NovelToon NovelToon
Cinta Ceo Posesif

Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Persaingan Mafia
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desfitri

**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.

**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.

**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31

**Pagi di Kantor Nata Samudra Corp**

Di pagi yang cerah, suasana di kantor Nata Samudra Corp terasa sedikit berbeda. Levi sedang berdiskusi dengan Ervin di ruang rapat, membahas langkah-langkah selanjutnya untuk memperkuat keamanan dan memperluas operasi mereka. Meskipun Dora sudah tertangkap, ancaman dari pihak lain masih ada.

“Kita harus tetap waspada. Don Fernando dan para pesaing lainnya tidak akan diam saja setelah kegagalan mereka,” kata Levi sambil memeriksa laporan terbaru dari tim intelijennya.

Ervin mengangguk setuju. “Kita sudah meningkatkan keamanan di semua titik operasi kita, tapi kita perlu lebih dari itu. Aku sedang memantau pergerakan mereka, tapi ada beberapa yang mencoba bersembunyi di balik operasi legal.”

Levi menghela napas, menyadari betapa rumitnya situasi yang mereka hadapi. “Kita perlu memastikan bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk merusak kita lagi. Aku akan berbicara dengan ayahku tentang ini.”

Saat Levi bersiap untuk meninggalkan kantor, dia menerima pesan dari Langit yang meminta bertemu untuk membahas sesuatu yang penting. Levi, meskipun masih ada rasa curiga terhadap Langit, setuju untuk bertemu dengannya di kedai kopi dekat kampus.

**Siang di Kedai Kopi**

Di kedai kopi yang tenang, Langit menunggu kedatangan Levi dengan wajah penuh kekhawatiran. Ketika Levi tiba, mereka segera memilih meja di sudut yang agak sepi untuk berbicara.

“Ada apa, Langit?” tanya Levi sambil menatap Langit dengan intens.

Langit menatap Levi dengan serius. “Aku baru mendapat informasi bahwa Don Fernando sedang merencanakan sesuatu yang besar. Mereka mungkin mencoba menyerang salah satu gudang utama kita.”

Levi mengangguk, meskipun sudah menduga hal itu. “Aku sudah memperkirakan itu. Tapi apakah kamu punya detail lebih lanjut tentang rencana mereka?”

Langit menggelengkan kepala. “Sayangnya, belum banyak yang aku dapat. Tapi aku tahu mereka tidak akan menyerah dengan mudah.”

Levi berterima kasih atas informasi itu, meskipun dia tetap waspada. “Terima kasih, Langit. Aku akan memastikan tim kita siap menghadapi apapun yang mereka rencanakan.”

Setelah pertemuan itu, Levi segera menghubungi Ervin untuk mengatur strategi pertahanan di gudang utama mereka, memastikan semuanya berada dalam kondisi siaga tinggi.

**Malam di Apartemen Lia**

Malam itu, Levi duduk bersama Lia di apartemen, berusaha memberitahukan kabar terbaru tentang ancaman dari Don Fernando. Dia tahu ini saat yang tepat untuk jujur tentang perannya sebagai ketua mafia, meskipun merasa cemas tentang reaksi Lia.

“Ada sesuatu yang perlu aku bicarakan denganmu, Lia,” kata Levi dengan suara lembut namun serius.

Lia menatap Levi dengan rasa ingin tahu. “Apa itu, Levi?”

Levi menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. “Aku bukan hanya seorang CEO. Aku juga ketua dari sebuah keluarga mafia. Keluargaku memiliki jaringan operasi yang luas, dan saat ini kita sedang berada di bawah ancaman dari keluarga mafia lain.”

Lia terkejut, menatap Levi dengan mata terbuka lebar. “Kamu seorang ketua mafia? Mengapa kamu tidak pernah memberitahuku?”

Levi meraih tangan Lia, mencoba menenangkannya. “Aku tidak ingin kamu terlibat atau terancam. Aku berusaha melindungimu dari dunia ini. Tapi sekarang, dengan semua yang terjadi, aku merasa kamu harus tahu.”

Lia menarik napas panjang, mencoba memproses informasi yang baru saja dia dengar. “Aku mengerti, Levi. Tapi jika ini adalah bagian dari hidupmu, aku ingin menjadi bagian dari itu juga. Aku tidak ingin hanya menjadi seseorang yang dilindungi. Aku ingin bisa melindungi diriku sendiri dan orang-orang yang aku sayangi.”

Levi menatap Lia dengan penuh kekaguman dan kebingungan. “Apa maksudmu, Lia?”

Lia menggenggam tangan Levi lebih erat. “Aku ingin belajar. Aku ingin tahu bagaimana cara bertahan dan melawan. Aku ingin membantu kamu menghadapi semua ini.”

Levi merasa tercengang, tetapi juga terkesan oleh keteguhan hati Lia. “Kamu yakin tentang ini, Lia? Dunia ini penuh dengan bahaya.”

Lia mengangguk dengan tegas. “Aku yakin. Aku tidak akan mundur. Jika kita akan menghadapi semua ini bersama, aku ingin siap.”

Levi akhirnya setuju, meskipun hatinya masih dipenuhi kekhawatiran. “Baiklah. Aku akan membantumu. Tapi kita akan melakukannya dengan hati-hati.”

**Hari-Hari Pelatihan**

Hari-hari berikutnya, Levi mulai melatih Lia di apartemennya. Mereka berlatih dengan berbagai teknik dasar pertahanan diri, pengenalan senjata, dan cara melarikan diri dari situasi berbahaya. Meskipun pada awalnya Lia kesulitan, dia menunjukkan semangat yang luar biasa dan tekad untuk belajar.

“Ayo, Lia. Fokus pada target,” kata Levi sambil mengarahkan Lia dalam latihan menembak. “Kamu harus bisa mengendalikan senjata dengan baik.”

Lia mengatur napasnya, mencoba mengendalikan ketakutan yang masih ada saat memegang senjata. Dengan bimbingan Levi, dia mulai merasa lebih nyaman dan percaya diri.

Selain latihan fisik, Lia juga belajar tentang strategi dan taktik dari Ervin, yang dengan senang hati berbagi pengetahuan tentang bagaimana menghadapi ancaman dari pihak luar.

“Ini tentang memikirkan beberapa langkah ke depan,” kata Ervin saat menunjukkan peta operasi. “Kamu harus bisa memperkirakan gerakan musuh dan bersiap menghadapi berbagai kemungkinan.”

Lia menyerap setiap pelajaran dengan tekun, meskipun ada kalanya dia merasa kewalahan. Namun, semangatnya tidak pernah surut, dan dia terus berusaha sebaik mungkin.

**Pertemuan Rahasia di Markas Don Fernando**

Di markas Don Fernando, suasana semakin tegang. Mereka sedang menyusun rencana untuk menyerang Nata Samudra Corp dengan lebih cerdik dan menghancurkan kekuasaan Levi.

“Kita tidak bisa lagi meremehkan mereka,” kata Don Fernando dengan nada penuh kemarahan. “Mereka sudah terlalu banyak menghancurkan rencana kita. Kali ini, kita harus memastikan mereka hancur sepenuhnya.”

Anak buahnya mendengarkan dengan penuh perhatian, menerima perintah dengan serius. Mereka tahu bahwa kegagalan kali ini tidak bisa ditoleransi lagi.

“Kita akan menyerang salah satu gudang utama mereka minggu depan,” lanjut Don Fernando. “Kita perlu memastikan bahwa mereka tidak punya kesempatan untuk melawan.”

**Malam di Apartemen Lia**

Malam itu, setelah hari yang melelahkan, Lia dan Levi duduk bersama di balkon apartemen. Meskipun tubuh mereka lelah, ada rasa puas yang terpancar di wajah Lia setelah berhasil melalui sesi pelatihan yang berat.

“Aku masih tidak percaya aku melakukan semua itu,” kata Lia sambil tertawa kecil, menatap Levi dengan senyum lelah.

Levi tersenyum, matanya penuh kebanggaan. “Kamu melakukannya dengan sangat baik, Lia. Aku sangat bangga padamu.”

Lia menyandarkan kepalanya di bahu Levi, merasakan kenyamanan dari kehadirannya. “Aku merasa lebih siap sekarang. Terima kasih sudah mengajariku, Levi.”

Levi membelai rambut Lia dengan lembut. “Aku hanya ingin memastikan kamu aman. Kita akan menghadapi ini bersama, apa pun yang terjadi.”

Malam itu, di bawah langit yang penuh bintang, mereka merasa lebih dekat dari sebelumnya. Meskipun tantangan yang mereka hadapi semakin besar, mereka berdua yakin bahwa dengan bersama, mereka bisa mengatasi segalanya.

**Persiapan Operasi**

Beberapa hari kemudian, Levi dan timnya sedang mempersiapkan operasi untuk menghadapi serangan yang direncanakan oleh Don Fernando. Gudang utama mereka dijaga ketat, dengan pengamanan ekstra dan tim yang siap siaga sepanjang waktu.

“Kita tidak bisa meremehkan mereka,” kata Levi saat briefing dengan tim. “Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan.”

Ervin mengangguk setuju. “Kita sudah memasang kamera dan sensor tambahan. Tidak ada yang bisa mendekati tanpa kita ketahui.”

Lia, yang sekarang ikut serta dalam briefing, mendengarkan dengan seksama. Meskipun dia masih merasa sedikit cemas, dia lebih percaya diri setelah pelatihan yang dia terima.

“Kita juga perlu memastikan bahwa semua rute keluar aman,” tambah Lia, menunjukkan peta rute di layar. “Jika mereka mencoba masuk, kita harus bisa melarikan diri dengan aman.”

Levi menatap Lia dengan bangga. “Ide bagus, Lia. Kita akan pastikan semuanya siap.”

**Malam Penyerangan**

Malam itu, suasana di sekitar gudang utama Nata Samudra Corp terasa tegang. Tim keamanan dan para anggota sudah berada di posisi masing-masing, siap menghadapi serangan yang mungkin terjadi kapan saja.

Levi berdiri di pusat komando, memantau setiap pergerakan melalui layar monitor. Lia berdiri di sampingnya, siap membantu jika diperlukan.

“Tetap tenang dan ikuti rencana,” kata Levi kepada timnya melalui radio. “Kita tidak akan membiarkan mereka merusak apa pun.”

Bersambung_-

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
♥\†JOCY†/♥
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!