Awan menyingsing berdendang di langit senja yang muram. Desir angin menusuk hangat dingin di malam yang membeku. Debur ombak memecah keheningan malam. Seorang gadis berusia 18 tahun tergeletak di lantai sebuah ruangan kosong tepi pantai. Wajahnya membengkak bekas dipukuli, tangan dan kakinya penuh dengan luka darah yang mengering.
Dinginnya angin malam menusuk sampai ke tulang membuat Chika membuka matanya. Chika memegang kepalanya yang terasa berat. Chika merintih menahan sakit. Chika sungguh tidak mengerti, apa kesalahan yang dia perbuat sehingga disiksa seperti ini.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana nasib Chika? Dosa apa yang diperbuat Chika?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Kejutan dari Keenan
BUGH!
BUGH!
Keenan mendapatkan bogem mentah di kedua rahangnya dari Aaron. Keenan diam tidak melawan.
"Sudah ku duga. Kamu pasti melakukan kesalahan. Keenan, sungguh kejam kamu Keenan!" Aaron kembali ingin melayangkan pukulan ke arah Keenan yang diam sambil memegang kedua rahangnya, tapi Chika memohon agar Aaron tidak melanjutkan aksinya.
"Keenan, apa kamu tidak memikirkan dampak psikologis bagi Chika. Dia trauma. Aaaaghh!"
"Ka, sudah," Chika menarik ujung baju Keenan.
"Ayo, kita kembali." Aaron membawa Chika kembali ke rumah Om Rizky.
Akhirnya mereka berpamitan pulang kepada Om Rizky dan Tante Rima. Aaron menghentikan mobilnya tepat di samping Keenan yang masih duduk di pinggir jalan.
"Nak Keenan kenapa Nak?" Bu Soraya turun dari mobil.
"Eh, gak apa Bu," jawab Keenan.
"Nak Keenan dipukul orang?" Bu Soraya melihat pipi Keenan bengkak.
"Iya Bu, saya pantas mendapatkannya," Keenan berdiri dan masuk ke dalam mobil.
"Ka Aaron, kalo ada mini market berhenti sebentar ya," pinta Chika.
Tidak berapa jauh terlihat mini market. Chika masuk membeli sesuatu. Chika memberikan Keenan kantong kompres untuk wajahnya yang bengkak. Chika juga mengoleskan obat antiseptik ke lengan Aaron yang penuh dengan bekas cakarannya. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan pulang.
"Hmmm, Ka Keenan. Sebelumnya terima kasih banyak atas kebaikan Ka Keenan selama ini. Dan aku tahu yang membayar biaya pengobatanku selama ini adalah Kak Keenan. Aku mendengar dari obrolan perawat di rumah sakit. Aku akan membayarnya jika aku sudah mendapatkan pekerjaan. Tapi maaf aku cuman bisa mencicil," kata Chika.
"Chika, jangan dipikirkan. Itu semua kesalahanku. Semua masih belum cukup untuk membayar kesalahanku. Maaf Chika, maaf," Keenan meringis.
"Dan Ka Keenan, mulai hari ini kami tidak akan tinggal di rumah Ka Keenan. Kami akan kembali ke rumah lama kami,"
"Chika benarkah?" tanya Bu Soraya.
"Iya Ma. Cukup sudah kita merepotkan Ka Keenan. Mama tau kan, aku tidak ingin merepotkan orang lain," jawab Chika.
"Chika, apa kamu tidak memaafkan aku?" Keenan dengan susah payah menggerakkan lehernya ke belakang.
"Aku akan memaafkan Ka Keenan jika membiarkan kami pergi,"
"Baiklah, tapi satu yang aku minta lupakan semua biaya rumah sakit. Please Chika, maafkan aku, Bu Soraya, maafkan saya, maafkan saya. Saya akan bertanggungjawab sepenuhnya." Keenan tidak sanggup menahan air matanya.
"Mama tidak mengerti," Bu Soraya menatap Chika.
"Nanti Chika ceritain,"
Aaron berhenti di depan sebuah rumah yang cukup besar. Aaron membuka bagasi mobilnya mengeluarkan koper dirinya dan Calista. Aaron juga membuka pintu untuk Bu Soraya dan Chika.
"Keenan, terima kasih atas tumpangannya. Apakah kamu bisa pulang sendiri?" tanya Aaron.
"Iya," jawab Keenan.
Setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih pada Keenan. Aaron mengajak Bu Soraya, Chika dan Calista masuk ke dalam rumah besar itu. Ternyata itu rumah yang akan ditempati Aaron dan Chika. Aaron menawarkan agar Bu Soraya dan Chika tinggal bersama mereka.
"Mama dan Chika mau ya, ya, ya. Biar kita habiskan waktu bersama," Calista memohon.
Bu Soraya memandangi Chika dan Chika akhirnya setuju. Aaron menunjukkan kamar untuk mereka bertiga. Aaron bertanya apakah barang-barang Bu Soraya dan Chika banyak di rumah Keenan. Bu Soraya menjawab tidak, karena Bu Soraya tau sifat Chika yang tidak mau tergantung pada orang lain. Bu Soraya hanya membawa beberapa potong pakaian saja.
Aaron pergi menemani Bu Soraya pulang ke rumah untuk mengambil pakaian mereka. Chika dan Calista memilih istirahat di rumah. Tidak berapa lama bel pintu berbunyi.
"Biar aku saja yang buka, mungkin Mama ketinggalan sesuatu," teriak Chika.
Calista kembali membereskan kamarnya. Chika membuka pintu depan.
"Chika," Keenan berdiri di depan pintu.
Ada sedikit rasa takut saat Chika menatap Keenan.
"Maaf kalo aku membuatmu takut. Aku ingin menjelaskan semuanya. Jika kamu takut aku akan duduk di sini, tapi aku mohon dengarkan penjelasanku" Keenan duduk di kursi teras depan rumah yang letaknya di samping pintu.
Keenan dengan sedikit menahan rasa nyeri mulai menceritakan kejadian dimana dia dan keluarganya menerima kabar kecelakaan yang menimpa Kak Alya. Kak Alya ditemukan dalam keadaan terluka parah. Diperkirakan Kak Alya melakukan percobaan bunuh diri menabrakkan mobilnya ke arah truk.
Sebelumnya Kak Alya pernah curhat ke Keenan bahwa rumah tangganya dilanda kehancuran. Suaminya selingkuh. Kak Alya saat itu sangat rapuh.
Dan bukti yang menyatakan Kak Alya bunuh diri adalah ditemukannya buku diary Kak Alya yang didalamnya bertuliskan tidak terima suaminya meninggalkannya. Hidupnya sungguh tidak berarti, Kak Alya tidak ingin hidup lebih lama dengan menahan sakit hatinya. Dan juga di dalam tas Kak Alya ditemukan foto dan identitas Calista Amani.
Memang pihak kepolisian belum menemukan bukti bahwa Calista adalah wanita selingkuhan Bang Azmi. Tapi Keenan lah yang berpikiran seperti itu. Dan di hari dimana Keenan ditugaskan untuk mengontrol kantor cabang, di sanalah Keenan bertemu tanpa sengaja dengan Chika yang waktu itu Keenan mengiranya Calista.
Keenan tidak akan pernah lupa dengan wajah yang Keenan tuduh sebagai pelakor rumah tangga Kakaknya. Setelah melihat Chika, Keenan mengikutinya sampai di jalan raya yang sepi Keenan berniat untuk menghabisinya.
Dan terjadilah peristiwa yang mengerikan itu. Keenan begitu gila, akal sehatnya hilang karena memikirkan Kak Alya. Keenan begitu menyesali perbuatannya. Keenan berkali-kali memohon maaf kepada Chika. Keenan sadar kesalahannya begitu fatal. Keenan hampir menghilangkan nyawa Chika.
"Chika, aku siap mempertanggungjawabkan perbuatanku. Aku siap menyerahkan diri ke polisi," Keenan beranjak dari tempat duduknya.
"Ka Keenan. Tunggu,"
Keenan berhenti, saat ini Keenan tidak sanggup memandang Chika. Keenan memilih diam di tempat.
"Aku hanya ingin Kak Keenan membantu membersihkan nama kami berdua. Sampai kapanpun kami tidak akan bisa bebas melakukan aktivitas karena sampai sekarang orang-orang di luar sana menganggap kami pelakor. Terima kasih Kak Keenan," ucap Chika.
Chika menatap kepergian Keenan. Keenan pergi meninggalkan Chika tanpa mengucapkan sepatah kata dan menghilang di gelapnya senja yang muram.
Keesokan paginya, kembali media dihebohkan dengan berita Calista Amani. Tapi kali ini berbeda, korban-korban Calista Amani memberikan kesaksian. Para suami yang menjadi korban Calista Amani mengaku tidak ingat wajah Calista Amani. Mereka hanya ingat menjalin hubungan dengan wanita cantik. Mereka rela menyerahkan segalanya untuk wanita itu.
Dan semua istri korban dikirimi amplop berwarna coklat yang isinya foto suami-suami mereka yang berduaan dengan seorang wanita. Tapi foto wanita itu hanya terlihat dari belakang. Dan satu foto wanita muda yang bertuliskan Calista Amani di belakang foto tersebut. Dari situlah para istri korban mengira Calista Amani lah yang merusak rumah tangga mereka.
Pihak kepolisian menyatakan Calista Amani tidak bersalah. Dan kasus ini masih dalam penyelidikan. Mereka akan mencari tahu siapa dalang dan motif di belakangnya. Para korban juga mengucapkan permintaan maaf mereka melalui media kepada Calista dan Chika atas kesalahpahaman mereka.
Aaron melihat berita itu sewaktu dia membeli makanan ringan dan buah-buahan di minimarket. Dan Aaron melihat Keenan berdiri di depan pagar rumahnya.
"Keenan, ayo masuk," Aaron membuka pagar rumahnya.
"Aaron, mulai hari ini aku akan mengejar Chika."
"Chika tidak akan memilih kamu,"
"Maaf Aaron aku mengecewakan kamu." Keenan memberikan surat berwarna putih dari rumah sakit tempat Chika sebelumnya di rawat.
Aaron dengan cepat membuka dan membaca isi di dalamnya.
"Apa! Tidak mungkin! Kamu bohong!" Aaron mencengkram kerah baju Keenan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...