NovelToon NovelToon
Aku, Atau Dia?

Aku, Atau Dia?

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Playboy / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Gangster
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: keisar

Gema Tangkas Merapi, siswa tampan dan humoris di SMA Gajah Mada, dikenal dengan rayuan mautnya yang membuat banyak hati terpesona. Namun, hatinya hanya terpaut pada Raisa Navasya, kakak kelas yang menawan. Meski Gema dikenal dengan tingkah konyolnya, ia serius dalam mengejar hati Raisa.

Setahun penuh, Gema berjuang dengan segala cara untuk merebut hati Raisa. Namun, impiannya hancur ketika ia menemukan Raisa berpacaran dengan Adam, ketua geng sekolahnya. Dalam kegalauan, Gema disemangati oleh sahabat-sahabatnya untuk tetap berjuang.

Seiring waktu, usaha Gema mulai membuahkan hasil. Raisa perlahan mulai melunak, dan hubungan mereka akhirnya berkembang. Namun, kebahagiaan Gema tidak berlangsung lama. Raisa terpaksa menghadapi konsekuensi dari pengkhianatannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keisar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membalas

Gema menarik napas dalam-dalam, berusaha meredam amarah yang bergejolak di dadanya. Urat-urat di leher dan tangannya menegang, sementara matanya tertuju pada Raisa yang masih bersama Adam di kejauhan.

“Tai, Kak. Lu sengaja kan?” batinnya berbicara. Dalam hatinya, Gema merasa seperti dihina secara terang-terangan oleh tindakan Raisa yang mencium pipi Adam di depan matanya.

Ketiga sahabatnya langsung sadar akan perubahan suasana. Mereka saling bertukar pandang sebelum mendekat, membentuk lingkaran di sekitar Gema.

“Kenapa, Gem?” tanya Tara penuh kekhawatiran, tapi Gema tidak menjawab, hanya diam dengan tatapan penuh amarah.

Kian, yang lebih peka, menepuk pundak Dava dan Tara lalu menunjuk ke arah Raisa dan Adam di lantai tiga. “Dia liat kak Raisa cium pipi bang Adam.”

"Wah, bangsat sih ini!" keluh Tara sambil menggeram. Dava mengangguk setuju, matanya menyipit penuh kecurigaan.

“Kayaknya sengaja tuh kak Raisa, pengen bikin lu cemburu, Gem,” ucap Dava, seolah memecahkan kode dari apa yang baru saja mereka lihat. Semua pandangan kini tertuju pada Gema, yang masih menunduk, mengepalkan tangan.

“Oh, bisa jadi,” Kian tiba-tiba teringat. “Lu inget gak kejadian di kantin kemarin? Waktu lu pelukan sama cewek-cewek itu pas foto bareng. Bisa aja dia bales dendam, Gem.”

“Anjir, berarti dia cemburu dong? Bukannya dia bilang benci sama lu? Kok malah sekarang bikin ulah?” kesal Tara, menahan diri agar tidak meledak.

Gema mengangkat wajahnya dengan tatapan dingin. Sementara mereka masih sibuk menebak motif Raisa, ia mencoba mengendalikan emosinya. Namun, di dalam kepalanya, percikan amarah semakin membara.

Tiba-tiba, suara lain memecah perhatian mereka.

“Gem, Dav, Tar, Ian! Kasian deh lu pada, makanya jangan pada ngelawak mulu,” celetuk suara yang dikenal mereka. Evan, bersama beberapa teman kelasnya, muncul di lantai tiga, menatap mereka dengan senyum penuh ejekan.

Tara langsung bereaksi dengan cepat, memberikan jari tengahnya ke arah Evan, disambut dengan tawa keras dari teman-teman di atas. Kian tertawa kecil, sementara Dava hanya tersenyum sinis.

Tapi Gema tidak bisa diam. “Woi!” teriaknya, suaranya lantang memecah keramaian di sekitar. Semua kepala di lantai tiga langsung menoleh.

“Napa, Gem?!” balas Evan, masih terkekeh.

“Gua mau pantun nih! Siap-siap bales ya!” tantang Gema.

“Yoi!” sahut mereka berbarengan, semangat seperti anak kecil yang siap beradu pantun.

Gema menarik napas dalam-dalam. “Ayo Gem, keluarkan sisi savage mu,” batin Gema , ia menyiapkan kata-kata yang pas untuk menyindir.

“Pohon pisang daunnya tinggi!” teriaknya.

“Cakep!” balas Evan dan teman-temannya di atas.

“Buahnya manis dipetik sendiri!”

“Cakep!”

“Katanya cinta setia sampai mati...”

“Cakep!”

“Tapi kok perhatian nya di bagi-bagi!”

“HAHAHA! Ada yang kesindir nih!” sorak teman-temannya di atas sambil tertawa terbahak-bahak. Mereka langsung bertepuk tangan dan bersorak menyemangati Gema.

Di kejauhan, Raisa dan Adam langsung menoleh ke lapangan setelah mendengar teriakan Gema. Adam mengepal erat tangannya, matanya menyipit penuh amarah, tatapannya menusuk langsung ke arah Gema.

Namun, Gema? Ia tidak peduli sedikit pun. Senyumnya terukir lebar di wajahnya, penuh dengan rasa puas. Wajahnya menantang, seolah-olah ingin berkata, “Kesel? Kalo kesel, by one lagi aja sama gua, yakin lu bakal menang?”

"Udah, Dam. Jangan ditanggepin. Masuk kelas sana," ucap Raisa berusaha meredam emosi Adam yang semakin meledak.

Raisa tetap menatap lapangan, matanya kini tertuju tajam ke Gema. Ia bisa melihat dengan jelas ekspresi kemenangan yang terpancar dari wajah Gema. Kemenangan kecil itu membuat Gema tampak lebih sombong.

Sementara itu, Tara yang melihat situasi tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menyemarakkan suasana. "Van, lu tau nggak berapa harga dari hati manusia?" teriak Tara dengan suara keras, memberikan umpan pada Gema.

Evan yang ikut mengamati dari kejauhan menjawab, “Au, mungkin sekitar 2,3 miliar?”

"Waduh mahal amat!" balas Tara.

Gema, tanpa ragu, segera mengambil kesempatan itu. "PERASAAN, GUA KASIH HATI GUA KE SESEORANG GRATIS, TAPI MALAH DI SIA-SIAIN DAN DI RUSAK!" teriak Gema, suaranya memecah suasana lapangan.

Sahabat-sahabatnya tertawa terbahak-bahak mendengar teriakan Gema, tapi itu adalah bentuk dukungan yang Gema butuhkan. Namun, di lain sisi, Raisa merasa terpojok dan tersindir habis-habisan. Wajahnya semakin kaku dan kesal. Tanpa berkata apa-apa, ia menarik Adam dan memintanya segera masuk ke kelas.

Raisa melangkah cepat menuju kelasnya. Saat ia sampai di mejanya, ia membanting tas ke kursi, duduk dengan wajah masam. “Kurang ajar!” gerutunya dalam hati.

Indah, yang duduk di sebelahnya, melirik penuh kebingungan. “Lu kenapa, Ra? Kok kayaknya kesel banget?” tanya Indah, menaikkan sebelah alisnya.

“Gak apa-apa!” jawab Raisa ketus, jelas tidak ingin membahas apa yang terjadi.

Indah mengangkat bahu dan mengalihkan topik. “Oke, kalau gak mau cerita. Oh iya, tugas pak Irwan ada di halaman 56 buku Bahasa Indo.”

Andra yang duduk di belakang Raisa menepuk punggungnya pelan. “Lu gak papa, Ra?” tanyanya dengan nada lembut.

Raisa hanya menggeleng, menahan segala kekesalan yang masih menggerogoti hatinya. Saat itu, Keen tiba-tiba muncul dari arah belakang. “Eh, aku mau ke toilet nih, temenin dong! Udah kebelet banget!” ucapnya dengan penuh semangat.

Raisa mengangguk cepat, merasa perlu keluar dari kelas untuk menenangkan diri. “Aku ikut, mau cuci muka.”

Keen dan Raisa keluar kelas bersama, berjalan terburu-buru menuju toilet. Namun, saat mereka melewati koridor yang menghadap ke lapangan, langkah mereka terhenti. Keen menatap lapangan dengan heran.

“Liat deh, Gema masih hormat di tiang bendera,” ucap Keen dengan nada penasaran.

Raisa juga melihat ke arah yang ditunjuk Keen. Benar saja, Gema masih berdiri di sana, tampak hormat sambil tersenyum hangat. Senyum itu—senyum yang membuat Raisa semakin kesal. Dia mengira senyum itu ditujukan untuk Keen, dan itu membuat hatinya semakin panas.

Merasa jengah, Raisa menarik tangan Keen. “Ayo, kita ke toilet.”

Setelah beberapa saat, mereka keluar dari toilet, dan Keen terlihat lega. “Ayo ke kantin dulu deh, aku mau beli sesuatu,” pinta Keen.

Raisa mengangguk, mengikuti langkah Keen ke arah kantin. Sesampainya di sana, Keen langsung masuk, sementara Raisa menunggu di luar.

Tak lama kemudian, Keen kembali membawa dua botol air mineral. “Haus banget ya? Sampai beli dua?” tanya Raisa heran.

Keen tersenyum. “Nggak, ini buat Gema. Kasihan dia, siang-siang begini disuruh hormat di bawah matahari.”

“Hah? Buat Gema?” Raisa terkejut.

Keen hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Raisa terdiam, perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia bersyukur Gema dapat menjauh darinya dan menjaga jarak. Di sisi lain, ia merasa tidak nyaman melihat perhatian Keen pada Gema.

1
Rose Skyler
mamanya masih 29?
Siti Nina
oke ceritanya,,,👍👍👍
Siti Nina
ceritanya bagus kak tetep semangat,,,👍💪
Iqhbal
tetap semangat bg🗿butuh waktu untuk ramai pembaca🗿
Iqhbal
semangat bg, jangan lupa share di komunitas agar orang pada tau
Iqhbal: mau dibantu share? 🗿
Keisar: gak ada waktu, tapi thank you udah komen
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!