NovelToon NovelToon
When The Heavy Rain Comes To You

When The Heavy Rain Comes To You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda Dwi

Lunar Paramitha Yudhistia yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi harus menerima kenyataan pahit bahwa ayahnya menikah lagi dengan rekan kerjanya. Ia tak terima akan hal tersebut namun tak bisa berbuat apa-apa.

Tak disangka-sangka, wanita yang menjadi istri muda sang Ayah menaruh dendam padanya. ia melakukan banyak hal untuk membuat Lunar menderita, hingga puncaknya ia berhasil membuat gadis itu diusir oleh ayahnya.

Hal itu membuatnya terpukul, ia berjalan tanpa arah dan tujuan di tengah derasnya hujan hingga seorang pria dengan sebuah payung hitam besar menghampirinya.

Kemudian pria itu memutuskan untuk membawa Lunar bersamanya.

Apa yang akan terjadi dengan mereka selanjutnya? Yuk, buruan baca!

Ig: @.reddisna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda Dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22: Start The Action

Sinar matahari yang terik menusuk tulang dan kulitku, rasanya seperti terbakar. Angin yang berhembus terasa panas, itu membuat suasana hatiku semakin buruk. "Kenapa hari ini terik sekali? Menyebalkan!" gerutuku sembari mengusap-usap wajahku yang penuh keringat. Riasan yang begitu tebal dan rambut palsu ini membuat keadaan menjadi semakin buruk.

Aku harus berjalan dua kilometer untuk mencapai firma hukum tempat pria tua itu bekerja, lantai lima di Gedung Athena. Sebuah gedung berwarna putih dengan nuansa Eropa yang kental, memang dulu gedung ini dibangun saat Inggris menjajah negara kami. Auranya cukup mencekam karena banyaknya patung tokoh-tokoh yang cukup terkenal di masanya.

Aku memasuki elevator dan menekan tombol lantai lima, Tuan sudah membuat janji dengan senior lawyer sebelumnya. Aku hanya perlu menyerahkan dokumen-dokumen yang ada di tanganku. "Bagaimana mereka bisa merekayasa berkas-berkas ini?" semua dokumen yang ada di tanganku adalah palsu.

Tak berselang lama, aku sampai di lantai lima Gedung Athena. Aku melenggangkan kakiku menuju lobi sembari mengamati sekeliling. Interiornya cukup modern meskipun terletak di gedung tua.

Firma hukum Hogan Loren merupakan salah satu yang paling terkenal di kota ini, banyak sekali pejabat dan konglomerat yang sudah menggunakan jasanya. Pemiliknya adalah orang Eropa yang menetap disini, Hogan de Loren. Meninggal dua tahun silam dan kepemilikan berpindah pada putranya, Hugo de Loren. Firma ini sangat ekslusif, mereka sangat teliti dalam memilih kasus yang akan ditangani. Untungnya kasus yang telah direncanakan Tuan menjadi salah satu yang terpilih dari beberapa kasus yang akan ditangani selama tiga bulan ini.

Aku menunjukkan surat reservasi yang ku dapat melalui surel pada resepsionis. "Nona Catherina Ludwig terimakasih sudah datang tepat waktu, saya akan mengantar anda menuju ruangan Sir Thomas," ia membawaku menuju sebuah ruangan yang terletak di ujung, pintu ruangan itu dijaga oleh dua patung malaikat yang tengah membentangkan sayapnya.

Dengan gugup, aku membuka pintu ruangan itu. Sekujur tubuhku terasa dingin dengan tangan yang penuh keringat, astaga apakah aku bisa melakukannya? Aku takut menghancurkan semua rencana yang telah disusun oleh Tuan dan Lunar.

Aku menyapa Sir Thomas dengan senyum tipis kemudian ia mempersilahkan diriku untuk duduk. Dengan gugup aku duduk di sana, membuka dokumen-dokumen yang telah dipersiapkan. Aku tak berani menatap matanya, wajahnya yang tegas dengan tatapan mata yang tajam membuatku semakin gugup. Helaan napas mengiringi langkahku saat membuka dokumen, berharap perasaanku menjadi lebih tenang setelahnya.

"Saya Catherina Ludwig, selaku sekretaris pribadi Nyonya Perez ..." aku menjelaskan mengenai kasus yang akan ditangani oleh mereka ─ kasus pembunuhan yang cukup rumit karena tak ada satupun jejak yang ditinggalkan. Kami meminta sebuah tim yang terdiri dari dua detektif dan pengacara.

"Nona Perez secara khusus meminta Tuan Yudhistia sebagai pengacara yang akan turut menangani kasus ini bersama dua detektif lainnya," tambahku.

"Hmmm, begitu ya ..." Sir Thomas membolak-balikkan dokumen yang ku bawa, kurasa dia tengah mempertimbangkan permintaanku karena sebenarnya kami tak bisa memilih siapa yang akan menangani kasus kami. Jika ini gagal, semua rencana akan berubah total.

Mata elang itu menatapku, guratan wajahnya menampakkan keseriusan. Aku merasa terintimidasi. "Bagaimana Tuan, apakah anda bisa mengabulkan permintaan Nyonya kami? Biaya yang mahal bukan masalah bagi kami," aku berusaha untuk merayunya.

"Baiklah, kami akan mendiskusikannya dengan tim kami. Surel akan dikirim paling lambat tujuh hari," Sir Thomas memasukkan dokumen-dokumen itu ke dalam sebuah map khusus, kemudian memasukkan ke dalam loker.

"Ah baiklah, senang bekerja sama dengan anda, Sir. Kami tunggu kabar baiknya ..." aku beranjak dari tempat dudukku dan menjabat tangannya.

"Ya, selamat siang. Semoga harimu menyenangkan," ia menerima jabatan tanganku, aku hanya tersenyum tipis lalu meninggalkan ruangan itu. Hak tinggi itu melangkah dengan pasti, meninggalkan ruangan dengan tema monokrom itu, aku merasa lega karena berhasil melakukannya dengan baik, Tuan harus menaikkan gajiku untuk ini. Dengan pasti ku tekan tombol elevator menuju lantai dasar, aku ingin segera pulang dan menceritakan semuanya pada semua orang.

Lunar mengirim sebuah padaku, sebuah mobil tua berwarna putih akan menjemputku. Akhirnya aku tak harus berjalan kaki lagi, itu membuatku pegal. Aku melihat keluar dan melihat mobil itu telah terparkir di luar gedung. "Wow, darimana mereka mendapatkan mobil seperti ini?" gumamku.

Tanpa pikir panjang aku langsung menghampiri mobil itu, aku ingin segera beristirahat. Energiku terkuras habis untuk ini. "Silahkan masuk, Nona," seseorang membukakan pintu mobil untukku.

Aku tersenyum tipis. "Terimakasih."

Mobil itu melaju, membelah jalanan kota yang padat untuk kembali ke kediaman kami. Aku mendengarkan musik yang cukup keras selama perjalanan untuk meredam kebisingan di kepalaku. Dengan mantap ku pejamkan mataku untuk menuju alam mimpi, membiarkan mobil itu melaju, membawaku semakin jauh dari hiruk-pikuk kota.

Aku tak tahu berapa lama perjalanan yang kami tempuh untuk menuju kediaman, yang ku tahu Lunar sudah berada di sampingku saat aku terbangun. "Haii!" ucapnya dengan riang. Aku membenarkan posisi dudukku dan menguap.

"Uh, dimana aku?"

"Kau di ruang tamu. Aku merangkulmu sampai di sini, berat sekali sial!" gerutunya sembari menatapku dengan sengit.

Aku memutar bola mataku dengan malas. "Aku tak menyuruhmu untuk melakukan itu ..." aku menyentil dahinya.

"Ah lupakan!"

"Oh ya, Sir Thomas sudah meninjau kasus yang kita ajukan. Dia bilang akan mengirimkan surel paling lambat tujuh hari. Bagaimana jika kita tak mendapatkannya?" aku merasa cemas sekarang, memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang belum tentu terjadi.

"Tenanglah, kami sudah menyiapkan rencana lain jika ini tak berhasil. Kami sudah memikirkan semuanya dengan sangat matang, kau hanya perlu mengikuti alur permainan kami," ucapnya dengan santai sembari merapikan rambut.

"Apa itu?" tanyaku dengan penuh penasaran.

"kemarilah ..." Lunar memintaku untuk mendekat dan mulai membisikkan rencana yang akan menjadi alternatif kami. Itu terdengar lebih rumit dari sebelumnya, jadi kuharap rencana pertama ini akan berjalan dengan baik.

"Lalu bagaimana dengan wanita itu? Apa yang akan kau lakukan dengannya? Kau tak mungkin membiarkannya lolos bukan?"

"Tentu saja tidak! Aku tidak akan membiarkan mereka berdua lolos dari genggamanku setelah semua perlakuan buruk yang mereka lakukan padaku," ucapnya dengan menggebu.

"Kau memang benar-benar kejam!" sarkasku.

"Hahaha memang!" aku terkekeh mendengar jawabannya.

Setelah perbincangan singkat itu aku memintanya untuk membantuku membersihkan riasan yang tebal ini. Wajahku sudah tak kuat menahannya, aku langsung menariknya ke kamarku untuk membersihkan semua ini.

"Eh tunggu sebentar! Jangan menarikku!" serunya.

"Aku sudah tak tahan dengan semua ini, kau harus melepaskan semua ini dari diriku!" akhirnya ia pasrah, sepenuhnya menyerahkan diri kepadaku.

Aksiku hari ini berakhir di sini, dengan ini aku bisa beristirahat dengan tenang. Besok aku akan melaporkan semuanya pada Tuan dan Lunar dengan lebih rinci.

1
Yenny Een
Mampir 🙏.
ElHi
mampir kak
Aksara_Dee
suka bacanya gimana dong...🩷🩷
Mampir juga di karyaku ya ka
Aksara_Dee
Karya yang bagus Kaka
Sylvia Rosyta
masih nyimak ceritanya
Reddisna: /Rose/
total 1 replies
Aiyub Umikalsum
tetap semangat semangat.
SnowDrop❄️
Wuiss,,, kata demi katanya tersusun dengan sangat sangat kerenn🦋
S.gultom
semangat Thor 🤛
Jihan Hwang
hai kak aku sudah mampir /Smile/
semangat terus
Momo🦀
Hai kak, aku mampir ya🤗 semangat ya
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
hallo,semangat thor/Smile//Smile/
putribulan
aku mampir kak, semangat ya
Queen
semangat kakak 🔥🔥
seczzby
semngttt thorrr💗💗💗
Alta💕
Hai kakak, aku mampir dan🌹untuk kakak, kata-kata yang kakak tulis puitis😊
Momo🦀: hai kk makasih sudah mau meluangkan waktunya 🙏🙏 sukses terus kk🤗
🇷‌🇭‌: ak mampir untk kakak
total 3 replies
Little Sister
ditunggu episode selanjutnya 😉
Ellana_michelle
semangat kakk, jangan lupa mampir/Smile/
Reddisna: Terimakasih sudah mampir.
total 1 replies
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat🙏
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
Reddisna: Terima kasih sudah mampir.
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel'ku jika berkenan 😊
Reddisna: Terimakasih sudah mampir. 💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!