Kiss Me

Sekertaris Joy berdiri saat melihat istri tuannya datang dengan terburu-buru, Joy berjalan ke arah Anya yang hendak masuk ke dalam ruang kerja suaminya.

“Nona, di dalam sedang ada gamu.” Ucap Sekertaris Joy, namun Anya tidak menggubris ucapan Joy dan tetap membuka pintu ruangan Arsen.

Brak!

Seketika Arsen dan seorang wanita menoleh ke arah sumber suara, mata Anya membulat saat melihat tangan wanita ada di dada suaminya.

“Yak!!! Beraninya kau menyentuh priaku!” Sentak Anya sambil berlari me arah wanita itu, Anya langsung menepis tangan Siska dari dada suaminya dan menarik rambut wanita itu begitu saja.

“Aaakkk!! Sakit, lepasin!!” Teriak Siska berusaha melepaskan tangan Anya dari rambutnya.

Mata Anya melotot dengan penuh amarah, dia saja tidak pernah berani menyentuh suaminya saat mereka belum menikah, kenapa wanita ini begitu berani menyentuh milik orang lain.

Sekertaris Joy bergegas lari dan berusaha memisahkan mereka berdua karena kini Siska balas menjambak Anya.

“Nona, tolong berhentilah.” Pinta Sekertaris Joy.

Namun bukannya terpisah, justru sekertaris Joy ikut terjambak oleh ke dua orang itu.

Arsen yang sejak tadi diam dengan wajah terkejut karena melihat tingkah laku istrinya, Arsen pun mengurut keningnya yang terasa sakit.

“Anya Alesya Juli!” Sentak Arsen akhirnya hingga ketiga orang itu terdiam tanpa melepaskan tangan mereka dari rambut satu sama lain.

Mereka menatap Arsen dengan wajah berantakannya, Arsen langsung menarik bahu Anya dan membuat ketiga orang itu saling menjauh satu sama lain.

“Kenapa kamu datang-datang langsung menyerang, Siska?” Tanya Arsen dengan sorot mata tajamnya, Anya menunduk dengan bibir mengerucut.

“Dia gak sopan, udah berani sentuh-sentuh suamiku!” Jawab Anya dengan nada rendahnya, Anya paling takut jika suaminya sudah menatap dirinya dengan tatapan itu. Karena sejak dulu, Anya paling takut pada Arsen yang selalu menatapnya dengan tatapan tidak suka.

Siska tertawa. “Suami? Kalau ngomong tuh yang benar, gadis barbar sepertimu mana mau Arsen dengan mu. Apa kamu punya sopan santun sampai berani menjambak rambut orang—“

“Siska, Diam!” Sentak Arsen, seketika wanita itu terdiam. “Anya memang istriku, dan dia bukan gadis bar-bar. Dia tidak salah karena kamu yang sudah bersikap tidak sopan menyentuh seorang pria.” Ucap Arsen dengan tegas.

Anya mendongak dan tersenyum melihat suaminya membela dirinya, Anya yang berdiri di belakang Arsen langsung mengintip Siska yang kini sedang mendapat ceramah dari suaminya.

Anya pun menjulurkan lidahnya saat Siska menatap ke arahnya, seketika rasa kesal muncul pada wanita itu.

“Tapi dia—“ ucapan Siska menghilang begitu saja saat melihat sorot mata tidak suka dari rekan kerjanya itu.

“Keluarlah lebih dulu, kita lanjut bicara di ruang kaca.” Titahnya, lalu Arsen menoleh pada Anya yang berdiri di belakangnya. “Tunggu aku selesaikan dulu pekerjaanku.” Ucap Arsen sambil mengusap pucuk kepala istrinya, Arsen lalu mendekatkan pipinya dan menempelkan pipinya di bibir Anya.

Siska yang melihat itu langsung mendelik, dia lalu berjalan mengikuti Arsen yang lebih dulu keluar dari tempat itu. Siska semakin di baut kesal saat melihat Anya kembali menjulurkan lidah seolah sedang mengejek dirinya.

“Arsen, kamu serius udah nikah sama dia?” Tanya Siska dengan kesal, dia lalu menutup pintu ruangan kerja Arsen dengan keras karena kesal melihat wanita yang lebih muda darinya itu.

.

To be continued…