Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Target Utamanya Adalah Zhea!
...“Yakh, kemana saja kalian, Hah? Cepat bunuh wanita sialan itu!”...
Begitu mendapat perintah, mereka pun segera melangkah mendekati tempat persembunyian Shea. Sementara Shea tidak bisa bergerak kemanapun, karena jika dia keluar dari tempat persembunyiannya maka sama saja dengan bunuh diri. Ketika langkah mereka semakin mendekat ke tempat persembunyian Shea tiba-tiba kembali terdengar suara tembakkan.
Dor … Dorr … Dorrr ….
“Argh ….”
“Cepat lindungi, Tuan muda! Dan pergi dari sini!”
Perintah salah satu diantara mereka memberikan arahan, setelah beberapa anak buahnya tewas terkena tembakan tersebut. Dengan cepat mereka berusaha melindungi pria misterius yang sebelumnya hampir dibunuh oleh Shea.
Ya, serangan balik itu dilakukan oleh Noah dan Daddy nya yaitu Felix yang segera datang bersama dengan Jaydon dan Will setelah mendapat sinyal adanya bahwa dari Shea.
Sebelum Shea membuat pria misterius yang mengikutinya keluar dari tempat persembunyiannya, Shea memang sudah terlebih dahulu mengirimkan sinyal adanya bahaya dan lokasinya saat itu pada Noah.
Begitu mendapatkan sinyal bahaya dari Shea, Noah segera menghubungi Felix yang kebetulan tengah berada di markas bersama dengan anggota Trio Somplak nya yaitu Will dan Jaydon yang rencananya mereka akan pergi memancing hiu di sungai.
Dan di sinilah mereka berakhir sekarang, sebab keselamatan cucu kesayangan Xavier lebih penting dari memancing ikan hiu ditambah dia putri kesayangan dari bocah psikopat Levi.
“Eits … Mau kemana kalian, Hah? Beraninya mengeroyok wanita, giliran dikeroyok balik malah melarikan diri seperti maling mangga,” ujar Felix yang tentu tidak akan membiarkan musuhnya melarikan diri dengan mudah.
“Jangan lari, sialan! Gara-gara kalian rencana kami memancing ikan hiu nya jadi gagal, setidaknya nyawa kalian yang harus menjadi bayarannya.” Sementara Jaydon mengamuk, dia maju dengan penuh amarahnya yang menggebu menghabisi beberapa musuhnya dengan pukulan mautnya.
“Aish, Sialan! Sejak kapan mereka tiba di sini?” umpat pria misterius itu yang merasa tersudut.
“Sekarang bukan itu yang terpenting, Tuan muda! Namun, kita harus mencari cara untuk melarikan diri dari mereka kalau tidak kita akan benar-benar mati di sini,” ujar sang anak buahnya.
Hingga tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan mereka dan pengemudinya berseru, “Cepat masuk! Atau kalian memang ingin mati di sini!”
Tanpa buang waktu keduanya langsung masuk ke dalam mobil dan detik berikutnya mobil itu melesat dengan cepat meninggalkan tempat itu. Felix tidak berhenti untuk mengejarnya, dia segera masuk ke dalam mobilnya dan mengejar mobil tersebut.
Rupanya begitu mendengar suara tembakan, Shea sudah keluar dari tempat persembunyiannya. Akan tetapi, dia membiarkan Felix dan yang lainnya membereskan orang-orang itu sementara dia hanya menontonnya dari kejauhan.
Ketika melihat Felix mengejar mereka yang berhasil melarikan diri dan Jaydon yang selesai membereskan sisanya, Shea baru menghampiri Noah dan Will yang memilih menjadi penonton juga.
“Terima kasih sudah tiba tepat waktu! Jika kalian terlambat sedikit saja, mungkin aku sudah benar-benar mati sekarang,” ucap Shea yang tidak lupa harus mengucapkan terima kasih atas bantuan dan pertolongan Noah dan yang lainnya.
“Tentu saja kami harus memastikan kau tetap aman, Shea! Jika tidak ingin digantung, dikubur atau bahkan dibakar hidup-hidup oleh Grandpa dan Daddy mu. Belum lagi dengan amukan Nyonya Zhia dan Mommy mu,” ujar Noah menyampaikan fakta yang ada jika mereka gagal melindungi kesayangan keluarga Xavier.
“Namun, siapa mereka? Kenapa mereka bisa berniat membunuhmu? Apakah kau membuat masalah lagi dengan seseorang?” cecar Will sebab putri Levi dan Lucia yang satu ini memang sangat suka berkelahi dengan siapapun, terutama dengan para preman atau anggota gangster yang meresahkan masyarakat.
“Aku juga tidak siapa mereka, terutama bajingan yang hampir aku bunuh itu! Namun, yang aku sadari target utamanya adalah Zhea,” ujar Shea yang sontak membuat Will dan Noah cukup terkejut saat mendengarnya.
“Bajingan itu mengira kalau aku adalah Zhea, sehingga dia terus mengikutiku entah sejak kapan. SDan begitu aku menyadari bahwa dia terus mengikutiku, maka aku hajar saja sekalian bahkan aku hampir berhasil membunuhnya. Tapi siapa sangka, dia membawa anak buah bersenjata sehingga aku harus bersembunyi dan mengulur waktu sampai kalian datang.” Shea tidak lupa menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
“Kenapa mereka menargetkan, Zhea? Jika mereka menargetkan mu, maka aku akan mempercayainya karena kau dan bocah ini selalu saja mengajak orang berkelahi.” Will menunjuk pada Noah, “Tapi jika mereka menargetkan Zhea rasanya tidak mungkin, karena dia anaknya tidak suka mencari masalah dengan siapapun, tidak seperti kalian berdua!” Lagi-lagi Will menyindir kelakuan Noah dan Shea.
“Ish … Berhentilah, menyindir kami berdua! Jika Zhea memang sesempurna itu, kenapa Kakek Will tidak langsung menikahkan Kak Nathan dengan Zhea saja? Kenapa harus ada drama seperti itu segala. Lagi pula sebaik apa dan secantik apa kekasih Kak Nathan itu ‘sih? Aku jadi penasaran,” ujar Shea yang dengan mudahnya membalikkan keadaannya, hingga Will kehabisan kata-kata untuk berdebat dengan putri Levi yang satu ini.
“Soal perasaan tidak bisa dipaksakan Shea!” sela Jaydon yang menghampiri mereka dengan menyeret seseorang yang sepertinya masih bernapas, “Untuk lebih jelasnya, kita tunggu saja sampai Felix kembali.” Imbuhnya.
“Sebaiknya kita kembali saja sekarang dan memberitahukan tentang kejadian ini kepada Tuan Rayden dan juga Levi.” Lanjutnya menyarankan mereka semua untuk kembali ke Markas atau ke Mansion.
“Apa yang Jaydon katakan adanya benar! Kita kembali saja dan bicarakan ini dengan yang lainnya.” Will setuju dengan Jaydon.
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk berkumpul di Mansion, sedangkan Jaydon harus mampir ke markas lebih dulu untuk mengamankan musuh yang sudah berhasil dia buat pingsan dengan pukulannya.
Bersambung....
Giselle memang menghubungi seseorang yaitu papahnya dan kedua kakaknya...👍
ayo cpt cari tau sebelum ada hal mengerikan