Divya G. Ratore gadis cerdas lulusan luar negri. Ia mempunyai karir yang cemerlang. Tidak dengan cintanya.
Ia selalu saja mengalah ,memberikan cintanya kepada orang lain. Sebenarnya ia sangat capek menjalani nya. Setelah selesai masalah yang satu, munculah yang lainnya. Divya lelah, sampai sampai ia berniat tidak ingin berkomitmen lagi.
Namun, siapa sangka Divya tiba - tiba di jodohkan dengan orang ia kenal. Namun, naas awal pernikahan nya sudah dimasuki oleh orang ketiga . Dan si*lnya orang ketiga itu tengah hamil janin milik suaminya. Kejadian itu ,ia bertemu dengan pria asing tapi, seperti orang yang kenal lama.
Akankan Divya bertahan dan menerima bayi dari wanita lain suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Anggraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan mendadak
" Yus, markas kita diserang!" seru Vino dari dari luar tergopoh-gopoh memberitahukan kabar ini.
Semua menoleh kearah datang temannya yang seperti sangat khawatir.
" Apa?"kaget Gebi mendengar kabar mendesak ini. Ia kebetulan mampir ke kediaman Yusuf bersama Zoya.
"Kevin sudah sampai di markas. Ayo kita ke markas juga sekarang!"
ajak Vino. Tanpa berpikir panjang, merekapun pergi menuju markas. Mereka masuk kedalam sebuah mobil hitam.
" Melati yang nyerang kita tanpa sebab. Gue kagak tahu apa masalah mereka,"Yusuf memberitahu kepada mereka di dalam mobil. Ia meretas kamera cctv markas.
Terlihat seorang wanita dengan pakaian putih-putih ala bunga melati.
" Buset dah, ngapain pula tuh malaikat iblis main nyerang markas kita. Emang salah kita apa an dah?" Tanya Gebi heran. Pasalnya mereka tidak ada masalah apapun dengan Mafia Melati itu. Pakaian mereka memang putih namun, pemimpin nya tentunya sangat licik, suka mem bolak-balikkan fakta,tentunya juga sangat kejam.
Mereka memang baik suka memberi makanan kepada rakyat miskin juga anak - anak. Namun, ternyata setelah dimakan. Mereka akan mati perlahan dengan kondisi yang memprihatinkan.
" Ck, memang bedeb*h! Kita habisi mereka saja! Pakaian Malaikat berhati iblis.
" Bentar gue kabarin Divya dulu ya!" ucap Vino menghubungi Divya.
" Halo Div, Melati nyerang markas kita! Kevin berusaha menghalaunya....Gue kagak tahu apa masalahnya sama kita...Iya cepetan nyusul!" itulah isi percakapan nya.
Diluar gerbang rumah mas kawin Divya. Terdapat sebuah mobil yang terparkir persis di depan gerbang.
" Dady apa benar , Dady dapat bubur ini dari rumah besar ini?" heran Fai. Ia melihat rumah berlantai empat dari dalam mobil. Pikirannya berkelana kemana - mana. "Masa iya, tukang bubur nya di rumah yang besar ini,"batin Fai.
" Tentu saja sayang, Dady dapat dari ibu - ibu yang tinggal disini. Sebentar ya sayang! Satpam nya kok gak ada ya?" Daniyal celangak - celingukan melihat kearah pos satpam.
" Daddy turun dulu ya!" Fai mengangguk.
Daniyal keluar dari mobil. Ia melihat seorang satpam yang tengah tertidur pulas di kursi luar pos.
" Pak! Maling pak!" teriak Daniyal sehingga, membangunkan satpam itu.
" Mana malingnya?"Satam itu melihat ke kanan dan ke kiri dengan mata yang masih mengantuk.
" Tidak ada. Majikan ku aja di dalam tidak?" tanya Daniyal to the points.
" Eh, " satpam itu mengucek matanya yang masih ngantuk. Ia melihat seorang pria kekar di luar gerbang rumah majikannya.
" Siapa ya?" tanya nya, kakinya berjalan melangkah menuju pintu gerbang itu.
" Saya yang tadi antar majikan kamu. Cepat buka gerbangnya! Saya sudah ada janji sama dia," Daniyal memerintah. Ia sedikit bohong demi cepat - cepat masuk kedalam .
" Oh, iya masnya ya yang tadi. Sebentar saya buka gerbangnya dulu," satpam itu percaya saja dengan ucapan Daniyal yang tadi siang pulang dengan majikannya.
Daniyal masuk kedalam mobil , menunggu gerbang di buka.
" Ibu - ibu itu ada di dalam boy. Kita samperin ya," Fai mengangguk.
Setelah terbuka , mobilnya masuk kedalam halaman rumah Divya.
"Terimakasih pak!"ucapnya.
Daniyal turun dari mobil bersama putranya yang berada di gendongannya.
Mereka berjalan menuju pintu masuk. Sayup - sayup Daniyal mendengar suara seseorang tengah bertengkar.
" Ada apa ini ?" tanya nya tanpa permisi di rumah orang lain.
Daniyal melihat seorang pria juga seorang wanita dengan perut buncit bya.
" Dady, apa Tante itu yang membuatkan aku buburnya?" tanya Fai ragu- ragu. Masa iya perempuan menor sedang hamil pula bisa masak bubur seenak itu. Begitupun dengan Dhaki dan Aldona , mereka menoleh ke arah datangnya suara. Terlihat pria tampan dengan anak kecil di gendongannya.
" Bukan boy," jawab Daniyal singkat.
"Syukurlah!" Fai bernapas lega.
Ia tidak mau berurusan dengan Tante - Tante menor yang tidak tulus lagi.
" Hah, siapa kamu? Tidak sopan ya masuk kedalam rumah orang lain!"pekik Dhaki marah.
" Santai dong bos! Saya cuman ingin bertemu dengan ibu - ibu yang buat bubur tadi. Dimana orangnya, apa dia pembantu disini?" tanya Daniyal to the points.
Dhaki membulatkan matanya. Ada seorang pria menanyakan istrinya. Dan tunggu, bubur?
" Apa bubur yang Divya buat, pria itu juga mencicipinya? Si*l! Dia bahkan Belit dengan aku suaminya sendiri!" Batin Dhaki kesal bagaimana bisa istrinya memberikan bubur itu kepada pria lain. Sedang kan, dia saja yang suaminya tidak di bagi.
Dhaki tidak sadar, dia juga melakukan hal yang sama kepada Divya. Ia memberikan apa saja yang diinginkan Aldona membawanya kedalam rumah mas kawinnya dengan Divya. Sedangkan, Divya hanya ingin makan dengan tenang, malah di ganggu oleh Dhaki yang minta buburnya. Dan tentunya tidak merasa bersalah juga.
"Dia istriku, dia sedang istirahat," jawab Dhaki pada akhirnya.
Daniyal mengernyitkan alisnya, ia melirik kepada Aldona yang perutnya buncit.
"Lalu ini?" tunjuk Danial kepada Aldona.
Dhaki gugup , orang lain bertanya begitu. Bingung,apa yang harus ia jawab.
" Aku kakaknya, kenapa kamu mencari si Divya?" Aldona yang menjawab. Bagaimana bisa Divya ada pria tampan yang mencari Divya.
" Ouhhhhhh, Yasudah panggilkan!" ucap Daniyal santai.
" Ada hak apa kamu memerintah tuan rumah hah?" Dhaki naik pitam. Ia marah juga jengkel. Padahal ,ia tuan rumahnya. Kenapa bisa di perintah begitu ,layaknya seorang bawahan.
" Eh, ada apa ini berisik hah?" Kebetulan Divya berjalan menuruni tangga.
" Dady amat itu tantenya?" tanya Fai antusias. Entah kenapa ia sangat senang melihat Divya.
Daniyal mengangguk.
" Baguslah kamu turun. Putra ku ingin bubur buatan mu lagi, berikan lagi sekarang!" Seperti basa Daniyal memerintah.
"Astaga tuan, putramu ini sangat imut dan tampan. Dimana kamu membuatnya? " Divya tidak mengindahkan permintaan Daniyal yang terkesan memerintah. Divya malah menghampirinya dan mencubit pipi tembem Fai.
" Apa kamu tidak dengar?" kesal Daniyal.
" Sayang, siapa namamu? Apa kamu ingin bubur yang aku buat lagi?" Fai mengangguk.
" Namaku Fai Tante, Tante mau membuatkannya lagi untukku?" jawab Fai lembut penuh senyum matanya berbinar-binar.
" Tentu saja. Tapi, tidak sekarang ya. Tante sangat sibuk, maaf ya. Mungkin nanti malam, apakah masih mau?" ucap Divya memelas. Kalau saja markasnya tidak sedang darurat. Dia akan senang hati membuatkan bubur itu untuk anak manis ini.
" Tante sibuk ya, yasudah tidak apa - apa Tante, Fai akan menunggu," ucap Fai tersenyum.
" Baiklah, Tante pergi dulu ya boy!" pamit. Divya. Divya melihat pria tampan di depannya.
" Saya akan pulang nanti malam , sekitar pukul 10 malam. Anda bisa menemui saya di sini lagi," setelah mengatakan itu. Divya pergi menuju pintu keluar rumah.
" Divya kamu mau kemana?" teriak Dhaki yang sedari tadi diam.
" Sudahlah, mungkin Divya ingin bersenang-senang dengan temannya," timpal Aldona.
" Perempuan ini!" gumam Daniyal.
" Ayo boy, kita pulang dulu!" Fai mengangguk. Kemudian, mereka pergi menuju mobilnya.
" Dasar tamu tidak tahu diri!" umpat Dhaki kepada Daniyal.
" Iya tuh, datang tidak permisi, pulang pun tidak pamit. Kayak jalang kung aja. Kayaknya selingkuhan si Divya deh tuh," timpal Aldona yang mengompori.
" Asas saja kalau pulang nanti!" batin Dhaki"
" Apa sebenarnya tujuan kalian menyerang kami?" tanya pantang Kevin dengan menggunakan toa.
Wanita berpakaian putih ngambil toa nya juga. " Dimana pemimpin kalian! Serahkan dia kepadaku sekarang juga!" teriaknya lantang. Entah apa maksudnya menginginkan pemimpin dari musuh nya yang di serang mendadak itu.
Bersambung....
dasar tokoh utamanya bodoh
udah tau dari awal cuman nurutin kemauan orang tua.kasih tau dong orang tuanya mana ada orang tua mau anaknya sengsara