Ellios atau Kai??
bagaimana jika dua jiwa itu ada dalam satu nyawa?
penyamaran yang awal nya dibuat untuk sekedar candaan, tiba-tiba berubah menjadi sebuah pilihan penting dalam hidup nya.
semua karena "CINTA"!
ya, itulah alasan kenapa tubuh itu harus memilih jiwa mana yang akan dia pertahankan.
akankah sebuah cinta menemui jalan nya?,
atau justru takdir yang akan menyeretnya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clayra sarka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UGD
"apasih Luc?? bicara yang jelas!!"
"lo liat disana! mana motor Kai? bukankah tadi dia markir motornya di samping kita?"
arah telunjuk jari Lucas langsung mengarah pada titik di dekat garasi rumah Egi dimana kendaraan mereka terparkir.
"shit!! kau benar! Kai kabur!!"
"EGIII!!!!! cepat sini!!!"
langsung saja Lucas segera memanggil nama Egi dengan rasa panik. sedangkan laki laki yang masih berada di samping rumah ini langsung berlari kearah depan ketika mendengar namanya dipanggil.
"ada apa?? kalian menemukan Kai dimana??"
"kau lihat disana! Kai kabur bodoh!!!"
"sialan!!! bocah itu memang..!!!!"
sama hal nya dengan reaksi Rama, Egi pun terlihat terkejut dengan apa yang di tunjuk oleh Lucas, dimana jumlah motor itu tidak lagi terlihat lengkap. melainkan hanya 2 buah saja yang masih terparkir disana.
"dimana si Kai???"
"mana gue tau Gi!!! gue baru sadar kalo bocah itu udah gone!"
"Novan!!! pasti Kai nekat kesana!!"
tiba tiba ucapan Rama langsung menyeletuk cepat. seolah laki laki ini bisa menebak kemungkinan besar pilihan yang akan digunakan oleh Kai.
"aku ambil jaket dan kunci dulu!"
mendengar kalimat tersebut, Egi tanpa banyak membuang waktu lagi langsung berlari menuju kedalam rumah nya.
"ck!! ga habis pikir gue sama Kai. kenapa sangat gegabah gini!. padahal hanya nunggu beberapa jam lagi, kenapa tidak sabaran sih!!"
lain dengan Lucas yang masih ngedumel sendirian, Rama memilih hanya diam dan berlalu kearah motor nya.
"Ram?? ini anak malah diemin gue! gue lagi ngomong woi"
"aku hanya berpikir kemungkinan buruk nya. bagaimana jika terjadi apa apa setelah Kai datang kesana? kau tidak berpikir tentang ucapan Novan sebelum dia pergi ke ruang operasi?"
"jangan ada yang datang, mereka mengintai pergerakan kita. atau tidak kalian akan sama dengan ku!"
bukannya Lucas yang menjawab pancingan dari Rama, melainkan sosok Egi lah yang sudah datang dengan pakaian jaket kulit coklat nya dan mengatakan kalimat tersebut dengan lantang.
"so? apa kita masih diam saja jika sudah seperti ini? terjun salah tidak terjun makin salah. ditambah Kai sudah lebih dulu kesana. lalu bagaimana? kita di kubu Novan atau Kai??"
suasana semakin tegang dan mencekam lagi. apalagi tatapan Rama pada Lucas dan Egi sudah sangat serius dan nampak ekspresi dingin yang dia suguhkan.
"opsi ke dua!! lebih bahaya amukan Kai daripada Novan. gue ngga bisa bayangin kalau sampe bocah itu tau jika Novan kecelakaan karena unsur kesengajaan!"
"jangan banyak bacot lagi. kita kejar Kai!!"
"buru!!"
akhirnya ke tiga nya dengan segera menunggangi motor masing masing dan dengn cepat melajukan motornya keluar dari kediaman Egi.
"Luc, Ram, cari jalan pintas! belokan depan langsung potong jalan ke kiri!"
Egi sengaja menyalip ke dua teman nya dan tengah bersuara sedikit keras mengintruksikan jalan yang akan dia tempuh.
"heum"
langsung lah laju jalanan dipimpin oleh Egi sebagai penunjuk jalan nya. Rama dan Lucas hanya mengikuti dari belakang.
*****
kurang lebih setengah jam an,
melihat tulisan besar 'RS. ARUM DALU' terpampang nyata di depan gedung, laju ke 3 motor geng tadi akhirnya segera menepi kearah laman parkir bangunan tersebut.
satu persatu mulai menanggalkan helm mereka dan langsung berkumpul menjadi satu.
Rama yang sejak tadi masih menoleh ke sekitar tempat luas ini, pada akhirnya mendapat teguran dari ke 2 teman nya.
"ngapain lo Ram? kek maling aja!"
celetuk Egi yang malah memilih membenarkan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan.
"motor Kai"
"astaga!! gue lupa! tujuan kita di mari nyari si tengil"
"tidak ada. aku juga mencarinya. disini hanya ada beberapa opsi kendaraan roda 2, rata rata mereka menggunakan mobil"
Lucas ternyata lebih peka ketimbang Egi, tanpa diminta pun Lucas serta merta ikut menelisik keberadaan motor tersebut.
BRAAKK...!!!
"BANGSATT!!!"
Rama, Lucas dan Egi langsung menoleh bersamaan kearah suara samar yang bersumber dari balik pohon pohon rimbun yang kebetulan terletak terpencil di belakang gedung rumah sakit tersebut. suara itu sangat lirih namun masih bisa terdengar lamat lamat.
"sst!!.. kalian dengar itu?"
Lucas mencoba menajamkan lagi indra pendengaran nya.
"denger, tapi ga yakin!"
jawab Egi masih santai.
"kenapa ngga kita cek aja?"
"urusan kita Kai dan Novan. bukan manusia lain"
Rama langsung merangkul pundak ke dua sahabat nya tersebut dan berniat menuntun mereka agar segera meninggalkan parkiran ini. namun baru saja melangkahkan kaki beberapa jengkal, tiba tiba suara asing tadi kembali terdengar. dan kali ini sedikit lebih keras lagi sehingga tidak hanya Lucas yang mendengarnya, melainkan Egi dan Rama akhirnya yakin jika sudah terjadi apa apa di balik tempat itu.
"Buaaggh!!!...
"akh!! bangsat!..."
"kalian denger kan??"
"kita cek!!"
kali ini malah Rama yang antusias berlari kearah semak semak pepohonan tadi, tentunya Egi dan Lucas ikut berlari menyulus nya
"KAII!!!"
ke 3 pasang mata langsung terbelalak bersamaan dengan teriakan yang hampir bersamaan.
"KALIAAAN!!!!! RASAKAN INI.....
SYUT......
BUAGH!!
BUGH....
BRAGH.....
Rama, Lucas dan Egi langsung berlari seraya melayangkan hantaman mereka kearah 5 sosok laki laki bertubuh kekar yang terlihat mengepung satu sosok di tengah nya, sosok tersebut tengah tersungkur di tanah dan tak lain adalah satu sahabat mereka yang sejak tadi menjadi target pencarian nya.
"Kai? kau tidak papa??"
Egi memilih segera mendekati Kai, sedangkan Rama dan Lucas langsung pasang badan menjadi tameng untuk menghalau preman preman tadi.
"kenapa kalian disini?"
dengan wajah yang masih terlihat lebam di satu sudut bibirnya, aliran darah yang mengalir pelan dari pelipis kiri gadis ini, Kai bukannya merasa panik atau ketakutan, namun gadis ini justru tersenyum manis dan perlahan bangkit berdiri. bahkan seolah tidak terjadi apa apa dengan tubuh nya, Kai justru terlihat mulai membuka jaket yang dia pakai dan segera ia mengikat jaket tersebut di pergelangan pinggulnya. senyum yang menyeringai serta gerakan kuda kuda yang mulai dia tunjukan, Kai satu persatu menatap 5 preman tadi yang masih diam menatap kearah 4 sekawan ini.
"nyalimu kuat juga bocah!"
suara besar dari satu preman menyambut kearah Kai.
"aku kalah karena senjata. jika dari awal kalian tidak pecundang dan datang dengan tangan kosong, maka aku tidak perlu susah payah memanggil teman teman ku. cuih!!"
Kai meludah tepat di depan pria besar tadi. dan jelas saja ini langsung memancing emosi dari para preman ini. dengan wajah yang sangat merah padam, ke 5 preman tersebut tanpa banyak bicara lagi langsung menyerang ke arah geng ini.
2 pria langsung mengepung Kai. dan 3 lainnya menghadapi Rama, Lucas dan Egi.
"buktikan ucapan mu anak ingusan! aku sudah membuang kayu ku bukan? kita sekarang lawan imbang!"
"darah ku sangat berharga untuk ditumpahkan. jadi rasakan!!....
Srakk...
BUAGHH.....
...
Bugh... Buaghh!!!
BAGGGHH.....
....
"kita selesaikan!!"
SLAPP!!!..
BBUUAAGH....
BUAGH...
BUAGGG!!!!.....
"hah... hah... BANGUN!!!"
dengan nafas yang masih ngos ngosan, keringat yang sudah membanjiri wajah dan tubuhnya, baju yang sangat berantakan serta darah yang masih menghiasi wajah nya seolah tidak dia pedulikan, Kai langsung menghampiri 2 preman yang sudah terkapar lemas di tanah. seolah tanpa iba lagi satu kaki Kai dia layangkan tepat di dada preman tersebut.
"bangun bangsat!!!"
teriakan Kai jelas tidak akan didengar oleh laki-laki yang sudah menjadi alas kakinya ini, pasalnya pria tersebut tak lama kemudian sudah tidak sadarkan diri. melihat hal tersebut langkah Kai berganti pada satu preman lagi yang masih bisa duduk dan langsung bangkit mengusap darah yang keluar dari hidung nya.
"lihat pembalasan ku!! kau akan mati!!!"
dengan emosi yang masih meluap, preman itu menujuk wajah Kai dan mengintruksikan komplotan nya untuk meninggalkan tempat ini. sedangkan 3 preman lain lebih dulu membantu satu preman yang terkapar pingsan sebelum ikut berlalu pergi.
"apa yang kau lakukan bodoh!! jangan gegabah!! kau sedikit saja tidak egois tidak bisa Kai!!"
"dia itu preman bayaran! bukan tandingan mu Kai!!"
"lo liat wajah mu!!! kau celaka karena ini!! ikut kami!!!"
tidak ada sanggahan lagi dari Kai tentang kemarahan ke 3 sahabat nya ini. seolah sadar apa yang dia lakukan sudah menyinggung perasaan orang terdekatnya, Kai pun hanya menurut saat Egi membopong tubuh Kai kearah gedung rumah sakit.
"aku tidak papa. jangan berlebihan Gi"
"bicara sekali lagi kupatahkan lehermu! diam!"
tidak ada wajah becanda lagi dari Egi. yang biasanya dia penuh kehumorisan, sekarang semua berubah menjadi dingin.
"langsung ke UGD Gi"
sahut Lucas dari arah belakang mereka
"ya!"
semua nya langsung diam sepanjang jalan menuju UGD. termasuk Kai yang akhirnya langsung menutup mulut nya rapat rapat tanpa banyak penolakan lagi.
"ada apa ini kak?"
"dia habis dikroyok preman sus. tolong berikan pelayanan yang paling baik padanya"
"baik kak, kakak tunggu diluar sebentar ya, biar dokter yang memeriksanya"
setelah tubuh Kai diletakan di atas ranjang pasien, Rama, Lucas dan Egi pun segera berlalu meninggalkan ruang UGD.
dengan situasi yang jelas masih diselimuti rasa kecewa, khawatir dan emosi, ke tiga laki laki itu hanya bisa mondar mandir di depan ruang UGD.
"ini ga bisa dibiarin!! makin lama serangan mereka makin bajingan! sumpah serapah gue bakal kejar dalang dibalik teror ini. karena ga mungkin tiba tiba preman tadi nyerang kita kalo ga ada otak dibaliknya"
Egi mengepalkan satu tinjuan nya kearah telapak tangan nya sendiri. dengan wajah bak kepiting panggang dan tatapan penuh kebencian.
"gue yakin dalang dibalik ini adalah Antoni!!"
"gue setuju Luc!!"
"jangan dulu menghakimi Gi, Luc"
dari ke 2 laki laki ini, akhirnya Rama lah yang berperan sebagai sosok dewasa menggantikan Novan. ketika ke dua sahabatnya sudah terbakar rasa emosi dan dendam nya, Rama tersenyum hangat mencoba mencairkan suasana.
"kenapa sih lu bela dia terus? sekali kali nuduh orang kenapa sih! aelah lembek kali hati lo Ram"
"engga Kai, engga elo sama aja. terlalu pakai hati pada musuh! kali kali negatif ke orang ga bisa emang?"
"ayo duduk. tenangkan dulu emosi kalian. ayo!!"
tanpa berniat meladeni segala ucapan Egi dan Lucas, Rama dengan sabar merangkul ke 2 teman nya untuk mengikutinya berjalan ke sisi kursi tunggu pasien.