NovelToon NovelToon
Ayahku Cinta Pertamaku

Ayahku Cinta Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nindy

Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa ayah sakit?

Waktu terus berjalan, kini putri Naura sudah mulai bertambah usianya. Sudah bisa berbicara dengan sangat jelas. Bahkan kini sudah bisa menyanyi.

Saat sedang menginap dirumah ayah, si kecil bermain sendiri di dekat pintu dan melihat hujan. Tak mengira bahwa si kecil bisa menyanyikan sebuah lagu dengan begitu fasih.

"Tik...tik...tik... bunyi hujan diatas enting. Airnya tuyun tidak terkira. Cobalah engok, daun dan ranting, pohon dan kebun basah semua....." si kecil yang menyanyikan lagu dengan begitu lengkapnya.

Ayah yang tak sengaja melihatnya, lalu mengambil handpone dan merekam cucunya yang sedang menyanyi. Mata ayah berkaca-kaca melihat itu. Cucu perempuannya mengingatkannya pada Naura kecil dulu. Mirip sekali dengan cucunya. Saat Naura kecil, ia juga suka sekali menyanyi. Berbagai macam lagu ia hafal. Terasa seperti bernostalgia dengan dua puluh tahun yang lalu.

Ayah sadar, bahwa yang ia lihat bukanlah Naura melainkan cucu kesayangannya. Menyadarkan ayah bahwa dirinya sudah semakin tua.

Ayah sering mengatakan bahwa cucu perempuannya itu adalah cucu yang sesuai dengan setiap doa yang ia panjatkan. Dulu, saat ayah tau Naura hamil. Ayah setiap malam selalu memanjatkan untuk Naura dan calon bayinya. Ayah menginginkan cucu yang baik, cerdas, pintar, lengkap, sempurna, mudah untuk diasuh, mudah untuk dinasehati, dll. Tak disangka Naura melahirkan anak perempuan, padahal awalnya ayah mengira Naura mengandung anak laki-laki.

Tapi, setelah ayah pikir-pikir anak perempuan memang lebih mudah diasuh dan penurut dibandingkan anak laki-laki. Setiap tumbuh kembang cucunya hampir semuanya seperti Naura kecil dulu.

Hari ini ayah telah menyelesaikan meja aquarium untuk mas Roni. Naura yang melihatnya begitu kagum.

"Bagus sekali yah mejanya" ucap Naura.

"Kenapa ayah tidak membuat furniture saja, pasti laku dijual" ucap Naura.

"Ah tidak, raga ayah sudah tidak sekuat dulu. Ayah membuat ini hanya untuk mengisi waktu luang ayah. Semoga bisa bermanfaat" ucap ayah.

"Pasti mas Roni suka sekali dengan meja buatan ayah" ucap Naura.

"Iya....semoga aquariumnya bisa diletakkan rapi di meja ini ya" ucap ayah.

Mata naura masih tertuju pada meja yang satu lagi. Tapi, Naura benar-benar tak berani bertanya untuk apa sebenarnya meja itu?

Akhir-akhir ini ayah menggunakan baju panjang dan celana panjang. Memang suasana dirumah ayah begitu sejuk, tapi tak biasanya seperti itu, biasanya memakai kaos pendek juga saat agak panas.

Ayah yang melihat sofa miliknya sudah tak begitu empuk, merenovasinya sedikit. Memasukkan beberapa kain yang tidak terpakai supaya sofa itu masih nyaman untuk digunakan duduk. Ayah juga membenahi beberapa kursi yang agak lapuk, menggantinya dengan kayu baru atau menambahkan bagian-bagian tertentu supaya kursi itu semakin kokoh.

Semua hal dirumah yang perlu diperbaiki, semuanya diperbaiki ayah dengan begitu detail. Seperti genteng yang bocor ayah perbaiki posisinya. Sanyo tangki air diatas rumah, ayah buat supaya bisa menampung air secara otomatis dan jika penuh akan mati otomatis juga. Ayah membuat sakelar dengan karyanya sendiri supaya tangki air di atas rumah bisa terkoneksi dengan penampungan air di bawah dan bisa mati secara otomatis jika sudah penuh. Jadi, airnya tidak terbuang sia-sia.

Ayah memang memiliki banyak ide untuk membuat barang-barang yang bermanfaat. Ayah yang begitu kreatif dan serba bisa memperbaiki apapun membuat ibu, Naura, dan adiknya selalu mencari ayah ketika ada barang yang rusak.

Tas Naura tak bisa menutup dengan baik, Naura meminta tolong ayah untuk memperbaikinya.

"Ayah, tolong bantu Naura perbaiki tas ini ya. Resleting tas ini tidak bisa digunakan" ucap Naura.

"Iya....." jawab ayah sembari mengambil satu peralatannya dan langsung memperbaiki. Satu menit saja langsung jadi. Ayah menyerahkan tas itu kepada Naura.

"Wahhh langsung jadi, mas Roni saja sudah aku minta tolong untuk perbaiki tidak bisa. Terimakasih ayah" ucap Naura.

Tak lama kemudian adik Naura datang menghampiri, menawarkan pekerjaan yang mungkin bisa Naura kerjakan dirumah untuk sambilan.

"Kak, aku ada tawaran pekerjaan untuk membuat laporan keuangan. Kakak mau ambil pekerjaan ini tidak ? lumayan gajinya satu juta" ucap adik Naura.

"Coba mana kakak lihat?" kata Naura.

Naura yang tergiur dengan gaji itu, tertarik dengan tawaran adiknya.

"Memangnya untuk kapan ini ?" tanya Naura.

"Untuk bulan depan kak, masih ada waktu lama untuk mengerjakannya" Ucap adik Naura.

"Yasudah tidak apa-apa. Kakak mau ambil pekerjaan ini, tapi bagaimana kalau kita kerjakan berdua saja, nanti gajinya dibagi dua" ucap Naura.

"Yaudah oke...." ucap adiknya.

Naura bersyukur sekali, walaupun ia dirumah tapi ia bisa menghasilkan uang sendiri. Lumayan bisa buat tambahan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Naura mencoba memahami laporan itu, sedikit demi sedikit mulai Naura kerjakan. Beruntung si kecil sedang di asuh oleh ibu. Ayah duduk disamping Naura dan menemani Naura mengerjakan pekerjaan barunya itu. Ayah seperti ingin menghabiskan waktu di samping Naura, seperti ada yang mau ia katakan tapi apa ? Tak sengaja Nuara melihat badan ayah sedikit kurus. Tapi karena ayah memakai kemeja panjang, jadi tidak terlihat begitu jelas. Naura terus memandangi ayah di bagian lehernya. Apa memang ayah sakit ?

Nampak seperti ada yang berbeda tapi apa? Ayah juga tak mengatakan sesuatu hal penting. Sekilas ayah nampak sehat seperti biasanya.

Saat sore hari, ayah kembali melakukan aktivitas bersih-bersih rumah, menyapu seluruh sudut rumah, sampai jalan depan rumah, sampai jalan menuju kebun dan pemakaman lagi.

"Sebenarnya apa yang ayah lakukan? Kenapa ayah menyapu sampai jalan ke kebun dan pemakaman? Padahal jarang sekali ada orang yang melewati jalan itu. Buat apa ayah repot-repot membersihkannya sampai sejauh itu???" tanya Naura dalam hati yang melihat ayah dari jendela rumah.

Tak disangka hujan turun begitu derasnya. Ayah yang sedang bersih-bersih jalan tak kunjung pulang. Naura begitu khawatir pada ayah. Segera Naura ambil payung dan Naura susul ayah supaya tidak kehujanan.

Naura menuju jalan ke arah kebun dan pemakaman, tapi ayah sama sekali tidak terlihat. Naura ingin menyusul ayah dengan menuruni jalan yang cukup curam, tapi turunnya hujan ini membuat jalan itu begitu licin. Akhirnya Naura mengurungkan niatnya dan kembali kerumah karena ia mendengar suara anaknya menangis mencarinya.

"Ah mungkin ayah sedang berteduh" ucap Naura dalam hati.

Setelah sekian lama, akhirnya ayahnya pulang. Ayah pulang dengan baju basah kuyup dan kotor. Sebenarnya apa yang ayah lakukan? kenapa tak langsung pulang saat hujan turun? apakah harus membersihkan jalan sampai hujan-hujanan?

Ayah masuk rumah lalu menuju kamar mandi. Naura mengambilkan handuk dan membuatkan minuman hangat untuk ayah. Naura merasa bersalah karena tadi tidak jadi menyusul ayah sampai kebun atau pemakaman. Jadi, ayah sampai basah kuyup begitu. Bagaimana jika ayah sakit?

1
Hana
lanjut
Dama9_
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
endah nindy: siap...
total 1 replies
putri baqis aina
Jatuh cinta 💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!