Di poligami dan dikecewakan berulang kali. Hingga suatu hari, seorang pria tampan menyadarkannya arti sebuah KEBAHAGIAAN.
Akhirnya, dia memilih pergi. Di saat yang sama, suami yang sudah menyadari semua kesalahannya, bersimpuh di kakinya memohon maaf darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fazlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Erick kembali pulang ke rumah dengan lesu. Dilihatnya Sonya sudah menunggu di depan pintu dengan wajah penuh kekesalan.
"Bagaimana, Mas? Kau berhasil?," sindir Sonya sambil berkacak pinggang.
Erick menatap Sonya dengan dingin, "Sudah cukup, Sonya. Mas tidak ingin berdebat dengan mu. Tolong jangan kau membuat ide-ide gila lagi, yang pada akhirnya membuat mas semakin hancur.
Sonya terkejut, sepertinya Erick mengetahui dia mempunyai rencana, tapi sebelum ia sempat berbicara, Erick masuk ke kamar tanpa menoleh lagi.
"Sial!, bagaimana ini. Sepertinya mas Erick sudah tidak bisa di pengaruhi lagi," gerutu Sonya.
Sonya mengepalkan tangan dengan penuh amarah. Ia berjalan mondar-mandir di ruang tamu, pikirannya dipenuhi kegelisahan.
"Aku tidak boleh menyerah. Mas Erick harus bisa mengambil semua aset yang ada pada mbak Amira," desis Sonya.
Kemudian Sonya mengambil ponselnya dan menghubungi Nyonya Mary, mertuanya.
"Kalau anaknya tidak bisa di andalkan, mak nya pasti bisa diakalin" desis Sonya.
Dengan suara memelas dan drama sedikit, Sonya pun menceritakan bahwa Amira sudah menggugat cerai Erick. Tetapi Erick malah memohon agar Amira membatalkan gugatan itu, namun Amira menolak.
"Mas Erick sudah menyerah, bu. Kita tidak bisa lagi mengandalkan mas Erick untuk mengambil aset yang sedang di kuasai mbak Amira. Padahal itu semua hasil kerja keras mas Erick selama ini" ~ Sonya.
"Tidak apa, nanti kita cari jalan keluar lainnya. Memang bodoh, anak itu!!. Dari dulu di otaknya hanya Amira dan Amira saja!!," ~ omel bu Mary geram.
Yes, sorak hati Sonya senang. Terima kasih, mertua ku sayang. Semoga kau bisa memperlancar jalan ku.
*****
Hari sidang perceraian Erick dan Amira akhirnya tiba. Gedung pengadilan sudah dipenuhi oleh beberapa pihak yang terlibat.
Amira dengan di temani Revand dan pengacaranya duduk dengan tenang. Seperti biasa, Revand memakai masker dan kacamata hitam. Dia tidak mau orang mengenalinya dulu, sampai dia sendiri memberi tahu pada Amira siapa dirinya sebenarnya.
Beberapa menit kemudian, Erick datang dan wajahnya terlihat penuh beban, diikuti oleh Sonya dan bu Mary yang tak kalah tegang.
Erick melirik ke arah Amira dan Revand. Dalam seketika cemburu memenuhi hatinya, ternyata ini alasan Amira menggugat cerai dirinya, batinnya.
Sonya yang melihat kehadiran Revand dia berkesempatan untuk memanasi Erick.
"Tuh mas lihat, istri kesayangan mu belum resmi bercerai pun sudah membawa gandengan baru kesini" bisik Sonya sambil tersenyum licik.
Mendengar itu, Erick semakin sewot. Erick mengepalkan tangannya, emosinya meluap. Namun, ia mencoba menenangkan diri, meskipun hatinya bergejolak.
Sidang pun di mulai. Hakim membuka persidangan dengan formalitas, lalu memberikan kesempatan kepada pengacara masing-masing pihak untuk berbicara.
Pengacara Amira dengan tegas menyampaikan alasan kliennya menggugat cerai: adanya kekerasan emosional, ketidaksetiaan Erick, dan campur tangan pihak ketiga. Pengacara menampilkan bukti-bukti yang akurat.
Sedangkan pengacara dari pihak Erick membantah tuduhan itu, namun karena faktanya bahwa Sonya hadir sebagai istri kedua, tanpa izin dari istri pertama, yaitu Amira, membuat mereka tidak bisa terlalu banyak bicara.
Ketegangan semakin memuncak ketika hakim memanggil Amira untuk memberikan kesaksian. Amira berdiri dengan tenang.
"Saya memutuskan untuk menggugat cerai karena saya ingin menghentikan rasa sakit yang saya alami selama ini. Pernikahan kami tidak lagi sehat, dan saya yakin perceraian adalah jalan terbaik bagi kami berdua," kata Amira tegas.
"Jangan berpura-pura menjadi korban, mbak Amira! Kau sendiri sudah membawa laki-laki lain ke sidang ini!" kata Sonya dengan lantang, tidak terima dirinya dijadikan alasan perselisihan Erick dan Amira.
Hakim mengetukkan palunya, "Saudari Sonya, diam dan jaga sikap Anda di ruang sidang!"
Amira memandang Sonya dengan tatapan tajam, "Laki-laki yang bersama saya bukan siapa-siapa selain teman saya yang memberikan dukungan. Berbeda dengan kamu, Sonya. Yang jelas-jelas merusak rumah tangga orang lain!."
Sonya terdiam, tapi wajahnya memerah karena menahan marah bercampur malu. Sedangkan Erick tidak bisa berbuat apa-apa, karena bukti yang dilampirkan Amira memang benar adanya.
Setelah mendengarkan keterangan kedua belah pihak, hakim akhirnya memutuskan untuk melanjutkan proses perceraian. Sidang di tunda untuk beberapa hari ke depan untuk keputusan final.
Setelah keluar dari ruang sidang, Sonya mendekati Erick dengan penuh kemarahan, "Mas, kau lihat tadi dan kau diam saja?! Amira sudah menghina kita!!. ""
Erick tidak menjawab, hanya menatap Sonya dengan tatapan dingin dan pergi meninggalkannya.
Ternyata Erick pergi mendekati Amira dan Revand, "Oh... jadi ini alasannya kau ingin bercerai dengan ku, Amira... Kau berselingkuh!!," kata Erick sambil menarik tangan Amira.
"Mas?!," Amira kaget karena tiba-tiba Erick menarik tangannya. Dengan cepat Amira melepaskan pegangan tangan Erick.
Revand yang berdiri di sampingnya langsung memasang tubuhnya sebagai penghalang, melindungi Amira dari Erick.
"Tolong jaga sikap dan bicara mu," ujar Revand dengan suara tegas namun tetap tenang. "Aku di sini hanya untuk mendukung Amira, bukan untuk urusan lain."
Erick mendengus sinis. "Mendukung? Aku tahu jenis dukungan seperti apa yang kau maksud."
"Mas Erick, aku tidak punya waktu untuk drama ini. Aku ingin kita menyelesaikan perceraian dengan damai. Jangan mencari alasan untuk mengalihkan kesalahan." kata Amira tegas.
"Tidak ada alasan! Kau yang berubah, Amira! Kau yang tidak lagi peduli pada rumah tangga kita," sergah Erick, matanya tajam menatap Amira.
Amira menggeleng pelan, "Aku peduli, Mas, sampai akhirnya aku sadar aku hanya menyakiti diriku sendiri dengan bertahan. Dan apa yang kau lakukan dengan Sonya, telah membuktikan itu."
Revand menahan diri agar tidak ikut bicara, meskipun ia jelas-jelas geram dengan sikap Erick. Ia hanya menatap Erick dari balik kacamata hitamnya, membuat Erick semakin tidak nyaman.
"Siapa kau sebenarnya?" Erick melontarkan pertanyaan itu kepada Revand. "Apa yang kau inginkan dari Amira?"
Revand menunduk sedikit, lalu menatap Erick dengan tatapan menusuk. "Aku tidak berutang penjelasan padamu. Tapi satu hal yang pasti, aku di sini bukan untuk merusak, melainkan untuk membantu Amira bangkit dari kehancuran yang kau buat."
Perkataan itu membuat Erick membeku sejenak, lalu ia menggeram frustrasi. Sebelum Erick bisa membalas, Sonya datang sambil menyeretnya pergi.
"Mas Erick, cukup! Kau hanya mempermalukan dirimu sendiri," kata Sonya dengan nada kesal, mencoba menarik Erick menjauh. Akhirnya Erick menurut, meski dengan wajah yang masih dipenuhi kemarahan dan cemburu.
"Kita belum selesai!," kata Erick pada Revand. Revand mengangkat bahunya.
Setelah Erick dan Sonya pergi, Amira menghela napas panjang. "Aku minta maaf, Al. Kau tidak seharusnya terlibat dalam ini."
Revand tersenyum kecil di balik maskernya. "Tidak apa-apa. Aku di sini karena aku ingin. Jadi kau tidak perlu minta maaf."
Amira terdiam sejenak, lalu menatap Revand dengan berbagai perasaan. "Terima kasih."
.
#KBS
Dukung Author dengan vote, like dan comment
lbih keren para TKW saat suami di rumah selingkuh lngsung surat cerai melayang tanpa drama. mending buang sampah drpd nyimpen sampah.
halo author nya mohon di koreksi pdhl aturan kan di pecat kl melanggar ini mlh di kasih jabatan apakah anda tipe orang yg suka melanggar aturan untuk kepentingan pribadi 😅😅😅😅😅😅