Kisah Seorang Dokter Muda dengan segudang prestasi dan kesempurnaan dalam hidupnya, ternyata mempunyai masa lalu dari seorang laki-laki yang menyakitkan, semua itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahiran dan keluarganya
Dokter ALENA berasal dari Keluarga Milyarder yang hidup sederhana dengan menutupi identitasnya
Disaat Seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya tiba-tiba muncul kembali di kehidupannya, apa yang akan terjadi ?
Penasaran, yuk ikuti ceritanya ya
cerita ini adalah seri ke 2 dari kisah sebelumnya "POWER OF WOMAN"
Salam kenal dan jumpa dari Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Alena menjerit dan mengagetkan Amaya yang baru saja mau membuka pintu kamarnya, begitu juga dengan penghuni kontrakan lainya, Akhirnya Amaya dan semua penghuni kontrakan lari ke kamar Alena takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap Alena
Saat Amaya dan yang lainya berada di depan pintu kamar Alena, semuanya kaget melihat posisi erotis keduanya, dimana Edward memeluk Alena yang sedang berada di atas tubuhnya seolah-olah sedang bercinta, ada yang langsung menutup matanya, ada yang langsung berpaling pergi, sedangkan Amaya melongo tak percaya
"Edward!"
Teriak Alena berusaha bangun tapi sengaja di tahan oleh Edward
Amaya tersenyum sambil menutup pintu kamar Alena pelan, dan membubarkan para penonton yang masih penasaran
Saat pintu sudah tertutup, Edward langsung melepaskan tubuh Alena dari pelukannya dan segera duduk
"Apa-apaan sih kamu ini Ed, pagi-pagi dah bikin kacau rumah orang, lihat tu, dikira kita ini berbuat yang enggak-enggak sama mereka semua, malu aku ni"
"Brisik, ini apa pasword buka handphone kamu, cepet bilang"
"Mau ngapain sih kamu, pakek ngrebut handphone ku segala, sini!"
"Nggak, bilang dulu paswordnya"
"Edward Gila"
"Eh, ditanya pasword malah ngatain orang, minta di hajar kamu ini ya"
"Berani nge hajar aku, ayo kalau berani"
"Oh nantang ya, oke, jangan nyesel kamu ya" Edward langsung mendekati Alena, dengan gerakan cepat membanting tubuh Alena ke kasur dan menindihnya
"Edward!, Lepas, jangan gila, brengs#k, apa yang kamu lakukan, lepas Ed!"
Edward makin menjepit tubuh Alena yang meronta-ronta dan mendekatkan bibirnya ke bibir Alena dan sedikit lagi hampir menempel, Alena langsung menyerah
"Edward Gila, itu paswordnya, sumpah, aku gak bohong, lepas Ed" Alena memohon
"Dasar, seenaknya aja buat nama pasword pakek nama orang" ucap Edward melepaskan Alena dan kembali duduk untuk membuka handphone Alena, setelah itu menghilangkan blokiran nomer handphone nya
"Sekali lagi kamu blokir nomer ku, aku hamili kamu, ngerti, jangan berani macam-macam!" ucap Edward sambil berdiri dan berjalan keluar meninggalkan Alena yang masih shock dengan perbuatan Edward tadi
Hari ini Alena benar-benar malu hingga males untuk keluar kamar, sampai akhirnya Alena harus berangkat ke Rumah Sakit segera, dengan cepat Alena berjalan turun dan berusaha tidak menatap siapapun
"Eh tunggu Dokter, gimana tadi, dah buka segel duluan ni?" tanya salah satu penghuni kontrakan
"Maaf saya harus kerja mbak, permisi?"
"Tunggu Dokter, aku kasih tips biar gak terlalu sakit saat di masukin ya, jadi lubang kenikmatan Dokter harus di jilat-jilat dulu, biar agak licin gitu Lo, enak nanti tuh masuknya"
Alena hanya melebarkan matanya, tak percaya dengan omongan vulg@r dari penghuni kontrakan itu
"Maaf, saya masih belum ngerti soal gituan, nanti kalau dah nikah, baru nih saya minta resepnya dari mbak ya"
"Kawin doang kan gak perlu nikah dulu Dokter, nyoba-nyoba dulu aja, kalau cocok lanjut nikah"
"Eh saya gak bisa gitu mbak, kehormatan hanya milik suami, ok!"
ucap Alena dan segera masuk ke mobilnya, secepat kilat melajukan mobil ke arah Rumah Sakit tempatnya bekerja
"Lama-lama bisa gila aku nanggepin omongan orang-orang kontrakan, ini gara-gara Edward, dasar sableng" batin Alena
Beberapa saat kemudian terdengar suara handphone Alena berdering, dilihatnya ternyata Amaya
"Halo Al, kamu dimana sih, kita janji mau berangkat bareng" ucap Amaya
Ciit
Suara rem mobil Alena terdengar menyakitkan telinga
"Ya Alloh, aku lupa Am, sumpah, ini aku dah hampir sampai rumah sakit, gimna nih?"
"Alena!"
Teriak histeris dari Amaya di dalam handphone, membuat telinga Alena sampai sakit
"Iya Am, aku yang salah, teriakan mu kenceng banget ni, bikin telingaku sakit, gak usah manja deh, cari taksi online saja" ucap Alena memberikan solusi
"Dasar kamu ya, keterlaluan emang kamu Al !"
"Aku kan udah minta maaf Am, udah deh, cepet cari taksi online
Tut Tut Tut
Amaya mematikan sambungan telepon
*
Kali ini IGD tempat Alena berjaga lumayan banyak pasiennya, berbeda dengan Dokter Spesialis lainnya saat berjaga di IGD, Alena lebih memilih membantu teman-teman tenaga medis lainya dalam menangani pasien di IGD, sampai beberapa perawat dan dokter umum yang ada disana gak enak hati sendiri
"Al, kamu itu dokter spesialis, duduk aja di tempatmu, biar kerjaan lainya kita yang ngerjain" ucap Amaya
"Aku tuh gak enak kalau jaga cuma suruh duduk mulu, apalagi ni IGD lumayan rame sore ini"
"Ish, tapi yang lain pada lihatin kamu tu, gak enak hati tau, masak dokter Spesialis malah ikutan kerjaan perawat ma dokter umum gini"
"Brisik, biarin aja, nanti lama-lama mereka terbiasa dengan diriku Am"
"Terserah kamu deh Al, ngeyel kalau di kasih tau"
Sementara itu dari lantai 2 seseorang sedang memperhatikan Alena dan tersenyum penuh Arti, dia adalah Aditama
"Alena, aku selalu ingin melihatmu" batin Aditama
Akhirnya sampai jam 9 malam, semua yang berjaga siang segera digantikan oleh tim jaga malam
"Al, cari makan dulu yuk, aku lapar"
"Siap, kita bungkus aja ya, ini kan malam Minggu, kak Delia minta kita nemenin di apartemennya, jadi kita langsung kesana"
"Iya siap Al, aku juga dah bawa baju ganti dan lainya kok, kita gak perlu mampir kontrakan lagi kan?"
"Hem, yok kita tancap" ucap Alena
Alena dan Amaya segera berganti pakaian dan melangkah ke parkiran menuju mobil Alena, namu langkah mereka terhenti saat Aditama sudah berdiri di dekat mobil Alena
"Bukannya itu Adit ya Am?"
"Iya bener, itu Dokter Aditama Al, jadi gak karuan ni jantungku"
"Idih, ketemu sang pujaan hati ni, merah tuh muka, seneng banget mbak" goda Alena
"Diam Al, jangan goda in mulu, makin salting nih aku"
"Hai dokter-dokter cantik, mau ke apartemen Delia kan?" ucap Aditama
"Loh kok tau, dapat info dari mana dokter Adit? tanya Amaya
"Ya dari dokter Delia, tadi pas ketemu ,dia cerita soal kalian yang akan begadang malam mingguan di rumah Delia"
"Hehe, Iya bener dokter, apa dokter mau ikut gabung juga?" tanya Amaya berharap
"Tentu saja Am, aku dah ngantongin ijin dari Delia ni"
"Oh ya? ,sip deh kalau gitu"
Alena langsung pergi menuju mobilnya, sementara Amaya dan dokter Aditama asik berbincang
"Aku duluan, nanti kalian yang cari makan di Resto Bunda sekalian bayari ya, kan ada Dokter Aditama" ucap Alena sambil melajukan mobilnya
"Heh, Alena, tunggu, aku sama siapa ke tempat kak Delia?, Alena , Alena, tunggu!"
"Sudah, bareng aku saja, kita pergi sekarang ok?" ucap Aditama
"Siap, ayok"
*
Sementara itu di sebuah Apartemen mewah milik Edward
"Tuan, ini semua informasi yang anda inginkan soal perusahaan otomotif mobil mewah yang ada hubungannya dengan Royal Murrage Hospital"
"Baik pak, makasih, kita lihat ada apa disini"
Edward segera membuka berkas yang di berikan dan segera membacanya satu persatu, senyuman penuh misteri terulas di bibir Edward
"Apa anda sudah menemukan sesuatu tuan?"
"Hem, aku bisa mendapatkan benang merah dari sini, rupanya dokter Amelia anak dari Jordi Setiawan, pemilik perusahaan Otomotif Setya Rajawali Company, pantas saja dia bisa seenaknya di Rumah sakit itu"
"Iya tuan, saya juga melihat hal aneh di keuangan Rumah Sakit lima tahun yang lalu, dimana saat Rumah Sakit itu kekurangan Dana tapi malah memperluas bangunannya, penghasilan dan pengeluaran tidak seimbang, namun seperti tidak ada masalah"
"Itu bisa di pastikan Royal Murrage Hospital waktu itu mendapatkan suntikan dana dari seseorang, yang tentu saja di rahasiakan keberadaanya"
"Dan di tahun berikutnya, Rumah sakit ini mulai terkait dengan transferan dana ke perusahaan otomotif Setya Rajawali Company"
"Jadi pak hari sudah bisa menyimpulkan bukan?"
"Iya tuan, kita harus segera menyelesaikan hal ini, agar Rumah sakit tidak di manfaatkan orang luar dan tidak sampai mengalami Krisis"
"Secepatnya akan kita urus hal ini, kali ini pak hari bisa membantu ku?"
"Tentu saja tuan, saya sangat penasaran dengan kekuatan perusahaan otomotif Setya Rajawali Company yang berani mengusik tuan Edward"
Bersambung
Terimakasih, jangan lupa jejak dukunganya (like komen, vote dll)