NovelToon NovelToon
Gadis Itu Milikku !

Gadis Itu Milikku !

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: ErvhySuci

Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?

Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 006

Hari berlalu sangat cepat seolah mengikis waktu yang terus menerus berjalan tiada hentinya. Dan tiap hari itu , selalu saja ada secuil kisah yang teramat sangat sulit untuk dimengerti. Tentang keadaan dan ternyata juga tentang perasaannya.

"Gimana kalo kita ke cafe sebelah aja Ra , minum kopi mungkin bisa bikin ngantuk kita hilang." ucap Felia , teman kantor yang paling dekat dengannya.

"Boleh deh , gue juga butuh kopi deh biar makin melek ini mata." ucap Aera dengan santainya.

Dua gadis itu berjalan beriringan keluar kantor karena ini adalah waktunya istirahat.

Aera tampak begitu fokus pada kopi yang baru saja disuguhkan oleh waiters cafe itu. Lalu beberapa detik kemudian , duduklah lelaki tampan yang menarik kursi sebelah untuk di letakkan di antara dua gadis itu.

Ricko , ia adalah barista di cafe sebelah kantornya. Aera dan Felia cukup akrab dengannya. Ya , karena dua gadis itu sering menghabiskan jam istirahatnya di cafe tempat Ricko bekerja. Alhasil , mereka cukup akrab satu sama lain.

"Kalian kenapa , cantik-cantik kok muka pada gak enak banget dilihatnya." ucap Ricko dengan santainya sambil memandang wajah Aera dan Felia secara bergantian.

"Ngantuk." ucap Aera dan Felia yang entah kenapa ternyata berucap secara bersamaan. Hal itu sontak saja membuat Ricko terkejut.

"Astaga kalian ini ada-ada aja ya , gue kadang lebih sering heran loh sama kalian. Kok bisa gitu loh!" ucap Ricko yang tampak sok kebingungan.

"Lo tuh biasa aja tauk , kayak gak ngerti aja deh." ucap Felia setelah menyeruput kopinya.

"Eh Rick, cafe makin rame loh. Lo balik kerja gih , ntar dipecat sama bos lo. Cepetan balik kesana." ucap Aera yang tampak memperhatikan sekelilingnya.

Cafe memang semakin ramai dikunjungi . Waktu istirahat membuat tempat seperti ini sangat cocok untuk menenangkan pikiran sejenak.

"Iya iya tenang aja , ada temen gue yang jaga." ucap Ricko dengan santainya.

Aera tampak tersenyum , ia tahu kenapa kali ini ia sempatkan bergabung dimejanya. Lelaki itu sebenarnya mengincar temannya yang cantik ini. Felia memang tak kalah cantik darinya. Namun tampaknya gadis itu belum yakin. Ia juga mengharapkan lelaki itu , tapi ia masih belum ingin memperjelas semuanya.

"Dasar lo!" ucap Aera sambil geleng-geleng kepala dibuatnya. Cinta memang membuat lupa segalanya , termasuk pekerjaan.

"Fel , gue ke toilet sebentar ya." ucap Aera dengan tersenyum yang kemudian meninggalkan Felia bersama Ricko berdua.

Aera masuk kedalam toilet wanita. Ia mencuci tangannya yang nyatanya tidaklah kotor.

"Enak banget ya kayaknya di cintai dengan tulus sama orang yang juga di harapkan. Seandainya gue juga gitu , tapi sayangnya itu gak bakalan terjadi di kehidupan nyata gue." ucap Aera sembari mengelap tangannya yang basah itu dengan tisu kering.

"Gue ternyata bodoh , mengharapkan seseorang yang mustahil banget gue raih. Heumm... Kayaknya gue butuh refreshing nih. Harus di agendakan besok." ucap Aera sembari bercermin menata rambut panjangnya.

Aera keluar dari toilet dan kembali menuju tempat dimana Felia masih duduk bersama Ricko. Entahlah apa yang mereka bahas ia tidak tahu.

"Kopi Lo keburu dingin Ra." ucap Felia mengingatkan.

"Iya nih , ini gue minum." ucap Aera yang kemudian mengambil kopinya yang mulai dingin. Ia meminumnya sampai hampir habis.

"Kalau begitu , gue balik kerja dulu ya. Kalian habisin dulu kopi buatan gue." ucap Ricko sambil berdiri mengembalikan kursi seperti semula.

"Iya nanti kita bakal habiskan." ucap Felia.

Felia dan Aera pun telah kembali ke kantor. Sudah pukul tiga belas rupanya. Saatnya kembali bekerja.

Ruang kerja Aera berada didepan ruangan khusus milik bosnya . Ya ia akan lebih tau siapa saja yang keluar masuk dari ruangan atasannya itu.

Seperti siang ini , setelah istirahat selesai Aera kembali duduk di ruang kerjanya. Ia pun sempat melihat pintu terbuka dan tampak seorang perempuan yang di belakangnya di ikuti pria seperti bodyguard itu keluar dari sana.

Mereka siapa ? pikir Aera.

Tapi sepertinya , perempuan itu sekitar sudah berumur tiga puluh tahunan. Ah , sudahlah tidak penting untuk ia pikirkan.

"Satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan sembilan sepuluh. Oke udah komplit." ucap Aera yang kemudian menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya perlahan.

Aera menumpuk berkas-berkas penting yang harus di tandatangani oleh bosnya saat ini juga. Ia pun mencoba mengetuk pintu dahulu.

Tok... Tok... Tok... Bunyi pintu di ketuk.

"Ya." ucap seseorang dari dalam.

"Permisi pak. Boleh saya masuk pak?" ucap Aera yang tampak hati-hati.

"Masuklah. Ada apa?" ucap Derry dengan memberikan tatapannya yang entahlah sulit diartikan.

"Ini pak ada total sepuluh berkas penting yang harus bapak tandatangani." ucap Aera sembari meletakkan berkas-berkas itu di meja bosnya.

"Oke. Kamu duduk dulu. Saya tanda tangan sebentar." ucap Derry memerintah Aera untuk di sofa.

"Baik pak." ucap Aera yang kemudian duduk diam tanpa berkata-kata.

Lima menit berlalu begitu saja. Dilihatnya , lelaki itu berdiri dari kursi kebanggaannya dan berjalan menuju sofa dimana Aera duduk.

"Sudah saya tanda tangani semua." ucap Derry sambil menyodorkan berkas itu pada meja di hadapannya.

"Baik pak. Terimakasih. Saya permisi dulu pak." ucap Aera setelah meraih berkas-berkas penting itu.

"Sebentar , saya tadi udah bilang kan kamu jangan pergi dulu." ucap Derry yang membuat Aera tidak jadi berdiri.

"Ada apa ya pak ?" ucap Aera yang tampak penasaran.

Derry menghela nafasnya kasar. Lalu menatap wajah Aera.

"Kamu tau kan tadi ada perempuan yang datang kesini? Dia Shania. Anak dari kakaknya mama saya." ucap Derry bercerita.

"Lalu , apa hubungannya dengan saya pak?" ucap Aera yang memberanikan diri bertanya karena lelaki itu tampak berhenti berucap untuk beberapa saat.

Derry terlihat sedang berpikir keras.

"Hem , besok lusa dia mau menikah." ucap Derry yang kemudian diam beberapa saat lagi.

"Lalu?" tanya Aera yang tampak kebingungan.

"Saya minta maaf ke kamu , saya kasih kamu kerjaan yang nggak ada sangkut pautnya sama kerjaan perusahaan." ucap Derry yang terlihat bingung merangkai kata.

"Maksud bapak apa ya? Saya harus kerjakan apa pak?" ucap Aera yang semakin penasaran.

"Shania minta saya harus datang ke nikahannya bersama seorang perempuan. Dan saya nggak tahu harus bersama siapa selain kamu aja." ucap Derry yang sepertinya memang jujur.

"Bapak minta saya buat nemenin ke acara pesta pernikahan itu? Kenapa harus saya pak ?" ucap Aera yang tampak tidak percaya.

"Kamu nggak mau ?" ucap Derry dengan menatapnya dalam-dalam.

"Oh nggak gitu maksud saya pak. Saya cuma sekedar tanya aja. Apa saya pantas jadi teman bapak disana?" ucap Aera ragu-ragu.

"Ini perintah dari atasan kamu. Dan saya nggak mau tau , kamu harus jadi pasangan saya. Ingat , besok lusa saya jemput kamu di rumah. Jam tujuh malam , kamu harus siap." ucap Derry yang terdengar begitu memaksa.

"Baiklah kalau itu bapak yang minta , saya akan berusaha semaksimal mungkin tampil sempurna." ucap Aera dengan tersenyum walaupun hatinya tidak karuan dan berantakan sekali.

"Sekarang jam setengah dua , nanti jam tiga kamu siap-siap. Kamu ikut saya." ucap Derry yang lagi-lagi membuat Aera tampak heran.

"Ada apa lagi pak? Mau kemana?" tanya Aera.

"Ke butik mama saya. Cari baju untukmu." ucap Derry.

"Ya ampun , saya ada baju pesta banyak pak." ucap Aera dengan santainya.

"Saya belikan , ini untuk keperluan saya. Jadi kamu tidak perlu repot-repot mikir besok mau pakai baju seperti apa. Saya yang tanggung semuanya." ucap Derry dengan menatapnya lalu tersenyum walaupun hanya sedikit.

"Ya sudah kalau itu yang bapak mau. Saya ngikut aja." ucap Aera yang seolah pasrah oleh perintah lelaki itu.

"Kamu memang tidak pernah mengecewakan saya." ucap Derry dengan tersenyum yang lebih jelas.

"Saya akan usahakan kalau misalnya bapak butuh bantuan. Tapi kalau saya sanggup sih pak. Nggak semua juga." ucap Aera.

"Saya nggak akan macam-macam. Ya udah bereskan kerjaan kamu. Jangan lupa nanti." ucap Derry dengan menatapnya yang kemudian berdiri.

"Ah iya pak , saya selesaikan dulu kerjaan saya. Biar nggak numpuk. Saya permisi dulu pak." ucap Aera sembari menundukkan kepalanya sesaat lalu melangkah keluar dari ruangan lelaki tampan itu.

Sampai di ruang kerjanya , Aera menepuk-nepuk pelan kedua pipinya. Apa ini nyata ? pikirnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Next......

1
Rita Riau
pak bos kayaknya ada rasa tuh Ra kekamu,,🤔😍
Muna Junaidi
Ter baik thor
Rita Riau
izin mampir Thor,,, kayaknya seru nih
vii~Suci❤️: makasih banyak kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!