Lusiana harus mengorbankan dirinya sendiri, gadis 19 tahun itu harus menjadi penebus hutang bagi kakaknya yang terlilit investasi bodong. Virgo Domanik, seorang CEO yang terobsesi dengan wajah Lusiana yang mirip dengan almarhum istrinya.
Obsesi yang berlebihan, membuat Virgo menciptakan neraka bagi gadis bernama Lusiana. Apa itu benar-benar cinta atau hanya sekedar obsesi gila sang CEO?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Positive
Virgo nampak buru-buru bahkan tak peduli pada Roy yang berpapasan dengannya, ketika di lobby dia melihat seorang OB sedang bersih-bersih. Seketika dia langsung menghampiri pegawai kebersihan tersebut.
Virgo langsung memanggil pegawai itu, membuat pegawai itu heran, kenapa dia dipanggil oleh pak Virgo.
"Bapak memanggil saya?"
Virgo mengangguk. "Tolong minta Lusi segera menemui saya! Saya tunggu sekarang."
"Sekarang, Pak!"
"Ya, sekarang!"
Pria yang memakai seragam OB warna biru tua itu kemudian bergegas karena diperintah atasan langsung. Entah mengapa harus memanggil Lusi, yang jelas dia tidak tahu. Hanya menjalankan perintah, dia pun pergi ke ruangan di mana para ob biasanya istirahat kalau sedang tidak bertugas.
"Lusi ... Lusiana mana?"
"Kamu ini kenapa? Datang-datang cari Lusi!"
"Itu, dicari pak Virgo. Disuruh ke lobby, sekarang."
Lusi yang baru masuk ruangan, dengan ember di tangan kiri dan alat pembersih kaca di tangan kanan, dia langsung ditarik lengannya oleh tekan yang lain.
"Kamu ngelakuin kesalahan apa? Kok sampai pak Virgo cari kamu?" para karyawan kebersihan langsung kepo semuanya.
Lusi kelihatan bingung ketika ditanyai seperti itu, dia juga tak paham.
"Gak tahu, saya tidak tahu juga."
"Ya sudah, cepat sana ke lobby. Beliau sudah menunggu. Itu, lepas dulu sarung tangannya!"
Lusi mengangguk, dia kemudian cuci tangan dulu sebelum ke lobby untuk menemui Virgo.
***
Sembari berjalan pelan, Lusi memikirkan sesuatu.
"Kenapa pak Virgo cari saya? Apa hasil DNA sudah keluar? Bukannya masih lama? Apa bisa secepat itu? Tapi apa yang tak mungkin, dia orang kaya, punya kuasa," gumam Lusi lalu keluar dari lift.
Saat jalan menuju lobby, dari jauh dia melihat pak Virgo berdiri sambil melihat ponselnya. Lusi menghela napas panjang, kemudian jalan mendekati Virgo.
"Bapak cari saya?" tanya Lusi.
Virgo balik badan, tanpa ba bi bu, dia langsung mengajak Lusi jalan.
"Ikut denganku!"
Virgo jalan duluan menuju mobilnya, Lusi menoleh kanan kiri, beberapa karyawan yang ada di sana memperhatikan Lusi.
"Cepat!" ujar Virgo saat menoleh, karena Lusi sangat lamban.
Lusi pun mempercepat jalannya, dia kemudian ikut naik. Lusi membuka pintu belakang, Virgo langsung protes.
"Kau naik depan! Aku bukan sopir!" celetuk Virgo gusar.
Lusi ragu-ragu, tapi akhirnya dia duduk di sebelah Virgo yang berada di balik kemudi. Mobil itu langsung gas jalan keluar area kantor, menuju jalan besar dan langsung ke rumah sakit dulu sebelum ke rumah Lusi.
"Apa hasilnya sudah keluar?" tanya Lusi. Ia memberanikan diri, karena tahu mereka ke arah rumah sakit.
"Hem."
Lusi diam kembali.
"Hasilnya sudah keluar hari ini, dokter sudah menelpon sebelumnya," kata Virgo.
Lusi mengangguk.
"Sekarang aku harus memastikannya sendiri."
Lusi tak banyak komentar, karena dia sudah tahu hasilnya pasti positif. Jika hasilnya lain, maka rumah sakit pasti telah melakukan kesalahan.
"Bagaimana jika hasilnya positif?" pancing Virgo. Dia bicara, tapi matanya fokus ke depan. Dia juga penasaran tanggapan Lusi.
"Jika positif, artinya dia anak Bapak," ucap Lusi pelan.
"Aku tahu! Tapi aku sudah menikah!"
"Saya mengerti," balas Lusi.
Keduanya diam, mungkin sama-sama tidak tahu langkah apa selanjutnya yang akan mereka ambil. Sampai tidak terasa, mobil telah sampai di depan gedung rumah sakit di mana mereka melakukan tes DNA.
***
Virgo, Lusi dan dokter, mereka sedang terlibat pembicaraan serius. Kertas hasil tes DNA, kini sudah di tangan Virgo.
"Apa hasil ini akurat?" tanya Virgo, masih memastikan. Karena setelah kejadian itu, Lusi menghilang lama, jadi banyak hal yang pasti terjadi pada perempuan itu. Virgo tak bisa percaya 100 persen kalau itu anaknya sebelum ada buktinya.
"Sangat akurat," kata dokter.
Lusi lebih banyak duduk diam, tidak bicara, hanya berbicara ketika ditanya.
"Baik, terimakasih banyak, Dok." Virgo pun pamit, dia keluar dari ruangan bersama Lusi.
"Sekarang apa mau mu? Biaya hidup? Tempat tinggal? Apa?" pertanyaan itu keluar dari mulut Virgo saat keduanya lewat koridor rumah sakit.
"Tirta anak Bapak, sudah selayaknya dia mendapatkan segalanya yang layak. Dia akan hidup nyaman jika ikut Bapak, jadi saya akan serahkan Tirta sama Bapak."
"Gila kamu! Kamu jual anak kamu sama saya???" maki Virgo. Dia langsung marah-marah.
"Tirta bukan hanya anak saya, dia juga anak Bapak! Dia berhak hidup layak sama Bapak," pungkas Lusi.
"Kamu rela anak kamu sama saya? Mana ada ibu seperti kamu. Ibu macam apa kamu, Lusi!"
"Ini demi kebaikannya."
Virgo menggeleng, "Tidak! Dia lahir di luar pernikahan! Saya tidak bisa membawanya ke rumah saya!"
Lusi kaget, tanggapan Virgo seperti itu. Dia lalu mundur dan mendongak menatap Virgo.
"Ya ... Tirta mungkin aib di kehidupan saya, tapi saya tidak pernah menyesal pernah melahirkannya!" ucap Lusi dengan tegas.
Kecewa pada Virgo, Lusi langsung jalan nyelonong. Tak sesuai ekspektasi, dia pikir Virgo akan menerima Tirta setelah tahu itu anak biologis nya.
"Lusi! Lusi!" panggil Virgo.
"Saya bisa besarkan dia sekarang. Pasti akan saya besarkan! Bapak tidak usah menanggung malu karena punya anak di luar nikah!" ujar Lusi dengan rasa kecewanya.
"BUKAN ITU MAKSUD SAYA!" sentak Virgo emosional.
"Lalu apa maksud Bapak? Minta saya pergi menjauh dari kehidupan Bapak? Seperti itu?"
Virgo pusing, kelihatan frustasi dan stress. Ia usap wajahnya dengan kasar, kemudian menatap Lusi dalam-dalam. Kelihatan berat sekali mengatakannya, karena egonya setinggi langit.
"Aku bisa memberikan kalian tempat tinggal, tapi tidak di rumahku ... tapi kau akan jadi yang ke-dua, hanya jadi bayangan. Tidak akan muncul di publik, hubungan kita akan dirahasiakan, begitu juga dengan status Tirta," ucap Virgo dan bersambung.
kata2mu pedas tp butuh Lusi😪😪