Season 1~
Seorang wanita yang dikhianati sang suami. Memiliki wanita kedua dalam hatinya. Membagi cinta dan kasih sayang.
Akankah dua cinta dalam satu hati akan bertahan?
Dendam, penghianatan dan penyesalan.
Kisah masa lalu yang selalu mengiringi perjalanan hidupnya.
Pemeran utama bukan wanita lemah. Dia licik dan tak berperasaan.
Kimberly lebih mengerikan dari yang di ketahui orang. Bahkan suaminya sendiri.
Ia seperti malaikat maut berwajah polos yang memegang senjata api di balik punggungnya.
Akankah takdir membuatnya bertahan atau melepaskan?! Lalu akankah ia menemukan kebahagiaan setelah melewati hujan badai?!
🌸
Season 2~
Setelah merasakan pengkhianatan mantan suaminya, Kim merasakan hatinya beku.
Sikapnya semakin dingin dan tak tersentuh.
Namun lelaki tak tahu malu itu mampu mengetarkan sudut hatinya yang kosong.
“Oh Mr Mafia.”
Akankah Kimberly berbahagia setelah ini ataukah kisah Wanita Kedua akan terulang kembali?!
Alur lambat,santai, tidak buru-buru! Yang suka cerita dengan ritme cepat, cerita ini bukan pilihan. Namun kalian bisa coba baca aja dulu, siapa tau malah ketagihan ✌😂
Follow IG me @mhemeyyy_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Kedua 10
Follow IG me @mhemeyyy
⤵
Sudah sekitar lima hari Kim beristirahat di rumah sakit, saat ini kondisinya sudah sangat stabil, ia sudah di izinkan pulang mengingat tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi.
Kini keluarga Greyson telah kedatangan anggota baru, anak ketiga dari pasangan Kimberly dan Alexavier. Anak ketiga yang di beri nama Kevan Dimi Greyson. Bayi lucu yang sangat tampan.
"Biarkan dokter memeriksa mu sekali lagi."
"Aku sudah baik-baik saja."
"Berhentilah mengeluh, kau hanya perlu diam dan biarkan dirimu di periksa Kimberly."
Deg!
Ucapan Alex membuat hati Kim nyeri, sejak kapan suaminya suka memanggil dengan nama lengkap seperti itu.
"Sejak kapan kau suka sekali memanggil namaku Tuan Greyson?" sindir Kim tajam.
Sedangkan Alex tak ingin menanggapi karena ia sadar di dalam ruangan ini bukan hanya mereka berdua.
Dokter yang seharusnya memeriksa Kim hanya terdiam menatap pasangan suami istri yang tengah beradu tatapan mematikan.
"Dokter, periksa istriku segera."
Dokter pun mendekat ke arah Kim dan mengecek kondisi pasien galak ini sekali lagi. Kemudian dokter itu tersenyum. "Kondisi Nyonya sudah benar-benar baik Tuan, Nyonya bisa pulang hari ini."
Dokter membantu melepas jarum infus yang ada di punggung tangan Kim, setelahnya dokter tersebut membungkuk sopan sebelum keluar ruangan.
"Saya permisi Tuan, Nyonya!"
Kondisi ruangan yang semula ramai, kini sepi senyap. Malla mengikuti langkah dokter itu pergi meninggalkan ruangan ketika melihat wajah Tuan dan Nyonya sedikit tidak bersahabat.
"Ada apa denganmu?" tanya Alex dengan dingin, ia bahkan menatap Kim dengan pandangan datar sekali.
"Seharusnya aku yang bertanya, ada apa denganmu? Kau bertingkah seolah di sini akulah yang bersalah." tak kalah dingin, ucapan Kim seolah membalik keadaan.
"Hey, kenapa kau marah? Aku hanya ingin memastikan kondisi mu memang baik."
Seolah mengerti kemarahan yang ada di benak Kim, Alex langsung merubah nada bicara dan sikapnya. Tatapan matanya sedikit lembut.
"Aku seperti tidak mengenali mu lagi, kau bukan Alex ku lagi."
"Apa maksudmu? Kau bertingkah aneh setelah melahirkan."
"Kau yang aneh, kau telah berubah dengan sangat banyak."
"Jangan seperti itu, aku mencintaimu Sayang."
Alex mendekat ke arah Kim kemudian memeluknya dengan erat.
"Aku mencintaimu!" bisiknya lembut tepat di telinga Kim.
Tapi Kim tidak membalas, ia hanya mengunci mulutnya dengan rapat, tak ingin menjawab atau membalas pelukan Alex.
Kau berkata mencintaiku seolah-olah itu adalah nyata. Kau memang pemain drama yang baik Alex! Aku bahkan tidak bisa membedakan mana yang serius dan mana yang penuh kebohongan.
***
"Selamat datang Tuan, Nyonya!" sapa Yura di ikuti beberapa pelayan yang berada menyambut kedatangannya di depan pintu utama mansion.
Hanya ada senyuman tipis di bibir Kim menyaksikan sambutan dari Yura dan beberapa pelayan.
Kim melangkah dengan menggendong Kevan dalam pelukannya. Ia langsung melangkah ke arah kamar anak-anak tanpa menghiraukan Alex yang masih berdiri di belakangnya.
"Kia sama Kalvin istirahat dulu ya, Mommy mau nemenin Adik Kevan dulu."
"Ya Mommy."
Setelah mendengar ucapan anak-anak, Kim melangkah ke arah kamar yang telah di sediakan untuk Kevan, bayi kecil yang baru beberapa hari di lahir ke dunia. Di ikuti Malla yang berjalan di belakangnya.
"Malla!"
"Ya Nyonya?"
"Panggil Chris kemari, ada yang perlu aku bicarakan dengannya."
"Baik Nyonya."
Sepeninggal Malla, Kim berubah murung. Sebenarnya banyak hal yang ada dalam kepalanya ingin di ungkapkan, tapi tidak semudah itu. Ini terlalu rumit.
Setelah Kevan tertidur, Kim melangkah pergi setelah Malla masuk ke dalam kamar kembali. Ia baru saja menghubungi Chris, dan Chris berjanji akan datang dalam waktu dua jam lagi.
Saat masuk kamar, Kim melihat Alex tengah duduk di balkon kamar menghisap sebatang rokok. Terlihat sekali bahwa Alex tengah memikirkan banyak hal dalam otaknya.
Kim mendekat ke arah Alex, berdiri di samping suaminya dengan pandangan lurus ke depan.
"Apa yang kau pikirkan?"
"Tidak ada." bohong sekali.
"Kau merokok."
"Hanya ingin."
"Itu bukan jawaban Alex, apa yang mengganggu pikiranmu?" tanya Kim menatap mata lelaki yang telah menemaninya selama sepuluh tahun ini.
"Bukan hal besar, jangan khawatir." balasnya seolah menenangkan Kim.
"Berhentilah merokok, itu tidak baik untuk kesehatan. Kau memiliki tiga anak jika kau lupa."
"Astaga Sayang, apa yang kau katakan. Tentu saja aku ingat jika memiliki tiga anak dan istri cantik sepertimu." ucapnya merangkul Kim, mendaratkan ciuman kilat di puncak kepala istrinya.
"Berbagilah jika kau ada masalah, aku ini istrimu. Aku tidak ingin kau menanggung masalah seorang diri."
Andai kau tahu, apa kau masih akan tetap seperti ini Kim? Batin Alex berbicara.
"Terima kasih Sayang, aku mencintaimu, sangat!" Alex semakin mengeratkan pelukan pada istrinya.
Dalam hati ia selalu berdoa agar jangan sampai Kim mengetahui apapun tentangnya.
Tentang penghianatan yang ia lakukan, tentang wanita lain yang di milikinya, bahkan tentang anak yang lahir dari rahim wanita lain.
Mengabaikan ucapan cinta Alex, Kim ikut memeluk Alex. Pelukan hangat yang sudah lama ia rindukan.
Saat-saat manis saat hubungan mereka masih normal.
"Berjanjilah untuk jangan meninggalkanku apapun yang terjadi." tiba-tiba Alex mengucapkan kata yang terlintas di otaknya.
"Aku tidak bisa berjanji." seolah tahu arah pembicaraan suaminya. Kim tersenyum lembut. "Bukankah janji itu untuk di tepati? Aku takut tidak bisa menepati janjiku. Karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi nanti. Untuk itu, jangan lakukan apapun yang bisa membuatku meninggalkanmu, Alex."
Deg!
Jantung Alex berdetak dengan sangat cepat, bahkan mungkin Kim menyadari itu.
Senyum sinis terukir di bibir Kim, Alex pintar memainkan drama dengan baik, begitu juga dengan Kim, ia terlalu pandai memanipulasi perasaan.
"Kau dengar?" ucap Kim lagi ketika Alex hanya membisu.
"Aku mengerti."
Begitulah Kim, ia selalu bisa membuat lawan bicaranya diam membatu. Pertengkaran apapun yang terjadi di antara keduanya tidak pernah berlarut-larut. Hanya sebatas pertengkaran mulut saja, setelah itu selesai.
"Masuklah, udaranya dingin dan itu tidak baik untuk kesehatan." perhatian kecil inilah yang selalu di berikan Kim, walau diluar sana ia terkesan angkuh, sombong dan dingin, tapi sisi lembut dan penyayang Kim selalu terlihat untuk orang-orang terdekatnya.
🌸🌸🌸🌸🌸
JANGAN LUPA LIKE • KOMENT • DAN BERIKAN VOTE! •