Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teknik Roh Bayangan
“Apakah kamu benar-benar Liu Bai?” tanya Mei Yin yang terlihat takut dan tidak yakin jika pemuda di hadapannya itu adalah temannya yang selama ini dia kenal.
Di mata Mei Yin, Liu Bai adalah sosok pemuda yang periang, konyol, dan selalu membuat masalah, namun sekarang, Liu Bai terlihat jauh berbeda, walau fisiknya masih sama, namun sikapnya sangat jauh berbeda dari yang dia kenal.
Semua kultivator pasti akan terlibat dalam pertarungan yang mempertaruhkan hidup dan mati, namun tidak ada Kultivator yang membunuh lawannya dengan cara yang sadis seperti yang Liu Bai lakukan, hal itu membuat Mei Yin sedikit takut.
“Owh, apakah ada yang berbeda dari diriku?” tanya Liu Bai seraya memperhatikan tubuhnya sendiri.
“Tidak, kamu masih sama, hanya saja caramu membunuh mereka terlalu mengerikan!” jawab Mei Yin.
“Jadi itu masalahnya?” Liu Bai segera tersadar jika sikap kehati-hatian Mei Yin di sebabkan oleh pembunuhan yang ia lakukan kepada keenam anggota Sekte Rantai Neraka, “Aku tahu kamu tidak sanggup melihat hal ini, namun jika aku tidak membunuhnya, mereka yang akan membunuhku lalu membawa kalian pergi, apakah aku salah jika membunuh mereka?”
“Tapi tidak harus sekejam itu bukan?”
Liu Bai tersenyum canggung seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia sendiri juga tidak mengerti, setelah keluar dari dalam hutan, dirinya ingin sekali membunuh, padahal saat baru keluar dari Goa, dia tidak memiliki keinginan seperti itu, entah mengapa ada dorongan yang sangat kuat yang menyuruhnya untuk membunuh seolah-olah ada sensasi tersendiri ketika menghilangkan nyawa seseorang.
Orang-orang yang berada di sekitar pertarungan awalnya hanya mengintip lewat jendela sejak pertama kali Mei Yin dan yang lainnya di cegah oleh anggota Rantai Neraka, namun setelah pertarungan berakhir, satu persatu mulai keluar sehingga membuat Liu Bai mengajak ketiga gadis itu untuk segera pergi ke Sekte Pedang Matahari.
Kali ini Liu Bai berjalan kaki karena tidak mungkin dia terbang sendirian, dalam perjalanan, Liu Bai meminta Mei Yin untuk melanjutkan informasinya mengenai Sekte Rantai Neraka dan ritual yang mereka lakukan.
Nyatanya tidak banyak yang Mei Yin ketahui, dia hanya sedikit mendengar para Tetua membicarakan Sekte Rantai Neraka, beberapa informasi yang Mei Yin ketahui hanya mengenai penculikan para gadis yang akan dijadikan tumbal.
“Mungkin kita bisa menanyakan hal ini kepada para Ketua!” kata salah satu murid Bulan Emas.
“Aku juga berpikir demikian,” jawab Liu Bai.
"Sebelumnya aku minta maaf, ada yang ingin aku tanyakan kepada Tuan muda!” kata salah satu murid Bulan Emas yang sejak tadi hanya diam.
“Panggil saja aku Liu Bai! Apa yang ingin kamu tanyakan?”
“Di sekte ku anda sering dibicarakan oleh para senior kami karena anda pernah menyelamatkan beberapa dari mereka saat di pertempuran, jika boleh saya tahu, apakah anda masih segenerasi dengan Saudari Xiu Lei dan Saudari Mei Yin?”
Liu Bai berusaha mengingat akan kapan dia pernah menolong para Murid Bulan Emas, setelah beberapa saat, barulah dia teringat kepada ketiga Wanita dari Bulan Emas yang tidak mampu melawan seorang ahli dari Sekte Pedang Setan.
“Owh itu hanya bantuan biasa, lagi pula kami berada di pihak yang sama, jadi tidak mungkin aku menutup mata saat melihat yang lainnya dalam kesulitan! Dan mengenai apakah aku segenerasi dengan Xiu Lei dan Mei Yin, apakah penampilanku ini terlihat sangat tua?”
Kedua murid Bulan Emas saling berpandangan satu sama lain, keduanya masih tidak begitu yakin, walau Liu Bai terlihat sangat begitu muda setidaknya usianya berada di bawah keduanya, namun kemampuan Liu Bai yang mencapai Tahap Ahli Tingkat Tinggi membuat mereka merasa jika Liu Bai lebih senior dari mereka.
“Bukan penampilan tubuh fisikmu yang mereka lihat, melainkan kekuatan mu itu! Apakah kamu mau menjelaskan padaku dari mana kamu mendapatkan kekuatan sebesar ini setelah menghilang selama lima bulan?” kata Mei Yin seraya bertanya.
“Ini adalah keberuntungan yang tidak di sengaja!” jawab Liu Bai.
“Kamu mau merahasiakannya dariku?” Mei Yin menaikan sebelah alisnya.
“Nanti saja aku ceritakan padamu, lebih baik kita segera bergegas,” kata Liu Bai.
“Aku tunggu janjimu,” kata Mei Yin.
Liu Bai hanya mengangguk tidak berdaya, apalagi sejak dulu Liu Bai tidak pernah menyimpan rahasia apapun kepada teman-temannya terutama kepada Mei Yin.
“Apakah kamu baik-baik saja saudari Mei?” tanya salah satu murid Bulan Emas saat melihat ikatan kain yang mengikat lengan Mei Yin.
“Aku baik-baik saja!” jawab Mei Yin namun sebenarnya ada keringat yang muncul di dahinya, jelas dia merasakan sakit di luka goresannya, hanya saja dia berusaha menahannya.
Liu Bai memperhatikan raut wajah Mei Yin, dia juga menyadari jika Mei Yin mencoba menahan rasa sakit sehingga Liu Bai menghentikan langkahnya yang membuat Mei Yin kebingungan.
“Ada apa?” tanya Mei Yin.
“Kamu tidak ingin aku merahasiakan apapun darimu, tapi kamu sendiri justru merahasiakan rasa sakit mu.”
“Ini kan hanya luka goresan, kenapa kalian begitu mengkhawatirkan…!”
“Mei Yin…!!”
Belum selesai Mei Yin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja tubuhnya menjadi lemah lalu pandangannya kabur, hal itu membuat tubuhnya hampir jatuh, beruntungnya Liu Bai dengan sigap menahan tubuh Mei Yin yang kini sudah tidak sadarkan diri di dalam dekapannya.
“Mei Yin, sadarlah!”
Liu Bai mencoba menyadarkan Mei Yin, namun gadis itu tetap menutup mata. Kedua gadis segera memeriksa luka di lengan Mei Yin, keduanya terkejut ketika melihat kulit di sekitar luka goresan sedikit menghitam.
“Dia terkena racun!”
“Racun?”
Liu Bai terkejut dan segera memeriksa lengan Mei Yin, melihat warna kehitaman di sekitar luka, Liu Bai baru menyadarinya juga, “Apakah kalian memahami racun?” tanya Liu Bai.
“Kami tidak mengetahuinya, melihat warna kulit serta suhu tubuh Saudari Mei yang mulai dingin, sepertinya ini adalah racun yang sangat berbahaya, sebaiknya kita segera membawanya ke Sekte Pedang Matahari, siapa tahu mereka memiliki obat untuk menawarkan racun ini,” ucap salah satu murid Bulan Emas.
“Tapi jaraknya terlalu jauh, kalau kita berjalan seperti ini, mungkin akan sampai disana saat sore hari, apakah ini tidak masalah?”
Pertanyaan murid Bulan Emas itu membuat raut wajah Liu Bai terlihat suram, apalagi dirinya yang sama sekali tidak memahami racun dan obat-obatan, tentu Liu Bai sangat khawatir akan kondisi Mei Yin.
“Aku akan membawanya terbang, kalian berdua juga harus bergerak cepat,” kata Liu Bai lalu dia meletakkan Pedangnya di atas tanah dan secara perlahan-lahan mulai melayang setinggi satu jengkal.
Tanpa mengulur-ulur waktu lebih lama lagi, Liu Bai segera terbang membawa Mei Yin menuju ke Sekte Pedang Matahari, sedangkan kedua murid Bulan Emas menggunakan kemampuan berlari mereka untuk menyusul Liu Bai yang sudah melesat lebih dulu menuju ke Sekte Pedang Matahari.
Terbang diatas pusaka yang telah dialirkan Qi sangatlah sulit bagi seorang Ahli biasa, bahkan yang telah mahir sekalipun hanya bisa terbang sendirian, namun Liu Bai tidak memperdulikan kesulitannya saat menambahkan Qi dalam jumlah yang lebih banyak ketika terbang membawa Mei Yin, dan dalam waktu kurang dari satu jam, Liu Bai akhirnya tiba di Sekte Pedang Matahari.
“Liu Bai, ada apa dengan Mei Yin?” tanya Xiu Lei yang datang bersama Li Hang menghampiri Liu Bai yang baru saja mendarat.
“Apakah salah satu dari kalian ada yang bisa mengatasi Racun?”
Pertanyaan Liu Bai membuat Li Hang dan Xiu Lei terkejut sehingga keduanya langsung memahami situasinya, “Tetua Han sedikit memahami ilmu Alkemis, sebaiknya kita bawa dia kesana,” kata Li Hang lalu mereka segera membawa Mei Yin ke tempat Tetua Han berada.
***
“Kalian tidak perlu khawatir, dia hanya terkena Racun pelumpuh, andai Qi nya tidak tersegel, dia pasti bisa menghentikan penyebaran Racun itu dengan menggunakan Qi nya,” kata sesosok pria berusia empat puluh tahunan yang memeriksa kondisi Mei Yin.
“Racun Pelumpuh? Apa itu artinya Mei Yin akan lumpuh?” tanya Liu Bai.
“Dia akan lumpuh selama beberapa jam, setelah itu dia akan pulih dengan sendirinya, aku akan memberikan Pil Matahari Putih padamu, setelah dia sadar, kamu bisa memberikan Pil ini padanya agar racun di dalam tubuhnya sepenuhnya menghilang,” kata Tetua Han seraya memberikan Pil berwarna putih cerah.
“Terima kasih Tetua Han!” Liu Bai menangkupkan tangannya.
“Tidak perlu berterima kasih, kalian adalah temannya Li Hang, jadi sudah sewajarnya aku membantu kalian!” kata Tetua Hang seraya tertawa, namun di dalam hatinya dia memiliki rasa hormat kepada Liu Bai, karena kemampuan Liu Bai berada jauh di atasnya.
“Racun ini, sepertinya aku harus mempersiapkan hal lain agar kelak tidak perlu khawatir jika bertemu dengan lawan yang menggunakan Racun,” batin Liu Bai.
“Aku akan pergi dulu, tolong jaga Mei Yin, jika dia sudah sadar, berikan Pil ini padanya,” Liu Bai memberikan Pil Matahari Putih itu kepada Xiu Lei.
“Kamu mau pergi kemana?” tanya Xiu Lei.
“Ada sesuatu yang harus aku pelajari, mungkin selama beberapa hari aku tidak akan keluar dari dalam kamar!” kata Liu Bai yang hanya di respon dengan anggukan oleh Xiu Lei.
Liu Bai bergegas pergi menemui Li Hang yang sedang membantu beberapa murid lainnya di halaman depan, setelah Liu Bai menitipkan pesan agar tidak satu orang pun yang mengganggunya selama dirinya berada didalam kamar, Liu Bai segera memasuki kamarnya lalu mengeluarkan beberapa barang dari dalam Cincin nya.
Barang-barang yang berada di hadapannya saat ini adalah dua Cincin milik anggota Sekte Pedang Setan dan satu lagi milik Hantu ketujuh belas, Liu Bai lebih dulu memeriksa Cincin milik Hantu ketujuh belas, di dalamnya ada empat kitab dan lima kantong uang serta ada banyak pisau hitam, dari sekian banyak pisau, hanya satu pisau yang terlihat berkualitas, dari bentuk dan ukurannya Liu Bai bisa melihat jika Pisau itu merupakan Pusaka Kelas Serigala.
“Teknik Roh Bayangan? Apakah ini adalah Teknik membelah bayangan yang dipelajari oleh Hantu ketujuh belas?”
Liu Bai memperhatikan gulungan kitab aneh yang memiliki nama Teknik Roh Bayangan, kitab tersebut sangat berbeda dengan kitab-kitab yang dia miliki, selain berbentuk gulungan, ada segel yang melindungi kitab tersebut.
“Segel Roh! Berarti aku masih bisa membukanya dengan Kekuatan Spiritual ku.”
Tangan Liu Bai dengan cepat membuat segel rumit lalu cahaya keemasan terkumpul di kedua jarinya, saat Liu Bai mengarahkan kedua jarinya ke Segel Roh, aura gelap mulai memberikan perlawanan.
“Ini benar-benar Roh nyata!”
Beberapa kejutan terlintas di wajah Liu Bai saat beberapa wajah manusia yang merupakan perwujudan dari Aura Segel Roh itu muncul dan berniat menyerap Aura keemasan yang di lepaskan oleh Liu Bai. Ternyata Aura tersebut adalah para Roh manusia yang sengaja di segel untuk melindungi Kitab Roh Bayangan.
“Maaf, aku tidak idak bermaksud menyakiti kalian, aku hanya ingin membuka Kitab ini!”
Liu Bai menambahkan kekuatan Spiritualnya sehingga aura keemasan itu semakin terlihat, di saat itulah terdengar suara teriakan kecil yang sangat menyengat telinga, suara teriakan kesakitan serta wajah-wajah yang terlihat marah berlangsung selama beberapa saat sebelum akhirnya Aura Gelap itu lenyap.
Helaan nafas lega Liu Bai seperti menahan beban yang sangat berat yang baru saja terlepas, dia dengan hati-hati membuka Kitab Roh Bayangan lalu muncul banyak bayangan hitam kecil yang terbang dan membentuk banyak kalimat yang menerangkan akan cara-cara membentuk Roh Bayangan.
Liu Bai tercengang melihat semua itu, dia membaca setiap huruf yang terbentuk dan juga memperhatikan beberapa bayangan hitam kecil yang membentuk gerakan dalam menciptakan Roh Bayangan.
“Tidak salahnya bukan mempelajarinya,” gumam Liu Bai seraya tertawa kecil, dia tidak menyangka akan mendapatkan harta yang begitu berharga setelah mengalahkan Hantu ketujuh belas.