Meninggalkan tempat tinggal nya untuk menghindari kejaran musuhnya harus di lakukan oleh Yuang Fengying.
Dalam Pelarian nya itulah dia baru menyadari semua hal yang selama ini tak di ketahui nya.
Hal yang ternyata sangat di cari dan di buru oleh sosok sosok kuat di jagat ini, yakni Warisan Penguasa Alam terdahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Misi ke wilayah Hutan Monster ( Tujuan tersembunyi Merak Hitam)
Orang orang sudah berada di ruang pengujian.
Ruang pengujian itu seperti arena pertarungan, di mana di tengah tengah ruangan ada panggung arena bertarung, dan di pinggiran ada tempat duduk bagi penonton.
Arena bertarung itu luasnya hanya diameter lima belas meter, lalu nona Siwei mengayunkan lengannya menciptakan aray agar arena pertarungan itu terlindungi.
Lima orang sudah memasuki arena dengan Yuang Fengying berada di tengah tengah nya.
"Apakah kau sudah siap anak muda..?." seorang pria berambut panjang dan di kucir keatas terlihat sudah bersiap menyerang.
Empat pria lainnya juga sudah memasang kuda kudanya, melingkupi Yuang Fengying dari berbagai arah.
"Seribu Perisai...!." Yuang Fengying mengangkat tangannya, seakan menarik sesuatu.
Sebuah selaput tipis tercipta dan menyelimuti seluruh tubuh remaja tersebut, saat ini dia tak melindungi siapapun maka 'seribu perisai' itu seperti menyatu dengan tubuh nya.
Pria berambut panjang dan di kucir menyeringai melihat perisai pertahanan diri yang di ciptakan Yuang Fengying, "Cck, mainan anak anak.."
Lalu pria itu meloncat dan mulai menghantam Yuang Fengying.
Ini pertarungan uji coba yang aneh, karena memaksa Yuang Fengying bersikap pasif dan defensif, alias tanpa perlawanan.
Hanya menerima serangan tanpa bisa membalas, hanya bertahan tanpa mengeluarkan serangan balik.
"Tinju .. Api...!."
Sebuah aura api terlihat bergolak, membakar udara sekitar nya terutama lengan pria itu.
Siuu....
BAAM....!
Serangan itu melesat menerjang ke arah Yuang Fengying namun langsung kandas begitu mengenai pertahanan yang telah di ciptakan remaja tersebut.
Pria lain juga meloncat mengayunkan tebasan pedang nya, lesatan senjata berunsur logam itu menghantam perisai itu.
Slaash....
BAAM....
Tubuh remaja itu hanya bergetar saja, padahal tebasan itu mampu membelah batu.
Siuuu....
Sebuah Lesatan serangan berunsur air yang memadat datang dari pria lain lagi, namun kembali buyar begitu menghantam perisai ciptaan Yuang Fengying.
Semua sudah melepaskan serangan nya, namun semua kandas dan mampu di mentahkan oleh remaja tersebut, membuat orang orang itu tak percaya, sedikit kesal dan berniat meningkatkan kekuatan nya.
"CUKUUP..!." suara nona Siwei mengentikan niat orang orang tersebut.
"Sudah cukup.., apa kalian tak malu menyerang seseorang yang di paksa bersikap pasif dan defensif.." wanita itu mendengus kesal, saat orang orang itu mulai hilang kendali dan memunculkan niat membunuh.
Kelima orang itu mulai tersadar, mereka hanya menguji anggota baru, bukan berniat bertarung habis habisan untuk mempertahankan sesuatu, apalagi mengambil nyawa.
Mereka meloncat mundur lalu menangkupkan tangannya dan sedikit menunduk.
"Kau berhasil anak muda, kami siap memberikanmu misi ini." Nona Siwei memutuskan sambil tersenyum puas.
**
Bersama lima orang lainnya Yuang Fengying sudah mulai menjalankan misi nya.
Mereka memasuki wilayah hutan monster, sebuah hutan dengan tanaman sangat lebat dan jarang terjamah.
Sesungguhnya jarang ada seseorang yang berani memasuki wilayah hutan monster, selain masih lebat dan padat pepohonan nya, juga banyak monster bersembunyi di dalamnya dan itu sangat berbahaya.
Enam orang termasuk Yuang Fengying sudah membawa tas penyimpanan di punggung nya, tas itu berisi semacam bubuk mesiu yang nantinya akan menjadi penguat persenjataan kelompok Merak Hitam.
Dengan bubuk penguat senjata itu, maka meriam dan panah panah anggota Merak Hitam akan mampu maksimal dalam menyerang tanpa menguras tenaga anggota tersebut.
Sehingga saat pertarungan jarak dekat nanti, mereka tak kehabisan tenaga.
Pria tinggi besar dengan rambut panjang di kucir ke atas yang bernama Leifang mulai mengeluarkan sebuah lempengan, dan gulungan.
Itu seperti kompas penunjuk arah dan sebuah peta.
"Kita ada di sini dan mereka ada di sini, kita harus menembus wilayah ini untuk tiba di sini." Leifang menunjuk sebuah lokasi dalam peta dengan sebuah ranting.
Semua mengangguk.
Salah satu pria dengan kepala botak, mengamati sesaat peta tersebut.
"Berarti kita akan melewati Rawa buaya kulit perak dan Lembah Arwah?."
"Benar, itu jarak yang tercepat yang bisa kita tempuh." kata Leifang lagi.
"Apakah ada usulan lain?." pria tinggi besar itu menatap semua orang.
"Bagaimana jika kita hindari lembah Arwah?." pria dengan otot besar di sekujur tubuhnya berkata.
"Ya, wilayah itu sungguh tak terduga," sahut pria sedikit tua dengan baju sederhana .
Semua kembali terdiam, seperti memikirkan sesuatu.
Yuang Fengying yang tak memiliki pengalaman apapun di wilayah itu hanya terdiam, menyimak pembicaraan semua orang.
"Bagaimana jika kita memutari lembah Arwah," pria dengan baju armor warna emas mengusulkan.
Leifang terdiam sesaat, "Ya kita lihat nanti, ayo kita bergerak sekarang."
Enam orang itu bergerak cepat memasuki wilayah hutan monster yang sangat luas.
Hutan monster adalah wilayah yang benar benar berbahaya, wilayah nya sangat luas dan banyak monster yang berdiam di sana.
Bukan hanya monster darat, monster udara yang memiliki kekuatan mengerikan juga banyak berseliweran, itu alasan mengapa armada terbang tak di jadikan pilihan.
Anggota Cakar Rajawali tak ingin menarik perhatian dalam misi tersebut, mereka akan melakukan tugasnya dengan diam diam.
**
Hutan monster adalah wilayah yang sangat luas, terdiri dari berbagai area dengan penguasa yang berbeda beda.
Sesungguhnya Merak Hitam tidak benar benar ingin menaklukkan hutan tersebut, karena itu adalah hal yang mustahil tentu nya.
Mereka hanya ingin menyerang Lembah Halilintar yang menjadi kekuasaan Elang Petir, dimana ada banyak warisan di sana.
Sesosok laki laki dengan kepala burung elang dan sayap di punggung nya terlihat duduk di singgasana nya.
Sosok ini adalah Baginda Petir, sosok monster yang sudah berevolusi menjadi setengah manusia.
"Apakah manusia manusia keparat itu sudah berhasil di pukul mundur..?."
"Mereka mulai bisa kita tekan, persenjataan yang mampu ditembakkan dalam jarak jauh sudah kehilangan kekuatan nya karena tak lagi bisa meledak, begitu juga dengan serangan panahnya tak lagi berbahaya.
Baginda Petir tertawa, "ha..ha.. Baguslah kalau begitu, sebentar lagi kita bisa musnahkan manusia manusia keparat itu.."
Sosok besar yang ada di depan Baginda Petir menundukkan kepalanya, terlihat sedang berfikir.
"Ada apa..?."
"Maaf Yang Mulia," sosok itu sejenak meragu, " Ada selentingan kabar jika orang orang yang menyerang wilayah kita, tengah menanti datang nya penguat senjata."
"Dengan penguat senjata itu, panah panah mereka bisa menciptakan ledakan, demikian juga dengan senjata lempar lainnya."
"Itu sangat berbahaya.."
Baginda Petir terlihat gusar dan geram dengan berita tersebut. "Kirim pasukan untuk mencegat nya, jika perlu kita meminta bantuan kepada monster lain."
Sosok besar itu terdiam, memang di wilayah tersebut banyak monster, namun mereka juga tak pernah saling akur, akan sulit menyatukan para monster itu apalagi meminta bantuan.
"Selidiki masalah ini.. kira kira pemasok penguat senjata itu datang dari arah mana? Kita akan melakukan kerjasama dengan monster yang ada di wilayah tersebut, dengan imbalan tentu nya." Baginda Petir berkata demikian dengan sedikit geram.
___________
Jangan lupa dukungannya...