THE CURSED ANGEL

"Tentu saja kami mengerti, kenapa kamu secara khusus merasa tertarik dengan mereka..." ujar Cheva yang menarik perhatian Myra.

'Apakah dia tahu maksud dan tujuan aku?' gumam Myra dalam hati.

Sepertinya Cheva paham... Ini tentang kehidupan Myra di masa lalu.

"Tapi kamu harus paham..." ujar Calliope terjeda.

"Melihat sekilas ke dalam bayangan sangat beresiko tinggi, tanpa adanya sebuah latihan yang tepat! Jika kamu tertarik, ada beberapa universitas yang mempunyai program khusus dan aku akan sangat membicarakannya denganmu di kemudian hari nanti..." tambah Calliope menjelaskan.

"Tapi untuk saat ini, Myra.... Kamu harus memaafkan kesalahan kami, karena sudah menunjukkannya terlalu cepat di kelas sekolah menengah. Dan kamu harus bisa membiarkan keadaan ini seperti apa adanya..." ujar Calliope mengakhiri perkataannya.

Myra merasa aneh... Dan dia merasa ditelan-jangi oleh kedua gurunya yang sedang menatapnya dengan intens.

Dengan sedikit bersandar di pinggiran pagar geladak, Myra bisa melihat beberapa temannya di geladak utama yang ada di bawah sana.

Brent sedang melihat melalui sebuah teropong dan sedang menunjukkan sesuatu kepada Skyler. Skyler mengacuhkannya dari balik kacamata Ray-Ban berukuran super besar.

Sedangkan di bagian buritan, Ivory dan Nalani sedang duduk di sebuah palang kayu bersama Maliyah Adam. Mereka menunduk sambil memandangi selembar berkas, dan.membuat sebuah catatan dengan terburu-buru.

"Sebaiknya aku membantu mereka untuk membuat acara penyambutan..." ujar Myra pamit kepada Calliope dan Cheva.

Myra bisa merasakan tatapan mereka sepanjang perjalanannya menuruni anak tangga berliku.

'Tuk.... Tuk.... Tuk....'

Akhirnya Myra sampai di geladak utama, dia merunduk melewati barisan layar yang tergulung dan berjalan melewati sekelompok murid Non-Nephilim yang sedang berdiri dengan wajah bosan mengelilingi Mr. Vanory.

Mr. Vanory adalah seorang guru Biologi berperawakan kurus tinggi. Dia sedang menjelaskan tentang sesuatu, semacam ekosistem rapuh yang berada tepat di bawah kaki mereka.

"Hey! Kamu di sana rupanya! Akhirnya rencana kita sudah terbentuk..." ujar Nalani sambil menarik Myra ke tengah-tengah rapat mereka.

"Hebat sekali!... Apa yang bisa aku bantu?" seru Myra dengan tulus.

"Dengarkan... Jam dua belas siang, kita akan membunyikan lonceng itu!" ujar Ivory sambil menunjuk ke sebuah lonceng.

Lonceng besar itu terbuat dari kuningan yang digantung di sebuah palang balok berwarna putih, dengan katrol yang berada di dekat haluan kapal.

"Lalu aku akan menyambut semuanya. Maliyah akan menceritakan tentang bagaimana perjalanan ini bisa terlaksana, dan Nalani akan berbicara tentang acara sosial yang akan diadakan di semester ini. Yang kita butuhkan adalah seseorang yang akan membicarakan sesuatu yang bertemakan ramah lingkungan..." ujar Ivory menjelaskan rencananya kepada Myra.

Ketiga gadis itu memandang Myra penuh harap.

"Apakah kapal pesiar ini jenis Hibrida atau semacamnya?" tanya Myra.

Maliyah Adam mengangkat bahunya sambil menggeleng.

"Aha!... Kamu bisa mengatakan sesuatu tentang bagaimana jika dengan berada di sini akan membuat kita lebih ramah terhadap lingkungan, karena orang yang hidup lebih dekat dengan alam akan bertindak lebih ramah terhadap alam?" ujar Ivory memberikan ide dengan wajah cerah.

"Apakah kamu bisa membuat sajak? Kamu bisa membuatnya jadi... Um... Kamu tahu... Jadi sedikit..., menyenangkan?" tanya Nalani kepada Myra.

Myra merasa sedikit bersalah karena telah meninggalkan seluruh tanggung jawabnya. Jadi, Myra berfikir bahwa dia harus menyetujui ide tersebut.

"Um... Sajak tentang lingkungan.... Tentu saja! Aku bisa melakukannya..." jawab Myra dengan keyakinan.

Myra membayangkan hal yang paling dia tidak kuasai selain bersajak, dan tentang Biologi laut adalah bicara di depan umum.

"Oke.... Fiuuh!" ujar Ivory lega sambil menyeka dahinya.

"Kalau begitu ini menurut pandanganku..." ujar Ivory bersiap untuk menjelaskan.

Ivory menaiki sebuah palang yang dia duduki dan mulai mendata hal-hal yang perlu dilakukan dengan jemarinya.

Myra sadar, seharusnya dia memperhatikan permintaan Ivory. Terutama karena, sebentar lagi dia di jadwalkan untuk mengatakan sesuatu yang cerdas dan bersajak tentang lingkungan dihadapan seratus teman sekelasnya.

Tapi di dalam benak Myra, dia masih membayangkan perbincangan aneh dengan Calliope dan Cheva sebelumnya.

Serahkan Para Pemberitahu pada yang ahli...

Jika Cheva benar tentang satu Para Pemberitahu untuk setiap kejadian di dalam sejarah.... Well, itu sama saja seperti memberitahunya untuk menyerahkan seluruh kejadian masa lalu pada yang ahli.

Myra tidak bermaksud untuk memperdalam ilmu tentang Sodom dan Gomora. Dia hanya ingin tahu masa lalunya saja... Masa lalunya dan masa lalu Ignatius, yang ingin dia ketahui. Dan jika memang ada seorang ahli di bidang tersebut, Myra merasa bahwa dia yang harus melakukannya.

Cheva sendiri yang berkata: 'Ada triliunan bayangan di luar sana...'. Hampir tidak akan mungkin bisa mencari bayangan yang berhubungan dengannya dan Ignatius. Lagi pula, dia tidak tahu apa yang dia harus lakukan terhadap mereka jika menemukan bayangan yang tepat.

...----------------...

Myra mendongak ke geladak yang berada di lantai dua. Dia hanya bisa melihat pucuk kepala Calliope dan Cheva di atas sana. Andai saja Myra bisa membiarkan imajinasinya berkelana, Myra mungkin bisa mengarang pembicaraan panas di antara mereka.

Mereka sedang berbicara tentang Myra dan Para Pemberitahu. Mungkin saja mereka sepakat untuk tidak mengungkit mereka lagi di hadapan Myra.

Myra sangat yakin, jika ini menyangkut tentang masa lalunya...., maka dia harus berusaha sendiri.

'Tunggu dulu....!'

Hari pertama sekolah.... Saat melakukan permainan pemecah kecanggungan... Skyler berkata.....

'Ya!.... Itu dia!.... Tapi, apa?'

Myra langsung berdiri.... Dia sama sekali tidak ingat, jika dirinya sedang berada di tengah-tengah rapat sekarang. Dia berjalan menyeberangi geladak, ketika terdengar suara keras terdengar di belakangnya.

'Aaaaaaaaa....'

Myra langsung membalikkan tubuhnya ke arah suara tadi. Dia melihat kilasan sesuatu berwarna hitam terjatuh dari haluan kapal.

Sedetik kemudian, sesuatu itu sudah lenyap!

Lalu terdengar suara sesuatu yang jatuh ke dalam air....

"BYUUUUUUURRRRR!"

"Ya Tuhan! IVORY!!!!" teriak Nalani dan Maliyah berbarengan.

Mereka mencondongkan tubuh mereka di haluan dan melihat ke bawah, ke arah laut. Mereka berteriak-teriak karena panik.

"TOLONG.... TOLONG! IVORY TERJATUH KE LAUT... TOLONG!... TOLONG!"

"Tenang Nalani! Aku akan mengambil sekoci darurat...." seru Maliyah sambil berlari masuk.ke dalam kabin.

Myra langsung melompat ke atas palang dan dia berdiri disamping Nalani. Dia menelan salivanya, ketika melihat apa yang ada di bawah sana.

Ivory terjatuh ke dalam laut!

Awalnya, rambut hitam Ivory dan kedua lengannya yang memukul-mukul air saja yang terlihat. Ketika gadis itu mendongak ke atas, Myra melihat adanya ketakutan pada wajahnya yang pucat.

Yang paling mengerikan, sedetik kemudian datang ombak besar yang menyeret tubuh mungil Ivory.

'BYUUUR....SYUUUUTTTT....'

Kapal masih bergerak dan semakin menjauh dari tubuh Ivory. Kedua gadis yang berada diatas geladak terlihat gemetar... Mereka menunggu Ivory muncul di atas permukaan air lagi.

'Tap.... Tap.... Tap....'

"Apa yang terjadi?!" tanya Cheva dengan suara yang menuntut penjelasan.

Kedua orang guru tersebut, tiba-tiba sudah berada di samping mereka. Calliope terlihat sedang berusaha melepaskan ban pelampung dari ikatannya di bawah haluan.

"I....i....itu...."

"ITU APA? Bicara yang jelas!"

"........"

...----------------...