Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima Belas
Carol yakin bahwa Tuannya tidak akan salah pilih jika menjadikan Eve sebagai istri keduanya. Eve memiliki paras yang cantik, sikap rendah hati dan ramah. Tentu siapapun akan jatuh hati pada gadis seperti Eve.
"Nona Anda terlalu baik. Saya tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini dari anda."
"Kenapa tidak pantas? mulai sekarang kita adalah teman." Eve memperlihatkan senyum cantiknya. Dan sebagai sesama wanita Carol saja mengakui jika Eve ini memang sangat cantik
Dalam hatinya Carol berjanji akan menjaga Nonanya dengan sepenuh hati. Keduanya berpelukan sebagai tanda pertemanan mereka dimulai.
... ---...
Keineer menatap Clara yang tengah berjalan menuju ke arahnya. Keineer langsung melesat pergi ke kantor setelah bawahannya memberitahu bahwa istrinya itu akan datang ke kantor. Untung saja Keineer bergerak cepat jika tidak pasti dia akan mendapat banyak pertanyaan dari Clara dan tentu itu akan merepotkannya.
"Sayang kenapa kau kemari?" Keineer sebisa mungkin memasang wajah bahagianya. Pria itu merentangkan kedua tangannya menyambut istrinya untuk duduk di pangkuannya. Karena saat ini sedang duduk di kursi kerjanya.
Clara menyambutnya dengan baik. Dia langsung berhambur memeluk tubuh kekar suaminya dan mendudukan diri di pangkuan Keineer. Clara menunjukkan wajah merajuknya karena Keineer sudaj mengingkari janjinya.
"Aku baru saja akan pulang." ucap Keineer meyakinkan.
"Jangan cemberut begitu nanti cantiknya hilang." Keineer mencubit hidung mancung itu yang membuat pemiliknya langsung tersenyum. Clara paling tidak bisa merajuk apalagi sampai mendiami suami yang begitu dicintainya. Keineer selalu bisa membuatnya kembali tersenyum.
"Dari pagi aku sudah menunggumu pulang. Apa pekerjaanmu masih lama?"
"Tidak sayang. Kau ingin pulang bersamaku?"
Cara menggangguk dan menduselkan kepalanya ke dalam bidang suaminya. Sementara Keineer mempererat pelukannya dengan lembut.
"Kalau begitu ayo kita pulang."
"Kita tidak akan jalan-jalan?"
"Kalau kau mau tentu saja boleh."
"Apa kau tidak lelah?" tanya Clara.
"Untuk istriku aku tidak mungkin bisa menolak."
Clara merasa kegirangan wanita itu langsung mengajak suaminya pulang untuk berganti pakaian.
"Kein?" panggil Clara saat suaminya sedang menyetir.
"Ya?"
"Ada yang ingin aku tanyakan."
"Apa itu? Katakanlah!"
"Kenapa Eve sudah tidak bekerja di Mansion?"
Pertanyaan yang sukses membuat jantung Keineer berdetak dengan cepat. Dia tidak menyangka bahwa istrinya itu masih sempat-sempatnya memikirkan Eve.
"Dia pergi." ucap Keineer berusaha sesantai mungkin.
"Ini semua pasti gara-garamu Kein, kau terlalu menunjukan rasa tidak sukamu padanya jadi Eve merasa tidak nyaman." Clara sedikit menaikkan nada bicaranya, dia tidak terima Eve pergi dari mansion.
"Dia pergi sendiri. Gadis itu melakukan kesalahan dan aku tidak suka pada orang seperti itu. Sudahlah biarkan saja dia memilih pilihannya sendiri. "
Clara mendelik kesal dan mencubit bahu kanan Keineer melampiaskan kekesalannya pada suaminya.
Tanpa Clara sadari suaminya itu tengah tersenyum menyeringai. Senyuman yang mengandung sebuah arti. Keineer tidak merasa bersalah sama sekali atas apa yang telah diperbuatnya di belakang istrinya. Karena Eve lebih menggoda daripada rasa bersalahnya. Mengingat Eve dia jadi ingin cepat-cepat kembali menemui gadis belia tersebut.
Sepertinya Keineer harus cepat-cepat menyusun rencana supaya dia bisa berpergian dengan waktu yang lama dan membawa Eve bersamanya.
"Apa kau setuju jika aku membangun sebuah hotel mewah di Mallorca?" kening Clara mengkerut mendengar perkataan suaminya.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Clara.
"Aku ingin hotel mewah di sana dan menyematkan namamu sebagai nama hotel tersebut. Bukankah sebentar lagi ulang tahunmu, Sayang?"
Clara langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan, kedua manik indahnya terlihat mengeluarkan air mata bahagia. Dia tahu apa yang dimaksud oleh suaminya. Keineer memang selalu penuh kejutan.
"Kein, bukankah itu berlebihan?"
"Tidak ada yang berlebihan untuk wanita yang pqling berarti untukku. Aku janji akan membangun hotel itu sebelum ulang tahunmu tiba." Keineer mengecup punggung tangan istrinya.
Sumpah demi apapun Clara merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia. Sayangnya tanpa Clara ketahui suaminya itu telah bermain api dengan wanita lain yang tidak lain adalah Eve, seorang gadis yang sudah ia tolong sebelumnya.
Jika saja dia tahu apa yang telah dilakukan Keineer di belakangnya pasti wanita itu akan menarik kembali setiap ucapannya. Clara semakin mengeratkan pelukannya pada Keineer dia tersenyum bahagia dan sesekali memejamkan kedua mata, Clara merasakan hidupnya begitu sempurna mendapatkan suami seperti Keineer.
gak niat banget nulis cerita, kalau emng punya kesibukan mending kasih catatan bilangya Hiatus dulu..jangan asal selesai aja padahal ceritanya gak selesai🙄