Kembar Genius Punya CEO Hareudang

Sementara Desmon saat ini berada di apartemennya, dia bingung harus menjelaskan apa pada si kembar jika mereka tahu akan menikahi Jeni bukan mamanya.

Bahkan persiapan pernikahan sudah berjalan 90℅ dan semuanya sudah diatur oleh Jeni.

Seharusnya dia memberi kebahagiaan pada Nano dan si kembar yang dia lewatkan selama 7 tahun ini tapi justru dirinya membawa masalah bagi mereka.

Semenjak Nano dan si kembar tiba di Ibukota, dia justru sudah memberi mereka beban. Dan itu semua berawal dari hobinya yang bermain wanita sana sini tapi kalau bukan karena Nano yang salah ketuk kamar pasti saat ini si kembar tidak ada. Ada yang dia sesali dan ada juga yang dia syukuri dari semua kejadian ini.

Desmon meneguk anggur untuk kesekian kalinya supaya mengurangi setresnya.

"Maafkan aku, darling," lirih Desmon yang teringat Nano.

Di luar apartemen, Jeni baru turun dari mobil yang ada di parkiran basement. Dia sudah berencana untuk menghabiskan malam ini dengan Desmon, dia akan memberi pria itu obat perangsang.

"Aku harus hamil anak Desmon," gumamnya.

Jeni bertekad akan mengikat Desmon, jadi setelah menikah pria itu tidak akan bisa menceraikannya.

Dengan penampilan seksinya Jeni memencet bell apartemen Desmon saat sudah sampai di unit apartemen calon suami itu.

"Mau apa kau kesini!" ucap Desmon saat membuka pintu apartemennya. Dia pikir yang memencet bell adalah kurir yang mengantar makanan pesanannya.

"Jadi begitu caramu menyambut calon istrimu," sahut Jeni dengan mendorong pelan tubuh Desmon supaya dia bisa masuk.

"Pergi kau, rubah betina licik!" bentak Desmon yang melihat Jeni masuk dan dengan santainya wanita itu duduk di sofa.

"Ayolah, kita akan menjadi suami istri jadi harus lebih dekat. Bagaimana jika kita minum?"

Jeni meraih botol anggur yang baru saja Desmon minum dan menuangkan pada dua gelas disana. Pada saat itu kurir yang ditunggu Desmon sudah tiba, saat Desmon sibuk menerima makanan pesanannya buru-buru Jeni memasukkan obat perangsang pada gelas Desmon.

"Aku akan pergi jika kau mau minum denganku malam ini," ucap Jeni yang melihat Desmon mendekatinya.

*****

Disisi lain, Bobi yang sedang melakukan transaksi racun yang dia ciptakan tanpa sadar telah diintai seseorang sedari tadi.

Bobi menaruh racunnya dalam kotak-kotak rokok lalu membungkusnya seperti baru lagi. Racun-racun itu akan dibawa menyeberang menggunakan kapal ke Singapura karena disana pembelinya sudah menunggu.

"Beres, Bos!" ucap anak buahnya saat racun-racun itu sudah berhasil naik ke kapal.

"Bagus! Seperti biasa tempatkan dua orang untuk mengawal racun-racunku," perintah Bobi kemudian.

Dia berbalik karena merasa urusannya sudah selesai, Bobi ingin menghubungi Jeni karena dia begitu kecanduan dengan pelayanan wanita itu. Dia ingin terus mencicipi tubuh Jeni sebelum wanita itu menikah.

Tapi langkahnya tiba-tiba terhenti karena orang yang mengintainya sudah menampakkan diri.

"Well, well, well, lihat siapa yang datang! Apa kabar, Pedrosa?" Bobi tersenyum sinis melihat mantan gurunya ada disana.

Pedrosa yang tak lain adalah Mr. P itu semakin mendekati Bobi dengan menatapnya tajam. "Hentikan semua ini! Kau mengedarkan racun berbahaya yang bisa disalah gunakan!"

Bobi terkekeh. "Aku bukan muridmu lagi jadi jangan campuri urusanku!"

"Aku tidak ingin mencampuri urusanmu! Aku hanya ingin kau sadar, kita diberi kelebihan ilmu pengetahuan bukan berarti bisa disalah gunakan begini," ucap Mr. P dengan penuh penekanan.

"Lantas apa bedanya aku dengan kau! Bukankah kau selama ini membobol bank dan perusahaan untuk mendapatkan uang!" sahut Bobi tak mau kalah.

Mr. P menghela nafasnya panjang. "Ya, aku memang tak jauh beda darimu tapi ada dua anak hebat yang menyadarkanku sekarang!"