NovelToon NovelToon
Azzura

Azzura

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:304.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rani

Dialah Azzura. Wanita yang gagal dalam pernikahannya. Dia ditalak setelah kata sah yang diucapkan oleh para saksi. Wanita yang menyandang status istri belum genap satu menit saja. Bahkan, harus kehilangan nyawa sang ayah karena tuduhan kejam yang suaminya lontarkan.

Namun, dia tidak pernah bersedia untuk menyerah. Kegagalan itu ia jadikan sebagai senjata terbesar untuk bangkit agar bisa membalaskan rasa sakit hatinya pada orang-orang yang sudah menyakiti dia.

Bagaimana kisah Azzura selanjutnya? Akankah mantan suami akan menyesali kata talak yang telah ia ucap? Mungkinkah Azzura mampu membalas rasa sakitnya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Bab 35

Seperti yang Angga katakan, Adya pulang duluan untuk mengurus pekerjaan kantor yang sedang menumpuk. Sementara Angga sendiri sibuk berusaha mengejar Zura dengan memulai cara yang lebih mudah.

Angga mengirimi Zura bunga ke rumah Hani. Namun, belum sampai ke tangan Zura, bunga malah sudah nyungsep ke tong sampah. Karena paman Zura yang duluan bertemu dengan bunga tersebut.

"Pria bajingan masih saja tidak paham dengan apa yang aku katakan. Tunggu dan lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan padanya." Kesal si paman sambil berkacak pinggang.

"Ada apa, Paman?" Zura yang baru muncul langsung melontarkan pertanyaan saat melihat wajah gusar dari pamannya sekarang.

"Ya ampun, baru juga datang udah memasang wajah kesal. Cepat tua lho tar wajahnya itu." Zura malah menggoda pamannya sekarang.

"Lihat itu, Zu!" Paman berucap sambil mengarahkan telunjuknya ke arah tong sampah. "Bunga dari pria bajingan itu sudah paman singkirkan. Tolong, jangan buat paman kecewa, Azzura."

Zura terdiam sejenak. Matanya menatap lekat pada tong sampah di mana sebuket bunga mawar ada di dalam sana.

"Jika paman tidak melakukannya. Maka aku juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang paman lakukan. Aku tidak pernah berniat untuk menerima apapun dari dia. Sudah cukup rasa sakit itu, aku tidak akan menambahkannya lagi."

"Pegang kata-katamu, Zu. Jangan pernah membuka hati untuk orang yang telah menyakiti kamu ya, nak."

Zura langsung meraih lengan pamannya.

"Iya, pamanku yang ganteng. Jangan cemas."

"Udah, ah. Ayo masuk. Mama sudah menunggu di dalam. Rencana pernikahan megah sudah kami bahas tadi malam. Paman hanya perlu mempersiapkan diri saja. Selebihnya, aku yang akan handle."

"Kamu ini, Zu. Rencana pernikahan megah apanya? Paman ini sudah tua. Jangan berlebihan. Cukup yang sederhana saja. Yang penting sah."

"Oo ... tidak bisa begitu, paman. Kalian memang sudah berumur. Tapi resepsi megah juga harus diadakan. Umur bukanlah alasan untuk tidak membuat sebuah resepsi yang megah, bukan?"

"Dasar kamu. Pintar banget kalo ngomong."

"Ya harus dong. Zura gitu lho, Man."

"Oh iya, dua hari lagi aku terpaksa harus pulang ke kota sebelah, paman."

Si paman langsung menghentikan langkah kakinya. "Pulang? Ada urusan apa?"

"Pengadilan meminta aku datang untuk menyaksikan putusan hukuman buat tante dan Mirna. Sidang terakhir mereka akan di adakan dua hari lagi."

Paman Zura langsung mengubah raut wajahnya. "Mereka ... akhirnya membayar mahal apa yang telah mereka lakukan."

"Paman ... merasa keberatan jika mereka menerima hukuman?"

Sontak, tatapan paman Zura langsung beralih ke arah wajah keponakannya.

"Pertanyaan apa itu, Zu? Tidak sedikitpun ada rasa keberatan yang muncul dalam hati paman saat mereka menerima hukuman."

"Ya ... meskipun terasa sedikit tidak nyaman saat mengingat mereka, tapi paman tidak pernah merasa keberatan jika mereka menerima hukuman. Sebab, hukuman itu mereka dapatkan karena ulah mereka sendiri juga."

"Ah! Ya sudah. Nanti kamu katakan pada paman lagi berapa lama mereka harus di hukum. Paman tidak bisa ikut pulang bersama kamu karena paman punya banyak urusan di sini. Apa ... kamu tidak keberatan jika pulang sendiri, Zu?"

"Gak kok, Paman. Aku udah biasa lho pergi pulang sendiri. Dan lagi, aku juga gak akan sendirian kok. Pergi di temani Lula juga ke mana-mana."

"Jaga diri baik-baik kalo pergi nanti. Jangan buat paman cemas."

"Hm." Zura berucap sambil menganggukkan kepalanya pelan.

Sejujurnya, Zura tahu akan apa yang saat ini hati pamannya rasakan. Bagaimanapun, Mirna itu adalah anak yang ia besarkan sejak kecil meski bukan darah dagingnya sendiri. Sedangkan mantan istrinya itu adalah orang yang sudah hidup lama dengannya.

Hati paman Zura tentu saja merasa tidak nyaman jika mereka bertatap muka. Makanya, si paman tidak pernah ingin mengunjungi anak juga mantan istrinya yang saat ini ada di dalam penjara.

Kesalahan memang harus menerima hukuman. Tapi hati manusia itu juga lembut. Ada sisi marah, tapi juga ada sisi sedih. Tentu saja saat mengingat saat-saat bersama pasti akan muncul perasaan tidak tega nantinya.

'Maafkan aku, Paman. Aku terpaksa berhati batu saat berhadapan dengan mereka. Karena bukan hanya aku saja yang mereka sakiti selama ini. Paman juga menerima perlakuan buruk dari mereka berdua. Mereka tidak pernah menghargai paman selama mereka bersama paman. Jika saja mereka punya sisi lembut, mungkin aku juga bersedia meringankan tuntutan untuk mereka,' kata Zura dalam hati.

....

"Tuan muda. Bagaimana ini? Perusahaan sangat membutuhkan kehadiran tuan muda sekarang. Apakah tuan muda benar-benar berencana untuk menetap di sana?"

"Adya. Apa kamu masih tidak bisa aku handal kan? Kenapa juga aku kirim kamu pulang jika kamu tidak bisa mengurus perusahaan?"

"Tuan muda. Masalahnya terlalu rumit. Saya ini bukan pemilik dari perusahaan ini. Saya hanya asisten tuan muda saja. Sedangkan pemiliknya adalah tuan muda. Semau dokumen membutuhkan tanda tangan tuan muda untuk di selesaikan."

"Dasar kamu. Jangan mengajari aku apa yang sudah aku ketahui."

"Heh! Baiklah. Besok aku akan kembali."

"Kenapa tidak hari ini saja, tuan muda?"

"Adya .... "

"Oo baiklah tuan muda. Ya. Besok harus kembali. Saya jemput di bandara, oke?"

"Hm."

Panggilan vidio call itupun langsung diakhiri oleh Angga. Rasanya kesal memang. Tapi mau bagaimana lagi? Apa yang Adya katakan itu ada benarnya juga. Dia yang memiliki perusahaan tersebut. Tentu saja dialah yang bisa menyelesaikan semua pekerjaan. Bukan Adya yang hanya seorang asisten pribadinya saja.

"Baiklah. Aku harus pulang dulu besok. Setelah pekerjaan di kantor beres, aku akan datang lagi untuk mengejar Zura."

"Namun, sebelum pulang juga harus melakukan pengejaran. Aku harus datang sendiri ke kediaman Hani Adinda."

Karena niatnya untuk mengejar Zura masih belum pudar, Angga malah berniat untuk datang ke kediaman Hani untuk bertemu langsung. Dua hari dia membuat jadwal bertemu setelah malam itu, tapi tidak ada yang berhasil sedikitpun.

Kali ini ia datang dengan keadaan pasrah. Jika ia diusir lagi, maka dia akan menerimanya dengan lapang dada. Mobil Angga jalankan menuju kediaman Hani. Saat tiba ke tempat yang ingin ia tuju, di sana malah sudah ada mobil lain yang terparkir. Dan mobil itu sepertinya bukan mobil dari si pemilik rumah.

Angga beranjak turun dari mobil dengan seikat bunga di tangan. Buket indah untuk yang kesekian kalinya untuk wanita yang ia puja saat ini. Angga melangkah dengan langkah mantap untuk bertemu Zura.

Bel pintu ia bunyikan. Beberapa saat kemudian, seorang pelayan muncul dari balik pintu tersebut.

"Permisi, mas. Cari siapa?"

"Ee ... cari ... nona Zura. Apakah nona Zura nya ada?"

"Ada. Tunggu sebentar! Saya tanya dulu bisa menerima tamu lagi sekarang atau tidak. Soalnya, di dalam juga ada tamu."

1
Lilik Khoniah
mnrtku cukup klarifikasi via konferensi pers, minta maaf,dan sampaikan apa yg sebenarnya terjadi, Krn dulu diviralkan,minta maaf nya jg harus diviralkan itu baru adil, Krn untuk memperbaiki nama baik
Henny Nuraini
Luar biasa
Jumiah
sombong bangat ,dikira azura
mata duitan ,azura bisa lebih
mendapat kan uang dengan cara
hasil keringat nya sendiri ..
bisa jd azura lebih jaya ,dri pd kmu
angga ...lanjut
Siti Nurullatifah
Lumayan
⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟Å𝐧𝐧ⱥ𝐀⃝🥀🍁❣️
murahan sekali Tania kmu itu🥱🥱🥱
Rani: wkwkwkwkw
total 1 replies
⒋ⷨ͢⚤Ꮶ͢ᮉ᳟Å𝐧𝐧ⱥ𝐀⃝🥀🍁❣️
pretttt orang baik dari mana???
Rani: huhuhu ....
total 1 replies
Raisha Mieyka
terbaikkk
Rani: makasih buanyak🥰🥰🥰
total 1 replies
Euis Ratnasari
maaf thor kalau bisa paman azzura jgn manggil azu,kalau zura kayanya lbih enak
Rani: hehe, iya. udah aku ubah kok selanjutnya.
total 1 replies
Fay
Luar biasa
Rani: makasih buanyak💖💖💖💖
total 1 replies
Dwi Setyaningrum
Thor enakan manggilnya Ra drpd zu ditelinga itu kedgrannya gmn gt ga enak aja😁😁
Rani: huahahahaha .... aduh maaf, udah end plak ceritanya. hm, lain kali aja deh yah.
total 1 replies
Dwi Setyaningrum
gpp lah Angga berkorban utk zura itung2 penebusan dosa utk zura walau luka yg dirasakan zura tdk berdarah ditebus dg luka berdarah asalkan Angga bisa sembuh dan dg jln itu Angga bisa kembali dg zura ya ga Thor😁😁
Rani: huahahahaha .... iya-iya iya. 😅😅😅😅
total 1 replies
ami
Bagus
Rani: makasih buanyak🥰
total 1 replies
Lala Kusumah
ceritanya bagus menarik dan inspiratif bagi para wanita tangguh yang ada di dunia ini.... lanjuuuuuuuuuuutttt teruslah berkarya dengan karya karya yg baru dan bagus lg....
Rani: makasih banyak🥰🥰🥰🥰
seneng ... banget aku.
total 1 replies
Lala Kusumah
Alhamdulillah... akhirnya happy ending....
Rani: hihihi ... baca karya aku ngga perlu cemas. wkwkwk .... soalnya, karya aku selalu happy ending. huahahaha
total 1 replies
vania
good jobs Thor sudah menghibur kita terimakasih
Rani: terima kasih kembali udah mau baca karya aku yah. 🥰
total 1 replies
Endang Supriati
klu sy jd azura bicara begitu sama sngga, suruh buat tabia dan bpknya mati, atau suruh angga bugil keliling komplek
Rani: huahahaha ... sedih plus lucu aku.
total 1 replies
Endang Supriati
supaya rasa bersalahmu hilabg terhadap zyra,ayahnya zyra dan kakekmu, balas kebodohanmh dgn sewa 5 org oreman syruh perkosa Tania rame2 itu balasan yg adil. kau sdh mempermalukan azura,dan membunuh ayahnya. skrg balas tania dgn dipermalukan kembali dan buat bpknya Tania mati!!
Rani: ish, serem nya pembalasan. 😅
total 1 replies
Endang Supriati
klu sy tdk tkut xuma di gampar di bsnding dgn rumah.
hrsnya zura hbs nonjok hidung dan matanya tendang perut dan dada nya si mirna di jamin kelojotan
Rani: yaaaaahhhhh .... terlalu sadis
total 1 replies
Endang Supriati
masacuma gampar, tonjok hidung dan matanya.
Rani: huhuhuhu ..... seremnya.
total 1 replies
Tri Handayani
akhirnya berakhir dgn bahagia,semua menemukan jodoh dan kebahagiaan masing"sukses terus thorrr,semangat berkarya
Rani: makasih banyak yah, uwuuuuuu🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!