MATA BATIN

Akhirnya Andre pun segera memanggil petugas keamanan Monumen untuk memberi kabar bahwa ada seorang anak kecil yang terjebak di dalam sana.

Andre pun berkata " Pak...ada seorang anak kecil yang terjebak di dalam gudang itu. Bisakah kalian menolongnya agar anak itu kembali ke orang tuannya." sambil meminta bantuan kepada petugas keamanan Monumen itu.

Mereka pun berkata " Maaf tuan di sana tidak ada siapa pun itu hanya gudang saja...kami sudah mengecek bahwa di dalam gudang itu tidak ada siapa pun. Hanya barang - barang yang tidak terpakai saja." sambil menjelaskan semuanya kepada kami.

Aku pun berkata " Tapi aku baru saja mendengar anak kecil itu menangis dan meminta bantuan ku. Apakah kami tidak boleh melihat ke dalam ruangan itu pak. Aku sangat penasaran dengan apa yang ku dengar." sambil memohon kepada mereka untuk membuka pintu gudang itu.

Namun tidak di perbolehkan.

petugas keamanan itu berkata " Maaf Nona kami tidak bisa melakukannya jika tidak ada izin dari pengurus Monumen ini." sambil meminta maaf di hadapan ku.

Lalu seorang pria bertubuh kekar dan berwajah tampan pun beekata " ada apa ini ribut - ribut...?" sambil bertanya kepada kami.

Petugas keamanan itu pun berkata " Tuan Doni syukurlah anda datang ke tempat ini. Nona ini mendengar ada suara anak kecil yang menangis di dalam gudang itu dan meminta kami untuk membukanya agar anak itu bisa selamat..." sambil menjelaskan semuanya kepada Tuan Doni yang tidak lain adalah ketua pengurus Monumen itu.

Ia pun berkata " Anak kecil...bagaimana dia bisa terjebah di dalam sana...? Cepat buka kunci gudang itu agar anak itu bisa keluar dari sana." sambil meminta para petugas keamanan untuk membuka ruangan itu.

Akhirnya petugas itu pun mematuhi perintahnya dan berkata " Baiklah Tuan Doni." sambil membuka pintu itu.

Aku pun segera masuk kedalam sana untuk melihatnya namun tidak ada seorang anak kecil pun yang terjebak di sana. Ruangan itu hanya berisi barang - barang tidak terpakai saja.

Aku pun menjadi bingung bercampur malu jelas - jelas tadi aku mendengarnya kenapa sekara dia tidak ada. Apa hanya perasaan ku saja.

Aku pun kembali memanggil anak itu untuk memastikannya.

Aku pun berkata " Hei...nak...keluarlah...jangan takut kau bebas sekarang halo...anak manis apa kau ada di dalam...?" sambil memintanya untuk keluar namun tidak ada seorang pun yang menjawab ku dan keluar dari ruangan itu.

Andre pun berkata " Bagaimana....apa kau menemukan anak itu Queen...?" sambil bertanya kepada ku.

Aku pun menjawab " Tidak aku tidak bisa menemukannya." sambil merasa kecewa.

Andre pun berkata " Sudahlah tidak perlu di pikirkan lagi mari kita keluar dari tempat ini. Terima kasih pak...maaf mengganggu kalian." sambil meminta maaf kepada mereka.

Tuan Doni pun berkata " Tidak masalah tuan dan nyonya. Mungkin itu hanya perasaan nona saja ruangan ini sudah lama tidak terpakai dan selalu terkunci jadi tidak mungkin ada seorang anak kecil yang terjebak di dalam sana." sambil menjelaskannya kepada kami semua.

Aku pun segera meminta maaf kepada mereka.

Aku pun berkata " Tuan tolong maafkanlah kami.... kami tidak bermaksud mengganggu anda." sambil meminta maaf secara langsung di hadapan mereka.

Tuan Doni pun tersenyum dan berkata " tidak masalah nona." sambil membiarkan aku dan Andre pergi.

Andre pun berkata " Tuhkan....benar tidak ada seorang pun di dalam sana itu hanya perasaan mu saja Queen..." sambil memperjelas semuanya.

Aku pun berkata " Baiklah...aku salah maafkan aku Andre..." sambil meminta maaf kepadanya.

Andre pun berkata " Sudahlah lupakan saja mari kita pulang..." sambil mengantar ku pulang ke apartemen ku.

Andre pun berkata " Sudah ya....aku pulang dulu bay....sampai jumpa besok lagi Queen. Beristirahatlah dengan tenang selamat malam..." sambil berpamitan kepada ku.

Aku pun berkata " Malam...terima kasih sudah mengantar ku pulang..." akhirnya aku pun berpisah dengan Andre sahabat ku dan masuk ke apar temen ku yang mewah itu.

untuk beristirahat.

Malam pun semakin larut dan kini sudah menunjukkan pukul satu lewat tengah malam.

Angin dingin pun berhembus memenuhi kamar ku yang remang - temang dengan jendela kamar yang sedikit terbuka.

Sekilas bau busuk pun menyeruak ke seluruh kamar ku dan membuat ku tudak nyaman.

Aku pun menarik selimut ku untuk menghangatkan tubuh ku yang dingin itu.

tidak biasanya kamar ku memiliki suhu ruangan seperti ini namun disaat aku mencoba terlelap di dalam tidur ku aku merasa selimut ku di tarik oleh seseorang secara perlahan.

Sesosok anak kecil berlumuran darah muncul dari kolong tempat tidur ku dan naik keatas ranjang ku dengan taring dan kuku yang sangat tajam.

Hawa dingin itu semakin nyata ku rasakan dan dengan sekejap mata arwah anak kecil itu telah berada dekat dengan wajah ku.

Aaaa....

Aku pun segera berteriak setelah melihat sosok anak kecil berlumuran darah itu di depan mata ku.

Ternyata dia adalah arwah anak kecil penunggu Monumen itu ia mengikuti ku sampai ke rumah dan menampakan wujudnya saat suasana telah sepi.

Ia berkata " Kakak main yuk...temani aku di alam baka aku tidak memiliki teman. Aku ingin kakak menjadi teman ku." sambil terlihat sangat menyeramkan dengan tubuh berlumuran darah entah apa yang menyebabkan kematiannya itu. Sehingga ia memiliki wujud seperti ini.

Aku pun berkata " Menjauhlah dari ku...aku tidak sudi menjadi teman mu. Kembalilah ke asal mu...!!! " sambil membentaknya.

Namun ia tetap saja tidak mau pergi dari sana dan berkata " tapi aku ingin menjadikan kakak sebagai teman ku." sambil menatap ku dengan matanya yang terlihat menyeramkan.