Ah apa tidak salah jatuh hati pada gadis kecil, tapi rasanya tak bisa berpaling dari gadis kecil itu.
Ah masa bodoh, tak perduli dia masih kecil tapi dia harus jadi milikku, tak perduli aku harus menunggu bertahun-tahun, kamu tetap harus jadi milikku karena kamu orang yang pertama membuatku terus memikirkan satu nama dalam kepalaku setiap hari.
"akan ku buat kamu hanya mengarah padaku saat kamu sudah dewasa" ucap seorang pria dengan seringaian tipisnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal tak terduga
Kristal gemetaran ketika memegang pisau yang sudah berlumuran darah Ocean di tangannya " bunuh saja aku tante, aku tidak akan menuntut apapun, dan aku juga akan meminta orang tuaku untuk tidak mengajukan tuntutan apapun pada tante, karena aku yang menginginkan untuk mati" Ocean menatap Elsa dengan sejuta kekecewaan di matanya
"aku sudah mati saat mengkhianati cintaku, aku sangat mencintai Neva tante, aku tidak pernah menginginkan seseorang sedalam aku menginginkannya tapi aku malah harus terjerumus oleh jebakan putri tante yang sudah membunuhku secara perlahan, jadi walaupun tante yang membunuhku, tapi pembunuh sebenarnya adalah putri tante " ucap Ocean panjang kali lebar tentang Elsa lah yang membunuhnya secara perlahan selama ini
"kak Oce...." lirih Elsa dengan suara sesenggukan
"bunuh aku tante!" teriak Ocean mengarahkan pisau itu ke arah perutnya agar Kristal membunuhnya saja
"tidak seperti ini Oce" Kristal mencoba menahan tangannya tapi Ocean tweets menarik pisau itu ke arah perut Ocean
Keano sudah tidak tahan melihat kondisi Ocean, dan lebih memilih menghampiri sang kakak "kakak" Keano berlarian ke arah Ocean berniat ingin menahan tindakan Ocean namun Dania menahannya
"biarkan saja kakakmu, jika mommy memang harus kehilangan kakakmu, Mommy sudah ikhlas, lebih baik dia mati dari pada hidup tapi harus tersiksa karena di paksa untuk hidup dengan seseorang yang tidak ia cintai " ucap Dania dengan bibir bergetar ketika melihat keadaan anaknya
"tapi kakak Mom" Keano ingin protes tapi melihat seberapa sakitnya sang Mommy yang mencoba sekuat tenaga menahan diri dengan tubuh gemetar, Keano pun mengurungkan niatnya
Kristal menarik pisau di tangannya dan melempar jauh ke arah lantai, menatap nanar pisau yang terlempar dengan begitu banyak darah Ocean di sana " sudah cukup Ocean " teriak Kristal gemetar karena tangannya sudah banyak berlumuran darah, sampai membuatnya jatuh terduduk di lantai
Kristal menoleh ke arah Elsa masih dalam posisi duduk di lantai "apa benar yang di katakan Ocean, Elsa...." Kristal menjeda ucapannya mencoba sekuat tenaga mengumpulkan keberanian tentang hal yang harus ia hadapi "apa benar kamu menjebak Ocean" tanya Kristal dengan lirih
"itu..."Elsa menundukan kepalanya, tak mampu menjawab pertanyaan mamanya
"jawab Elsa!" bentak Ocean sembari memegang perutnya yang cukup terasa sakit
Elsa memejamkan matanya " itu benar mah " lirih Elsa membuat Kristal memejamkan matanya erat
rasanya begitu hancur hati Kristal mengetahui kalau Elsa benar menjebak Ocean "kenapa .." hanya itu kata yang keluar dari bibir Kristal "kenapa kamu sampai melakukan itu Elsa" tanya Kristal dengan suara tertahan saking sakit hatinya mengetahui putrinya sampai berbuat sejauh itu hanya demi memiliki Ocean
Elsa menatap lekat wajah Kristal mamanya" itu karena aku mencintai kak Ocean mah, aku pikir setelah kami tidur bersama dan kak Ocean jarang bertemu Neva, dia akan melupakan wanita rendahan itu " ucap Elsa dengan tidak tahu dirinya
"di sini yang rendahan itu kamu Elsa " Dania tak tahan lagi untuk bicara " di sini kamu yang merendahkan diri dengan menyodorkan diri kamu pada Ocean, bahkan lebih tepatnya kamu memaksa Ocean untuk menyentuhmu, sungguh begitu hina dan rendahannya dirimu" cecar Dania tak perduli jika kata-katanya akan menyakiti hati Kristal
"aku tidak rendahan tante, aku hanya mengizinkan dia menyentuhku sekali dan itu tidak lagi, sedangkan pada Neva entah sudah berapa kali dia sudah tidur dengan Ocean " tuding Elsa membawa Neva padahal di sini yang bersalah adalah dirinya
"aku tidak pernah melakukan hal di luar batas dengan Neva " teriak Ocean memegangi perutnya yang berdenyut nyeri karena terluka "aku sangat mencintai Neva, untuk itu aku menjaganya sampai dia menjadi istriku, dan Neva juga tahu bagaimana menjaga dirinya, dia tidak pernah mengizinkan aku menyentuhnya lebih sebelum kita menikah " lantang Ocean yang jelas membela Neva karena dirinya lah yang paling tahu bagaiamana Neva
"jangan bohong kamu Oce, aku tahu kalian sudah sering tinggal bersama jadi tidak mungkin kamu tidak menyentuhnya " sangkal Elsa, menolak percaya pada Ocean yang membela Neva
"dia bukan kamu yang selalu memakai pakaian kurang bahan saat di depanku, dan memintaku untuk di sentuh " ucap Ocean membuat dada Kristal begitu nyeri
"Neva ku selalu menjaga harkat martabatnya dengan baik " lanjut Ocean membanggakan Neva di depan Elsa "dia selalu mengingatkanku bahwa kita harus menjaga sebuah ikatan bukan merusaknya " lantang Ocean
Elsa memejamkan matanya, harinya begitu sakit ketika pikirannya tidaklah benar "aku tidak perduli kak, yang aku perduli kan dan aku mau, itu kakak bersamaku" teriak Elsa
Myles sedari tadi melihat ketegangan yang terjadi di ruang keluarga rumahnya "ah kelamaan" gerutu Myles
Myles berjalan ke arah ke arah pisau yang berlumuran darah Ocean yang tergeletak di lantai, Mengambilnya dan berjalan ke arah Ocean demgan tangan gemetaran
"JLEB " Ocean membulatkan matanya ke arah Myles "Daddy" gumam Ocean tak menyangka kalau Daddy nya tega menusuk dirinya, namun bisa ia lihat sorot kesakitan di mata Myles ketika menusuk pisau ke arahnya
"kak Myles, om" teriak Kristal dan Elsa secara bersamaan
"ambil saja mayat puteraku dan nikahi dia" Myles mencabut pisau yang ia tancapkan di perut Ocean, tak sanggup melihat wajah puteranya yang sedang mengerang kesakitan
Myles menghampiri Dania yang masih Shock hebat kala melihat perbuatan suaminya itu "ayo kita pergi Mom, anggap saja kita hanya punya satu anak" ucap Myles yang ingin segera berlalu pergi saking tak sanggupnya melihat keadaan Ocean yang sedang meregang nyawa
"tunggu kak" teriak Kristal menghentikan langkah Myles dan Dania
Kristal berjalan merangkak menghampiri Myles dan juga Dania "selamatkan Ocean kak, aku mohon " pinta Kristal demgan pinangan air mata
***
Neva berjalan dengan langkah mantapnya menyusuri jalanan koridor kampus yang ia jadikan tempat menuntut ilmu selama empat tahun ini, masa yang di rasa begitu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin Ocean menemaninya mendaftar dan rasanya baru kemarin dia bertunangan dengan Ocean tapi ternyata hal itu sudah bertahun-tahun terlewati
"gimana persiapan sidangnya Neva " tanya seorang pria dengan senyum lebarnya
"beres kak, tinggal nunggu sidang yang kedua" tunjuk Neva pada sosok pria yang sedang menunggu dengan cemas gilirannya "terus giliran aku deh " balas Neva
"semoga lancar ya Neva " pria itu mengusap kepala Neva dengan lembut
"terima kasih kak Bas " ucap Neva dengan senyum lebarnya kepada Bastian yang menemaninya sidang skripsi
"sama-sama Neva, kakak senang bisa bantu kamu " balas Bastian
Neva tidak terlalu mengurusi Bastian yang menemaninya dan lebih memilih untuk membuka kembali buku catatannya agar ia bisa menjalani sidang dengan baik nanti