Menjadi istri Demon tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dihadapi Rosela tang semua dari hidup normal menjadi tidak normal lantaran ia hidup tak hanya berdampingan dengan sesama manusia saja, melainkan dengan para makhluk tak kasat mata. Namun Rosela tidak mengeluh, ia justru cepat beradaptasi mengungkap semua permasalah. makhluk astral dan segala permasalahannya. Dari sini Rosela juga tahu siapa orang yang melenyapkan kedua orangtuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin Supriatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
“Tadi kau dari mana saja?” tanya Rosela saat bertemu dengan suaminya.
Hans yang juga kangen berat, langsung memeluk istrinya dari belakang. “Dari tempat yang amat sangat mengerikan. Kau takkan percaya jika kuberitahu.”
“Memangnya semengerikan apa?” Rosela menoleh kea rah suaminya dan langsung mendapat satu kecupan mesra.
“Kita bahas yang lain saja. Apa saja yang kamu lakukan hari ini tanpaku. Apa aku hanya saja yang merindukanmu? Kok sepertinya kamu nggak kangen aku.” Hans semakin mengeratkan dekapannya.
“Aku sibuk membantu bibi Yuna. Dia sangat luar biasa. Tapi Hans, kok aku merasa adayang aneh ya?”
“Aneh gimana?”
“Entah ini hanya halusinasiku atau aku yang kelelahan, aku seolah seperti bisa melihat makhluk astral.”
Hans langsung diam. Ia sedang memikirkan sesuatu. “Apa hanya itu yang kau rasakan? Kau tidak merasakan hal yang lain?”
“Tidak ada, hanya itu. Aku melihat seorang wanita berambut panjang selantai, berpakaian serba putih seperti gamis panjang. Tapi sangat lusuh dan kotor. Anehnya baunya wangi, mirip seperti baunya bunga kenanga, kadang mawar, kadang melati, pokoknya tidak tentu. Aku tidak bisa melihat kakinya karena gaunnya terlalu panjang sampai ke lantai.”
“Ada lagi.”
“Seorang pria berceceran darah mirip korban kecelakaan. Awalnya aku kaget dan hendak menyapanya, tapi aku sadar, dia bukan manusia. Dia tidak menapakkan kakinya di tanah dan melayang.”
“Apa dia mengganggumu.”
Rosela menggeleng. “Aku rasa dia tidak tahu kalau aku bisa melihatnya.”
Hans langsung memutar tubuh sang istri lalu memeluknya. “Lain kali jangan pernah terlibat komunikasi atau kontak apapun dengan mereka. Tidak semua makhluk astral itu baik. Jika mereka tahu kau bisa melihat mereka. Mereka pasti akan memanfaatkanmu. Itu sangat berbahaya.”
“Aku juga berpikir begitu, makanya aku diam saja dan membicarakan masalah ini denganmu. Soalnya, aku masih belum bisa percaya kalau aku dapat melihat makhluk astral. Barusan juga ada sosok tak kasat mata di sini, tapi dia langsung hilang saat kau memelukku.”
“Kau tidak apa-apa?”
Rosela menggeleng lagi. “Tidak apa-apa, sebab aku pura-pura tidak bisa melihatnya. Tapi serem juga sih. Hampir saja tadi aku ketahuan kalau saja kau tidak datang.
“Syukurlah kalau begitu.” Hans lega dan mencium mesra kening istrinya.
“Menurutmu, aku kenapa?” Rosela melepas pelukan suaminya supaya bisa melihat wajah tampannya Hans.
“Kenapa apanya?”
“Kenapa aku tiba-tiba bisa melihat sosok makhluk tak kasat mata? Apa yang terjadi padaku sebenarnya?”
Hans menggendong istrinya dan meletakkannya di tempat tidur. Ia bersyukur karena paman dan bibinya begitu pengertian sehingga menyediakan kamar yang besar dan nyaman.
Rosela jadi bingung dengan apa yang dilakukan suaminya. Bukannya memberi penjelasan malah diajak tidur.
“Rosela, ada yang harus kau tahu.” Hans akhirnya buka suara.
“Apa?” Rosela siap mendengarkan. Ia tidur di atas dada suaminya.
“Saat kau menikah denganku, lambat laun kau akan jadi sepertiku. Apalagi kita sudah melakukan hubungan suami istri. Kau akan bisa merasakan apa yang kurasakan. Kau juga bisa melihat apa yang aku lihat dan kau pun bisa mendengar apa yang aku dengar. Belum lagi kalau Hans kecil tumbuh di dalam rahimmu. Separuh kekuatanku, akan mengalir dalam tubuhmu sebagai bentuk perlindungan diri karena kau mengandung keturunan langsung dari raja demit paling ditakuti di dunia.”
Mendengar penjelasan panjang itu, Rosela langsung bangun dan terpana. Wajahnya melongo menatap Hans tanpa kedip.
“Kalau kau takut, kau bisa mundur mulai dari sekarang.”
“Maksudnya …”
“Kau bisa membunuhku. Atau … kau bisa menyuruhku pergi dari hidupmu …”
Belum juga Hans menyelesaikan kalimatnya, Rosela langsung menutup mulut suaminya dengan tangannya. “Jangan pernah bicara seperti itu padaku. Setelah kau membuatku jatuh cinta padamu, kau mau membuangku dan pergi begitu saja? Kau anggap apa aku? Apa aku seperti mainan yang tak layak pakai lagi?”
“Aku tidak bilang begitu, aku bilang kalau kau mau atau jika kau yang menginginkanku pergi maka aku….”
“Tetap saja aku tidak suka kau bicara seperti itu.” Mata Rosela mulai berkaca-kaca membayangkan kalu Hans benar-benar pergi meningggalkannya.
Rasa cinta yang sempat hilang kini sudah mulai tumbuh di relung hati Rosela yang terdalam. Entah apa yang akan terjadi padanya jika Hans juga meninggalkannya saat ia sudah tak punya siapa-siapa lagi.
“Sayang, jangan menangis. Maafkan aku. Aku tidak akan pernah meningalkanmu. Aku hanya takut kau tak kuat dengan duniaku yang tak normal ini. Belum apa-apa saja para makhluk tak kasat mata itu sudah membuatmu takut.”
“Aku bukannya takut, aku hanya tidak terbiasa. Dari jadi manusia normal dan sekarang mendapat kelebihan. Tentu aku belum bisa beradaptasi seperti dirimu. Aku butuh waktu.”
Mendadak sebuah ide langsung mencuat di kepalanya Hans. Ia bangun dari tempat tidur dan mengajak Rosela keluar kamar.
“Kita mau ke mana? Ini sudah mau tengah malah,” tanya Rosela saat Hans mengendap-endap menuruni tangga.
“Makanya jangan berisik. Kalau ketahuan nanti kita di sangka maling.”
“Lah sikapmu ini memang sudah mencerminkan seorang maling. Untuk ap akita mengendap-endap begini. Mau tutorial jadi maling?”
Hans berhenti berjalan dan membuang napas. “Rosela Sayang. aku ini kaya raya tujuh turunan delapan tanjakan sembilan tikungan sepuluh belokan. Untuk apa aku repot-repot tutorial jadi maling? Nggak lucu Sayang.”
“Lagian kita nggak perlu mengendap-endap seperti ini. kalau mau pergi ya pergi saja. Kita tinggal pamitan pada Paman dan Bibi.” Rosela hendak naik ke atas menuju kamar Yuna dan Yeon tapi langsung dicegah oleh Hans.
“Sayang jangan. Lebih baik Paman dan Bibi tidak tahu. mereka pasti akan melarang kita pergi keluar malam-malam dengan alasan bla bla bla. Sejujurnya, mereka masih menganggapku anak kecil yang tak boleh lepas dari pengawasan.”
Rosela tidak jadi pergi. “Kau pasti sangat nakal sampai harus dapat perlakukan istimewa seperti itu.
Hans tidak menyahut dan hanya nyengir saja. Ia menggandeng tangan Rosela dan membawanya keluar rumahnya Yeon.
“Pegangan yang kuat Sayang, aku mau ngebut.” Hans mengalungkan tangan Rosela kelehernya dan ia langsung melompat ke udara. Rosela sangat takjub karena suaminya melesat cepat bagai angin sehingga mmebuat rambutnya berantakan ke mana-mana.
“Wauww!” pekik Rosela senang saat ia sedang berada di atas udara. “Kau sungguh seperti supermen.”
“Pegangan yang kuat Sayang. Aku akan menambah kecepatanku. Tenggelamkan wajahmu didadaku agar anginnya tidak mengenai wajahmu.”
Rose menurut dan Hans benar-benar melesat dengan sangat cepat ke suatu tempat.
“Tempat ap aini?” tanya Rosela setelah Hans menurunkannya di tanah.
“Ini kuburan.”
“Iya aku tahu ini kuburan. Tapi untuk apa kita ke sini?” pekik Rosela langsung bergidik ngeri.
“Untuk bertemu setan, apalagi?” Hans tersenyum senang.
“Hah?”
BERSAMBUNG
***
pst seru setelah se x an lama