Kehidupan Zevanya hancur, semenjak dirinya bertemu dengan seorang pria yang bernama Reynald. Pria itu menyebabkan dirinya harus mendekam didalam penjara yang dingin. Bahkan Zevanya harus menerima hukuman mati, setelah dirinya tertangkap tangan oleh polisi Bandara membawa sejumlah heroin dan pil ekstasi di koper miliknya.
Apakah Reynald , kekasihnya itu dengan sengaja menjebaknya? Ataukah ada orang lain yang ingin memisahkan cinta mereka?
Apakah dendam dalam diri Zevanya terbalaskan, setelah dirinya selamat dari eksekusi mati yang dijatuhkan oleh pengadilan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Azalea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEBUAH ANCAMAN
Kemarahan terlihat jelas di wajah Tuan Ronald Wilson. Setelah Claire menceritakan apa yang terjadi pada pesta Ulang tahun Daniel tadi malam.
"Maafkan aku, Dad! Aku tidak bisa menjaga Reynald dari wanita jahat itu," adu Claire dengan tangisan yang dibuat-buat. Claire memanggil Tuan Ronald dengan panggilan Daddy, karena hubungan baik yang terjadi antara keluarga Wilson dan keluarganya. Reynald dan Claire telah tumbuh bersama semenjak kecil. Namun, Reynald hanya menganggap Claire sebagai saudara perempuan nya.
"Apa yang dia lakukan pada anakku?" tanya Ronald Wilson lagi.
"Dia ingin menjebak Rey, Dad. Dia mencampurkan obat tidur kedalam minuman Rey. Dia juga mendorongku saat aku mencegahnya untuk membawa Reynald pulang, wanita itu benar-benar jalang," Claire menambahkan cerita bohong untuk memanas-manasi Tuan Ronald. Hingga membuat pria tua itu semakin marah.
"Kurang ajar! ... Jayden, kamu hubungi Reynald, suruh dia datang menemui ku!" perintah tuan Ronald pada asistennya yang duduk di sofa yang ada diruangan Tuan Ronald.
"Baik, Tuan!" Jayden keluar dari ruangan Tuan Ronald, sambil menatap Claire sinis. Jayden yakin Claire telah berbohong.
"Dad, aku harus bagaimana sekarang, Reynald tidak menyukaiku lagi, setelah bertemu dengan wanita itu. Dia menolak untuk menikah denganku, Dad," Claire menangis sedih.
"Jangan khawatir Claire, Daddy akan menggunakan berbagai cara untuk membuat Reynald kembali padamu," janji Tuan Ronald.
Claire tersenyum puas, "Terimakasih, Dad."
"Kalau begitu, aku pamit, Daddy. Aku akan menemui Mom Jenny di kantornya."
Tuan Ronald hanya mengangguk tanpa bicara.
Sudah hampir satu minggu, Zee berada di Apartemen milik Reynald. Rasa sakit di area sensitifnya sudah mulai menghilang. Walau masih terasa nyeri saat dia berjalan.
Hari ini Zee ingin kembali ke apartemennya.
Namun, Reynald melarangnya untuk pergi.
Zee baru saja selesai dengan aktivitasnya dikamar mandi. Setelah berpakaian rapi, Zee keluar dari kamar. Bola matanya berpendar mengelilingi seluruh ruangan apartemen. Sedari tadi dia tidak melihat keberadaan Reynald.
Zee berjalan keruang makan, dimeja makan sudah tersedia sarapan pagi untuknya.
"Honey, aku pergi tanpa menunggumu bangun. Ada hal penting yang harus aku selesaikan di luar, nikmati sarapanmu. I love you," ❤️❤️
Zee tersenyum membaca sebuah catatan kecil yang ditinggalkan Rey diatas meja.
"Aku memaafkan Kamu, Rey! Bisiknya lirih.
*****
Di dalam sebuah ruangan kantor yang cukup mewah, seorang pria baya duduk di kursi kebesarannya. Jari jemarinya sibuk memeriksa Email, yang baru saja masuk ke nomor pribadinya.
Seorang wanita muda masuk setelah mengetuk pintu ruangan itu. "Ada apa, Helena!" Tanya pria itu.
"Tuan Muda Reynald sudah datang, Tuan."
"Suruh dia masuk!" perintahnya.
"Baik, Tuan!"
Wanita bernama Helena adalah sekretarisnya ayahnya Reynald, Ronald Wilson. Ia keluar dari ruangan itu dan mempersilahkan Reynald untuk masuk.
Rey masuk kedalam ruangan kantor Daddy Ronald dan menyapa.
"Hai Dad, Apa kabar?" Rey memeluk pria itu untuk sekedar basa-basi.
"Baik, bagaimana denganmu?"
"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja untuk apa Daddy memanggilku kemari?" tanya Reynald setelah duduk di kursi seberang meja kerja ayahnya.
Sebenarnya hubungan Rey dengan Daddy Ronald tidak begitu baik. Bagi Rey, ayahnya adalah orang yang suka memaksakan kehendaknya sendiri, tanpa peduli perasaan orang lain.
Kesibukan ayahnya di parlemen dan juga mengurus perusahaan milik keluarganya. Membuat Rey sulit untuk berkomunikasi dengan ayahnya, begitu pula dengan ibunya, Jenny.
"Bagaimana kuliahmu?" Tanya Daddy Ronald
Tanpa memandang kearah putranya, ia masih sibuk dengan laptopnya.
"Kuliahku sudah hampir selesai, Dad, Seminggu lagi aku wisuda, kenapa?"
"Daddy harap kau segera bisa mengambil alih perusahaan, Daddy sangat sibuk di parlemen."
"Kita lihat saja nanti, setelah aku selesai wisuda, ... Apa Daddy dan mommy akan datang ke acara wisudaku minggu depan?"
Tanya Rey lagi.
"Maaf Rey, Daddy tidak bisa! ... mungkin mommy kamu bisa, kau tanya saja dia." jawab Tuan Ronald acuh.
"Kalian selalu saja begitu..." Rey mendengus kesal. Kedua orang tuanya itu selalu saja tidak ada waktu untuk Reynald. Bahkan, keduanya tidak pernah hadir saat ada undangan dari sekolah. Hanya Jayden lah yang selalu menggantikan mereka.
"Oh ya, Rey, nanti malam Ayahnya Claire mengundang kita kerumahnya, kita akan membicarakan pernikahan kalian," pria itu menyelesaikan pekerjaannya.
"Aku tidak bisa ikut, Dad! Aku juga sibuk,"
Sahut Rey, menatap ayahnya jengah.
"Ini penting Rey, demi kelangsungan perusahaan kita." tekan Daddy Ronald.
"Aku tidak mau dijodohkan dengan wanita jalang itu, Dad! Aku tidak menyukainya, jadi jangan paksa aku!" Jawab Rey lantang.
"Jadi kamu lebih memilih wanita yang tidak jelas asal-usulnya itu."
"Daddy memata-matai ku? Hah! Aku bukan anak kecil lagi, Dad. Aku bisa mengurus diriku sendiri dan aku berhak menentukan pilihanku sendiri." Rey meninggikan nada suaranya.
"Kau hanya belum menyadarinya, Rey. Wanita seperti itu hanya memanfaatkan mu. Lihatlah! Berapa uang yang sudah kau habiskan untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan Claire, dia punya segalanya. Ayahnya juga rekan bisnis Daddy sejak lama,"
"Maaf Dad, kalau Daddy memanggilku kemari, hanya untuk menghina kekasihku, ...aku menyesal untuk datang. Asal Daddy tahu, Zee tidak pernah meminta apapun padaku. Aku yang memberikan segalanya untuknya. Aku mencintainya...!"
Rey bangkit dari duduknya. Berjalan menuju pintu keluar ruangan kerja itu, dengan kesal.
"Kalau kau berani menentang Daddy, semua fasilitas mu akan Daddy cabut. " ancam Daddy Ronald.
Rey berhenti, begitu sampai didepan pintu dan berbalik menatap tajam kearah ayahnya.
"Silahkan saja, Tuan Ronald Wilson yang terhormat, aku tidak takut ancamanmu, permisi!"
"Anak tidak tau diri .." maki Daddy Ronald marah. "Jayden....!"
Seorang pria setengah baya datang terburu-buru, kedalam ruangan itu mendengar teriakan bosnya.
"Ada apa, Tuan?"
"Bekukan semua kartu kredit, anak tidak tau diri itu, ambil semua fasilitas yang dia gunakan saat ini." teriak Ronald marah.
"Baik, Tuan!"
Jayden keluar dari ruangan bosnya, dan menelpon pihak bank untuk membekukan kartu kredit Reynald.
*******
Reynald kembali ke apartemennya dengan perasaan marah. Dia menjatuhkan tubuhnya di sofa diruang tengah, sambil menutup matanya dengan sebelah lengan nya.
"Baru pulang, sayang?" Zee datang menghampiri Rey, dengan membawa segelas jus apel ditangannya.
Rey tidak menjawab, dia bangkit dan menarik tubuh Zee untuk duduk di pangkuannya.
"Mau jus? ... biar aku buatkan satu lagi."
"Tidak usah Honey, aku minum dari gelasmu saja." Rey merebut gelas ditangan Zee.
"Kamu ada masalah, Rey...ceritakan padaku !" Zee menangkup wajah Rey yang tampak kacau. Rey menahan tangan Zee dan mengecupnya lembut.
"Bukan masalah penting, honey. Apa kau sudah merasa lebih baik sekarang?" Tanya Rey mengalihkan pembicaraan.
Zee mengangguk...menyandarkan wajahnya didada bidang milik Reynald. Rey membelai rambut panjang Zee lembut dan mengecupnya berkali- kali.
"Maafkan aku !" Bisik Rey
"Kau sudah mengatakannya berkali- kali, Rey, aku tidak menyalahkan mu. Aku akan marah jika waktu itu kau melampiaskannya pada Claire."
"Aku juga tidak mau, honey. Setidaknya aku masih beruntung melakukan nya pertama kali dengan orang yang kucintai, ku harap kau sudah bisa melupakan rasa trauma mu !" Reynald mengusap bibir manis Zee lembut.
"Aku akan mencobanya." Zee tersenyum penuh arti.
"Kapan?" tanya Rey, menatap kekasihnya penuh damba.
"Sekarang..." Jawab Zee sambil melingkarkan tangannya dileher Reynald. Sebelah tangan Rey merengkuh pinggang Zee dan dan sebelahnya lagi memegang tengkuk wanita itu dan mulai memeluk dengan mesra.
Sesaat Rey, melupakan masalahnya, Zee begitu tulus membalas cintanya.
Rey menatap kekasihnya sejenak, membiarkan Zee bersandar di dadanya.
Kemudian Rey bangkit sambil menggendong tubuh ramping itu kedalam kamar dan
melemparkannya ke atas ranjang yang empuk. Dan segera membawa Zee kedalam kungkungannya.
"Aku akan menggantikan rasa sakit mu, dengan kelembutan, agar kamu tidak lagi trauma untuk bercinta denganku." rayu Reynald.
Zevanya tersenyum mengangguk. Rey benar- benar memperlakukannya dengan lembut dan pelan. Memastikan Zee tidak merasa kesakitan, seperti waktu pertama kali mereka berhubungan.
Kedua nya menyatu dalam lautan asmara yang melenakan, sentuhan-sentuhan Reynald membuat Zee melayang menuju nirwana yang indah. Hingga akhirnya terhempas oleh gelombang cinta yang memabukkan.
" I LOVE YOU, HONEY !" Bisik Reynald di akhir petualangan cintanya.
" I LOVE YOU, TOO !" Zee tersenyum sambil memejamkan matanya, hingga keduanya tertidur pulas setelah percintaan yang melelahkan.
*****
Rey terbangun saat, bel pintu apartemennya berbunyi. Zee masih pulas dalam tidurnya.
Rey buru-buru memakai pakaiannya. Dan berjalan keluar kamar. Dan membukakan pintu.
"Uncle Jay, ada apa?" Tanya Rey kaget, dengan kedatangan asisten ayahnya.
"Maaf Tuan muda, ...Ayah anda meminta saya untuk menarik semua fasilitas yang anda miliki sekarang. Termasuk apartemen ini," ujar Jayden.
"Jadi pria itu serius dengan ancamannya, uncle Jay?" Tanya Rey tertawa sinis.
"Iya, Tuan muda, sampai anda menerima perjodohan dengan nona Claire."
"Sudah ku duga, baiklah Uncle, beri aku waktu sampai pukul 04.00 sore nanti, aku titipkan kuncinya pada kepala keamanan, jika aku sudah pergi."
"Baik, tuan muda, kalau begitu saya pergi dulu." Asisten Ronald Wilson itu berbalik hendak meninggalkan Rey.
"Uncle Jay, tolong katakan pada bos mu, aku tidak akan pernah menerima perjodohan itu, sampai kapanpun,"kata Rey lantang.
Pria itu hanya mengangguk dan berlalu.
Rey kembali ke kamar, Zee sudah tidak ada ditempat tidurnya. Wanita cantik itu sedang membersihkan dirinya di kamar mandi.
Tanpa menunggu Zee selesai, Reynald sudah masuk ke kamar mandi, dan memeluk wanitanya dari belakang.
"Rey, kamu mengagetkanku.."Zee mencoba menutupi tubuh polosnya dengan tangan.
"Aku hanya ingin mandi bersamamu, tidak usah ditutupi, lagi pula aku sudah melihat semuanya." Goda Reynald.
"Rey, kau ini sudah berani mesum ya !" Zee berusaha melepaskan diri dari dekapan kekasihnya. Namun, Zevanya tak mampu untuk menolaknya.
"I LOVE YOU, HONEY "
Bersambung.
Pingin nangis/Sob//Sob/