KAU BUKAN SEGALANYA
"Sekarang status kita sama mbak, sama-sama istri mas Erick," kata Sonya,. wanita yang selama ini di kenal sebagai teman sekantor suaminya, Erick.
Tanpa sungkan, di depan Amira..... Sonya menggandeng tangan Erick dengan mesra. Membuat mata Amira terbelalak dengan sempurna.
Sonya menggunakan kebaya putih, sedangkan Erick suaminya memakai jas hitam. Layaknya orang yang baru saja melakukan pernikahan.
"Berikan ucapan selamat dong, pada kami yang baru menikah" ujar Sonya lagi.
Melihat reaksi Sonya yang spontan, Erick menjadi gugup.
Padahal tadi dia berniat berbicara baik-baik pada Amira, istri pertamanya tentang pernikahan keduanya dengan Sonya, sekaligus minta restu.
Tetapi sebelum Erick sempat berbicara, Sonya sudah bertindak duluan.
"Amira, mas minta maaf," Hanya itu saja yang mampu terucap dari mulut pria berstatus suaminya.
"Jadi benar kalian sekarang sudah menikah?," tanya Amira dengan bergetar, saat ini dia berharap suaminya membantah semua pertanyaannya.
Tapi nyatanya Erick mengangguk pelan, wajahnya menunjukkan perasaan bersalah.
Ya Tuhan, Amira merasakan dadanya begitu sesak, seperti seluruh rongga dadanya telah kosong. Hatinya sangat hancur.
"Jadi kecurigaan ku selama ini benar. Kalian memang ada hubungan," suara Amira kembali bergetar.
Betapa menyakitkan mendapatkan kenyataan bahwa suami yang sangat dicintai dan dipujanya selama ini, ternyata seorang pengkhianat.
Erick Wilson adalah seorang pria tampan yang cerdas. Dia bekerja di salah satu perusahaan besar di kotanya.
Sebelumnya, Amira juga bekerja di tempat yang sama. Hingga suatu hari, di saat mereka memutuskan untuk menikah. Amira langsung berhenti dari perusahaan tersebut.
Karena peraturan dari perusahaan, tidak mengizinkan suami istri bekerja di perusahaan yang sama. Jadi Amira memilih untuk mengalah, membiarkan Erick dengan pekerjaannya.
Dan sejak saat itu pula Amira beralih profesinya, menjadi seorang ibu rumah tangga seutuhnya.
Namun walaupun begitu, dia tidak menyesali keputusan yang telah diambilnya.
Hari-hari yang dilaluinya sangat bahagia. Amira merasakan cinta dan kasih sayang Erick sangat dalam terhadap dirinya. Dia pun sangat mencintai Erick.
Hingga suatu hari, ibu mertuanya datang. Beliau mengatakan sangat menginginkan kehadiran seorang cucu.
Karena sudah tiga tahun mereka menikah, belum ada juga tanda-tanda Amira hamil, maka mertua menginginkan agar Erick menikah lagi. Ibu mertua menganggap, Amira wanita mandul.
Tentu saja Amira menolak pernyataan itu. Karena dari hasil pemeriksaan dokter kandungan mengatakan bahwa Amira dan Erick baik-baik saja. Hanya saja mereka butuh waktu dan bersabar.
Tetapi ibu mertua tidak peduli hasil pemeriksaan itu. Dia tetap bersikeras agar Erick menikah lagi, dengan alasan terlalu lama menunggu Amira hamil.
Pada awalnya Erick menolak, karena menganggap usia mereka masih muda dan mereka masih punya banyak kesempatan.
Saat ini, Erick berusia 28 tahun, sedangkan Amira berusia 25 tahun.
Tetapi hampir enam bulan ini, Amira merasakan perubahan sikap suaminya. Erick selalu sibuk dengan urusan kantor. Bahkan Erick selalu bersikap dingin terhadap dirinya.
Bila Amira menginginkan kemesraan, Erick selalu berdalih lelah karena banyak pekerjaan.
"Aku kangen, mas" ujar Amira malam itu, saat mereka sedang berdua.
"Jangan sekarang ya, mas capek. Besok aja ya", tolak Erick.
Dan Amira selalu mencoba mengerti tentang kesibukan suaminya saat ini.
Hingga suatu hari, Amira mendengar desas-desus tentang kedekatan Erick dengan seorang karyawati baru di kantornya.
Seorang gadis muda, yang baru saja menyelesaikan pendidikan di negara kanguru, Australia. Gadis itu bernama Sonya.
Tetapi Erick membantah bahwa mereka ada hubungan spesial. Bahkan Erick selalu marah, bila Amira menanyakan tentang gosip tersebut.
"Kami hanya rekan sekantor, tidak lebih dari itu" kata Erick saat itu.
Walau ada rasa curiga, tetapi Amira berusaha mempercayai semua perkataan Erick. Dan dia berusaha menekan rasa tidak nyaman, di saat melihat Sonya bersikap akrab pada Erick.
Bahkan Amira merasakan, Sonya seperti sengaja memancing agar dirinya cemburu dengan sikap dan gaya bicara Sonya pada suaminya, Erick.
Ini terjadi, di saat mereka bertemu baik di acara kantor atau di tempat lain.
Dan untunglah, Erick menanggapi semua itu dengan sikap biasa saja. Ini membuat Amira bisa sedikit bernapas lega.
Jadi dia memilih bersikap tenang, walau sebenarnya ingin rasanya dia mencakar wajah gadis itu.
Tapi itu tidak dilakukan, karena dia tidak menginginkan ada keributan, dan pasti akan mempengaruhi kenyamanan dalam rumah tangganya.
Amira beranggapan, Erick bukan sosok pria yang mudah tergoda dengan wanita seperti Sonya.
Tetapi kenyataannya yang terjadi.....
Bukan hanya tergoda, suaminya malah menikahi Sonya.
Dan kedua makhluk yang tidak tahu malu itu, kini berada tepat di depan pintu rumahnya.
"Tega kamu, mas?! Kau khianati aku, padahal aku sangat percaya padamu!" kata Amira getir.
Mendengar itu, Erick menundukkan kepalanya karena tidak mampu menatap wajah Amira. Sebenarnya dia tidak tega menyakiti hati wanita yang sangat mencintainya ini.
Tetapi mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur jatuh cinta pada Sonya. Dari sejak pertama Sonya datang ke kantornya, hatinya sudah tergetar.
Gadis muda yang lincah dan agresif ini, telah mampu mengguncang jiwa kelelakiannya. Selama mengenal Sonya, Erick merasakan hidupnya lebih berwarna.
Ini berbeda dengan Amira, yang menurutnya terlalu monoton. Walaupun Amira jauh lebih cantik dari Sonya.
Di tambah lagi, sikap ibu yang selalu menerornya untuk segera memberikan seorang cucu, membuat Erick nekat menikahi Sonya.
"Sayang.... ayo kita masuk dulu, biar mas jelaskan semuanya" kata Erick sambil melepaskan pegangan Sonya dan meraih tangan Amira.
Tetapi Amira menepis tangan Erick dengan kasar.
"Tidak perlu?! Aku tidak mau mendengar kebohonganmu lagi!!" Amira tidak dapat menyembunyikan kekecewaan hatinya.
"Sayang...... semua ini bisa kita bicarakan baik-baik" kata Erick lagi.
"Bicara baik-baik katamu, mas?!! Bagaimana bisa baik bila kau menikahi wanita lain tanpa izin dari ku, istri sah mu?!!!" teriak Amira.
"Amira, jangan begitu.... Walau mas sudah menikah lagi, sampai kapan pun mas akan tetap mencintaimu"
Erick memang tidak berniat menceraikan Amira. Karena dia masih mencintai istri pertamanya ini.
Walau terkesan egois, tapi mau bagaimana lagi, Erick terlanjur mencintai kedua wanitanya itu. Walaupun cinta yang berbeda. Tetapi keduanya sangat istimewa dihatinya.
Dan dia yakin, jabatan yang sedang di percayakan padanya saat ini, akan mampu menafkahi Amira dan Sonya sekaligus.
"Kau pikir aku wanita bodoh ya?!! Di saat aku mempercayaimu, justru kau mengkhianati aku dengan menikahi ja*****g ini?!!" teriak Amira yang sudah benar-benar geram pada Erick.
Tangannya sudah mengepal, ingin rasanya dia memukul kedua makhluk yang sudah menyakiti hatinya ini.
Tetapi Erick tetap bersikap tenang, sambil terus mencoba menenangkan Amira.
Erick yakin, saat ini Amira hanya sedang marah saja, karena dia sudah menikah lagi. Setelah di bujuk Amira pasti mau mengalah dan mengerti, seperti yang terjadi selama ini.
Tetapi....
"Sudahlah mas, ayo kita masuk, aku ingin istirahat di dalam" kata Sonya tiba-tiba, yang tidak sabaran melihat adegan dramatis di depan matanya. Kakinya sudah terasa pegal, karena dari tadi berdiri terus.
Dengan tidak tahu malu dia menerobos masuk, sehingga membuat Amira yang masih berada di depan pintu, hampir saja terjungkal.
Dan untung saja, Erick dengan cepat meraih tubuh Amira, sehingga posisi mereka saat ini saling berpelukan.
"Amira" kata Erick perlahan sambil menggeleng kepalanya, seakan meminta pengertian.
Amira segera melepaskan pelukan Erick, wajahnya terlihat memerah karena emosinya sudah ke ubun-ubun.
Dilihatnya, Sonya dengan gaya seperti tuan rumah, telah duduk di salah satu sofa miliknya.
Dengan langkah tergesa, Amira mendekati Sonya.
"Keluaaaaar!!! " bentak Amira, setelah berada tepat di depan Sonya.
.
KBS
Dukung Author dengan vote, like dan comment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments