Ryo seorang pengusaha yang sukses harus menelan musibah dari tragedi yang menimpanya. Sebuah kecelakaan telah membuatnya menjadi lumpuh sekaligus buta. Istrinya sudah tidak Sudi lagi untuk mengurusnya.
Aura, adik sang istri tak sengaja hadir ditengah mereka. Aura yang memerlukan uang untuk kebutuhan hidupnya kemudian ditawari sang kakak sebuah pekerjaan yang membuat semua kejadian cerita ini berawal.
Pekerjaan apakah yang ditawarkan pada Aura?
dan bagaimana nasib Ryo selanjutnya?
Biar tau kisah selengkapnya, yuk ... di intip kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 - Melihat
Ryo pelan-pelan menoleh dan memandang wanita yang tengah tidur di sisinya yang tidak lain adalah, Aura.
Ryo memejamkan matanya sesaat, kedua tangannya mengusap wajahnya kasar.
Pria itu menatap kembali wajah Aura, ekspresinya tidak menandakan ia terkejut, tapi perasaan yang bercampur aduk itu seolah berkumpul di wajahnya.
“Sial!. Benar dugaanku selama ini …” ujarnya sambil masih memandang wajah Aura yang masih tertidur pulas.
Tapi Ryo kini menatap agak lama wajah dan tubuh wanita di sampingnya dengan perasaan yang berbeda, benar-benar indah. Wajahnya yang putih dan cantik tanpa polesan make up, juga tubuhnya yang indah, berbalut gaun tipis yang menggoda.
‘Kenapa dia melakukan ini semua, dan kenapa Jesica tidak ada di sisiku’ pertanyaan yang menggelayut di benaknya belum bisa ia jawab.
Aura tiba-tiba menggeliat dan membuka perlahan matanya. Wanita itu menatap Ryo yang sudah terbangun. Tanpa disadari Aura, ternyata Ryo tengah menatapnya juga dengan jelas.
“Ah, Mas … sudah bangun?!” Aura terlihat kaget. Ia yang biasanya bangun lebih dulu dari Ryo, tidak menyangka pria itu sudah bangun sebelum dirinya.
Ryo yang baru melihat Aura lagi setelah sekian purnama, dan wanita itu tengah berada disisinya, menjadikan dirinya merasakan sesuatu yang berbeda, dadanya sedikit berdegup kencang. Adik ipar yang dikaguminya ternyata memang selama ini yang mengurusnya. Seluruh perasaanya beradu tanpa bisa ia ungkapkan saat itu.
Tapi Ryo langsung memiliki rencana, ia ingin Aura masih menganggapnya belum bisa melihat.
Aura langsung beranjak dan dengan sedikit panik ia bangkit dan berdiri. “Aku akan menyiapkan sarapan untukmu” ujarnya buru-buru.
“Tunggu!” tahan Ryo yang mendadak membuat langkah Aura terhenti.
“Ada apa, Mas?” tanya Aura sedikit heran.
“Mana ponselku?” tanya Ryo yang masih berpura-pura belum bisa melihat.
Aura segera mengambil ponsel Ryo di atas meja kaca kecil. Kemudian Aura melangkah keluar dan menutup pintu kamar.
“Yunda, bisa kau jemput aku pagi ini … “
* * *
Ryo dan Yunda menuju ke Rumah Sakit dan menemui Dokter spesialis mata langganannya. Dokter sangat tercengang dengan kesembuhan Ryo, karena diperkirakan Ryo akan sembuh dalam waktu satu tahun lagi, tapi hanya dalam lima bulan lebih Ryo sudah bisa melihat seperti biasa.
Dokter sempat tidak percaya dengan yang dilihatnya, seolah keajaiban, ia dan beberapa Dokter lainnya terus menerus memeriksa dan mengecek kondisi mata Ryo, dan ternyata memang Ryo dinyatakan sembuh total.
“Apa anda merasakan ada air mata di malam hari Tuan Ryo?. Padalah saya pernah sampaikan sekali tapi saya lupa untuk mengingatkan anda lagi, jika mata anda berair di malam hari, maka harus cepat dibersihkan, karena itu bisa menghambat kesembuhan, tapi nyatanya sepertinya anda ingat dan sangat telaten membersihkan mata anda di malam hari, dan hasilnya sangat mengejutkan, dari kebersihan dan ketelatenan yang anda terapkan, anda bisa sembuh lebih cepat dari yang kami bayangkan” jelas Dokter sambil mengarahkan senter ke mata Ryo.
Ryo mengerutkan keningnya, ‘Sepertinya aku tidak pernah bangun di tengah malam. Tapi aku ingat ada beberapa malam ketika aku bangun, Aura seperti berada di sebelahku, dia seperti habis membersihkan bagian mataku, karena disekitar mataku terasa dingin. Apa dia yang selama ini membersihkan air mataku di malam hari?’ gumam Ryo ditengah penjelasan Dokter.
Mereka juga mengunjungi Dokter tulang dan lagi-lagi Dokter spesialis tulang juga tidak menyangka perkembangan kesembuhan Ryo yang begitu cepat.
“Sepertinya anda mengalami keajaiban Tuan Ryo. Kaki anda diperkirakan bisa sembuh total hanya dalam tiga bulan kedepan. Sebenarnya apa yang anda lakukan?, kenapa anda bisa sembuh secepat ini?, dan siapa yang merawat anda?” tanya Dokter yang tak habis pikir dengan kesembuhan Ryo yang begitu cepat.
“Saya juga tidak mengerti, Dok, tapi saya dibantu oleh seseorang yang sangat berpengaruh untuk kesembuhan saya” jawab Ryo.
“Otot dan tulang di paha anda, yang seharusnya sembuh lebih lama, ini sangat mengejutkan, lukanya sudah hampir delapan puluh lima persen sembuh. Sepertinya anda menggunakan Terapis profesional Tuan Ryo. Terapis anda sangat hebat, karena bisa memperbaiki kembali otot yang rusak dan sepertinya Terapis anda melakukan pijatan yang ajaib untuk penyembuhan anda”
Ryo sempat terdiam, dan teringat pijatan rutin yang Aura lakukan untuknya. Apa mungkin karena pijatan Aura itu yang membuat kakinya sembuh lebih cepat.
“Dia bukan Terapis Dok, dia … dia istri saya” ucap Ryo yang tidak mungkin menjelaskan kenyataannya.
“Waw, hebat sekali Tuan Ryo, anda beruntung memiliki istri yang sangat telaten merawat anda”
Ryo hanya tersenyum dengan perasaan yang tengah bercampur aduk.
Setelah kembali ke apartemen, Ryo membeli alat bantu jalan. Yunda membawanya ke ruang tengah.
“Letakkan saja di dekat jendela” perintah Ryo.
“Iya pak”
Aura yang baru datang dari arah dapur dan memegang nampan berisi kue pie yang masih mengepul, melihat kearah alat bantu berjalan yang baru saja di beli Ryo.
“Mas mau latihan berjalan?” tanya Aura yang masih menyangka bahwa Ryo belum bisa melihat.
“Ya” Ryo memandang Aura dengan perasaan yang bercampur aduk. Ingin rasanya ia berterimakasih dan memeluk wanita itu. Tapi di sisi lain ia juga marah dan penasaran, kenapa Aura sampai menipunya dan membohonginya, padahal Ryo sedikit demi sedikit sudah mulai menyayanginya.
Setelah Yunda berlalu dari sana, Aura dengan telaten membantu Ryo untuk latihan berjalan, dengan memegang pegangan di alat bantu, Ryo menapakkan kakinya perlahan.
“Wah, Mas sudah jauh lebih baik. Kalau saja rutin berjalan dengan alat bantu ini mungkin Mas bisa sembuh lebih cepat” ujar Aura sambil memapah Ryo berjalan dengan alat bantu jalan.
Tanpa sadar Ryo terus memandangi wajah cantik Aura. Pria itu justru tidak fokus dengan latihan berjalannya. Tapi Aura yang menyangka Ryo masih tidak bisa melihat terlihat acuh dengan tatapan Ryo.
Aura tetap menyuapi Ryo untuk makan. Karena Aura masih menganggap Ryo belum bisa melihat, dan Ryo memang masih ingin tetap dianggap seperti itu.
Di malam harinya, seperti biasa. Mereka berbincang santai di teras balkon. Aura yang bercerita tanpa sadar tengah di tatap oleh Ryo. Aura berbicara sambil memandang langit yang hitam dengan taburan bintang. Senyumnya, lekuk wajahnya yang indah, semua membuat Ryo terpesona.
Dua hari berlalu, Aura terus membantu Ryo, dari mulai bangun tidur hingga akan tidur lagi, semua kebutuhan dan keperluan Ryo di tangani oleh Aura. Hingga suatu siang …
Ryo yang menunggu Aura di ranjang kamarnya untuk membawakan buah, kemudian mendengar pecahan piring di dapur.
Ryo sontak terkejut dan memanggil wanita itu, tapi tetap tidak ada jawaban. Dengan panik Ryo menaiki kursi rodanya sendiri tanpa bantuan Aura dan langsung menuju dapur.
Pria itu masih memanggil Aura dengan panggilan Jesica agar ia tetap dianggap belum tahu yang sebenarnya.
Ia menggerakkan tombol otomatis di kursi rodanya menuju dapur. Ryo terkejut, matanya membulat. ‘Aura!’ pekiknya pelan yang melihat Aura tak sadarkan diri di lantai dengan pecahan piring di sebelahnya.