kisah seorang wanita yang ingin hidup kaya secara instan. suaminya yang pemalas membuatnya harus menempuh jalan sesat dengan melakukan persekutan bersama iblis yang menjanjikannya kekayaan.
Ia membuka sebuah warung nasi. namun dalam sekejap saja dapat menarik pembeli dan menjadikannya kaya raya. tetapi semua itu tak.mudah, karena akan ada konsekwensi yang harus ia terima. ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Malam menjelma. Rosa belum juga kembali. Tetapi mereka harus tetap bekerja. Meskipun Susi merasa khawatir, tetapi ia tak sempat mencarinya. Gadis itu hanya dapat berharap dan berdoa agar rekannya segera kembali.
Rama tak kalah penasarannya. Ia sebenarnya mencari keberadaan gadis yang memiliki pesona sangat indah tersebut. Belum sempat ia mencicipi madunya, gadis itu sudah menghilang tanpa jejak, bagaikan ditelan bumi.
"Kemana dia perginya? Perasaan aku cuma minta tunggu bentar, eh dia ngilang," gumam Rama dalam hati. Ia tidak begitu fokus dengan pekerjaannya saat ini yang menjaga kasir diwarung.
Saat bersamaan, Nadira baru saja pulang. Ia tampak membawa beberapa paper bag dengan barang mewah didalamnya, sepertinya baru pulang dati kota dan berbelanja.
Ia tampak tak begitu bahagia dengan berbagai perhiasan yang menempel ditubuhnya, dan tentu saja semuanya bernilai cukup tinggi.
Ia memasuki warung dan menuju pintu penghubung kerumah, lalu berjalan dengan congkaknya, seolah ia adalah seseorang yang pantas diperhatikan, bahkan ia sangat bangga saat para pembeli diwarung miliknya memperhatikan dirinya.
Ia memsuki kamar, dan melemparkan semua barang mewah yang baru saja ia beli diatas ranjang. Meskipun ia membelanjakannya dalam jumlah yang cukup banyak, maka itu tidak akan pernah habis, karena kekayaan yang dimilikinya akan terus bertambah dan tidak akan ada habisnya.
Ia merebahkan tubuhnya diantara barang-barang yang baru ia beli. Tetapi tiba-tiba hatinya terusik dengan bisikan sesuatu yang memanggilnya keruang rahasia miliknya.
Ia melupakan sejenak rasa lelahnya, lalu beranjak bangkit dan meraih kunci kamar yang ia sembunyikan dibawah ranjangnya.
Ia berjalan menuju ruang belakang, dan memstikan tidak ada yang melihatnya. Saat ia membuka pintu, ia dikejutkan dengan tubuh gadis yang sedang terlentang dilantai. Ia tidak tahu bagaimana caranya gadis itu dapat masuk keruangan tersebut.
Ia mengetahui jika gadis itu adalah pekerjanya yang baru datang dari kampung dan ia belum sempat bertanya siapa namanya.
Ia memastikan jika gadis itu mengetahui apa yang ada didalam ruangan ini, maka ia merencanakan skenario jahat.
Ia menyeret tubuh gadis itu ketempat ritual. Ia akan melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.
********
Wuuuuuss...
Sesaat terpaan angin menyentuh Silvi yang sedang sibuk memasak membuat pesanan untuk para pelanggan yang datang berjubel. Ia merasakan sesuatu sedang melintas dari arah belakangnya.
Ia menghentikan pekerjaannya sejenak, kemudian menoleh kearah belakang, tetapi tidak ada sesiapapun, sebab ia dan juga Rindu sedang bekerja saling berhadapan.
Sementara itu, ketiga rekan lainnya sedang mengerjakan tugasnya masing-masing. Susi mencuci piring, Tini membuat minuman, Ratu dan juga Lina mengantarkan pesanan ke meja pelanggan.
Sejak kehadiran keempat rekan barunya, ia dan juga Rindu sedikit merasa ringan dalam.pekerjaannya, sebab mereka terlihat sangat giat bekerja, kecuali Rosa yang sedari tadi belum terlihat batang hidungnya.
"Ada apa, Sil?" Tanya Rindu yang merasa penasaran dengan sikap sahabatnya yang tampak sedang berfikir.
"Hah," Silvi tersentak kaget, ia menggelengkan kepalanya, "Tidak ada apa-apa," sahutnya. Tetapi ia meyakini jika tadi ada seseorang yang sedang melintas dari arah belakangnya.
"Rin, kamu ada lihat seseorang yang lewat dari belakang, gak -barusan?" tanya gadis itu berbisik.
Rindu menggedikkan pundaknya. "Gak ada, tuh mungkin kamu ngantuk kali," sahut Rindu. Ia terlihat cekatan dalam mempersiapkan pesanan.
Silvi mendenguskan nafasnya. Ia tak ingin memperpanjang rasa penasarannya, karena akan membuat pekerjaan mereka terlambat dan pastinya sang majikan mereka akan ngamuk jika pekerjaan mereka tidak selesai pada waktunya. Kemudian mereka melanjutkan pekerjaannya.
******
Pagi ini semua pekerja bangun dengan cepat. Meskipun mereka harus bergadang hingga pukul satu malam, tetapi tak ada pilihan, karena semuanya mereka lakukan demi keluarga.
Tiiin....
Suara klakson mobil berbunyi dari arah depan rumah.
"Mobil siapa itu, Sil?" Rindu melongokkan kepalanya melalui jendela dapur, dan terlihat satu mobil pick up yang membawa bahan bangunan. Kemudian mobil mewah milik sang majikan berhenti didepan warung.
"Oh, Bu Nadira," guman Rindu, setelah ia melihat siapa yang datang. "Enak, ya, Bu Nadir. Usaha sate dan rendangnya laris, dan sepertinya mau bangun rumah," Rindu kembali pada posisinya dan membuat sate pada potongan daging kecil-kecil.
"Dagingnya sangat empuk, ya. Pantesan sangat enak dan laris," Susi menimpali.
"Iya, emang rendang warung bu Nadir sangat enak dan pastinya membuat pelanggan akan keta-gihan. Pasti duit bu Nadira sangat banyak jika dilihat dari pembeli yang tak pernah sepi," Rindu membayangkan jika saja posisi majikannya bertukar padanya, tentu ia akan sangat senang.
"Namanya rezeki, Rin. Ya kalau nasib mau jadi orang kaya, mau gimanapun ya tetap jadi orang kaya dan ada saja jalannya. Sama juga dengan kita, asalkan mau usaha dan juga berdoa, insya Allah rezeki akan datang," sahut Silvi.
"Tapi sampai kapan ya, Sil, kita bisa jadi orang kaya," tanya Rindu, ia mengeluarkan uneg-unegnya, karena merasa nasibnya sangat sial sejak dari orok.
"Kalau mau cepat kaya, instan dan tanpa kerja ya ikut pesugihan," Susi menimpali sembari bercanda.
"Pesugihan babi ngepet, aku yang jaga lilinnya, kamu yang ngepet, ya," balas Rindu tak mau kalah.
"Sialaaan, Lu," maki Susi, sembari melempar tusuk sate ke arah Rindu, keduanya cekikikan dengan candaan mereka.
Tanpa mereka sadari, Nadira berdiri diambang pintu dapur dengan tatapan penuh amarah. Ia mendengar selintingan percakapan kedua pekerjanya yang Menyinggung masalah pesugihan.
"Ooh, begini rupanya kalau kerja, ya! Kalian sedang ghibahin saya pakai pesugihan! Iya?!" Hardik Nadira dengan nada tinggi. Tatapannya tajam melihat kearah para gadis tersebut.
Kelima gadis yang ada didapur tersentak kaget saat mendengar omelan Nadira sang majikan. Suaranya terdengar hingga ke gudang belakang dan membuat Rama yang sedang mencari keberadaan Rosa bergegas pergi dan memilih masuk kerumah.
Kelima remaja itu melongo mendengar omelan sang majikan yang menuduh mereka dengan serampangan. Bahkan Tini dan juga Ratu yang tidak ikut dalam candaan ketiganya terkena imbasnya.
"M-maaf, Bu. Kami tidak ada mengatakan ibu pakai pesugihan," jawab Rindu dengan terbata.ia mencoba membela dirinya.
"Hallaaah, jangan kamu fikir saya tidak tahu, emang saya budek," sergah Nadira yang amarahnya sudah berada diubun-ubun.
"Sumpah, Bu. Kami lagi bahas pesugihan babi ngepet yang lagi viral diToktok," Susi berkilah.
"Ada apa, sih, Sayang. Jangan marah-marah, nanti hilang cantiknya," Rama tiba-tiba menyela pertengkaran sang istri dengan para karyawannya. Ia memeluk pinggang wanita tersebut, dan menggiringnya ke dalam kamar. Ia akan menuntaskan hasratnya yang masih tertunda kepada sang istri, meskipun aroma dari liang itu berbau bangkai, tetapi ia tak memiliki pilihan pagi ini.
Akhirnya Silvi, Rindu dan tiga lainnya terselamatkan dari amukan Nadira yang terlihat menggebu pagi ini.
Mohon lbih teliti lgi mksih 🙏
Semngt
mati dalam keadaan Kusnul Khotimah.
semoga kita semua nya di jauhi dr perbuatan syirik , keji dan mungkar 🤲 Aamiin Yaa Rabbal Allamiin 🤲
naas bgt nasib nya Rama , akhirnya mati di tangan bini nya dh keji bersama selingkuhan nya 🤦
mayat orang di bilang barang , jd barang dagangan 🤣🤣🤣