred terkekeh pelan.
“Mommy yakin kau bisa!”
“Okay. Aku berangkat sekarang. Doakan aku lulus wawancara, Mom, Dad.” Sofia mencium pipi ibu dan ayahnya bergantian.
...--- o0o ---...
Bella telah siap. Dia berniat pergi ke salah satu cabang restaurant miliknya yang ada di New York untuk mengecek dan melihat perkembangannya. Dia berjalan keluar dan melihat Alex telah siap dengan baju kantornya. Sepertinya Bean yang mengantar pakaian, pikir Bella.
“Kau mau kemana?” Saat melihat Bella nampak sangat cantik dengan balutan dress kotak-kotaknya.
“Kau sudah makan?” Bukannya menjawab Bella malah bertanya.
“Belum. Kau saja belum memasakkanku.” Bella mendelik sebal, harus yah mengatakan itu. Salah sendiri menginap.
Bella berjalan menuju dapur diikuti oleh Alex. Dia menunggu di kursi meja makan sambil memperhatikan Bella yang nampak cekatan saat mengolah bahan-bahan. Dia benar-benar merasa beruntung karena memilih Bella. Meskipun kaya tapi tidak menjadikan wanita itu manja dan sombong. Justru sangat mandiri dan dewasa, walaupun sedikit bar-bar.
“Apa kau tidak mempekerjakan pelayan disini? Aku tidak ingin kau kelelahan karena mengurus semuanya. Apalagi Apartement ini tidak kecil.”
“Mereka hanya datang setiap Sabtu untuk bersih-bersih. Sisanya aku masih sanggup,” kata Bella. Tangannya masih sibuk mengiris daging.
Setelah beberapa saat. “Selesai.”
“Steak?” Alex mengangkat satu alisnya memastikan. Hidangan ini berbeda dari steak pada umumnya. Daging ini sedikit berair saat dipotong dan teksturnya lebih lembut.
“Ini Pot Roast. Memasaknya lebih cepat jadi aku membuat itu saja. Cobalah.” Alex mencobanya dan benar saja, rasanya sangat enak. Sepertinya dia akan menjadikan Bella Chef dadakan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Tinggalkan jejak dengan COMMENT AND LIKE biar Author semangat terus ngetiknya😊...
...Jangan lupa FAVORIT, RATE, AND VOTE...