Saling mencintai, namun restu tak menyertai. Tetap memaksakan untuk menjalankan pernikahan tanpa restu. Namun ternyata restu masih di atas segalanya dalam sebuah pernikahan.
Entah apa yang akan terjadi lada pernikahan Axel dan Reni, ketika mereka harus menjalani pernikahan tanpa restu. Apa mungkin restu itu akan di dapatkan suatu saat nanti. Atau bahkan perpisahan yang akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Tidak Ingin Mengkhianati Reni
Setelah hari itu, hubungan suami istri ini benar-benar terlihat semakin dingin. Sudah jarang sekali ada komunikasi diantara keduanya. Meski begitu, Avinna masih belum ingin menyerah untuk bisa mendapatkan hati suaminya. Masih mempunyai ambisi besar untuk memiliki hati suaminya.
Orang tua Avinna juga mulai menyadari dengan pernikahan anaknya yang tidak baik-baik saja. Bagaimana sekarang yang terlihat lebih parah dari sebelumnya. Ibu menghampiri Avinna yang baru saja pulang dari rumah sakit.
"Suami kamu kok belum pulang? Ini sudah hampir larut"
Avinna langsung menoleh pada Ibunya, matanya mulai berkaca-kaca. Entah dia harus mengatakan apa saat ini. Karena sebenarnya dia juga mulai merasa lelah dengan semua ini. Sikap suaminya yang tidak pernah peduli padanya. Tapi di satu sisi, Avinna tetap dengan ambisinya untuk bisa mendapatkan Axel. Karena pria itu adalah cinta pertamanya.
"Mungkin ada pekerjaan yang harus di selesaikan"
Ibu mengelus lembut bahu Avinna, dia sebenarnya bisa melihat jelas jika pernikahan anaknya ini tidak sesuai yang diharapkan. "Sekarang kamu mau bagaimana? Apa masih ingin mempertahankan Axel?"
Tentu saja Avinna langsung mengangguk, sampai kapan pun dia tidak akan melepaskan pria yang sudah susah payah dia dapatkan. Bahkan harus melalui Ayahnya dulu untuk bisa mendapatkannya.
"Aku tidak akan melepaskannya, Bu. Karena aku hanya ingin memilikinya. Dan aku juga yakin jika suatu saat nanti, pastinya aku akan bisa memiliki hatinya seutuhnya"
Ibu hanya menghela nafas, dia kira anaknya akan berubah dengan keputusannya ini. Tapi ternyata Avinna masih teguh dengan keputusannya itu. Entah akan seperti apa akhirnya pernikahan tanpa cinta ini.
"Terserah padamu. Ibu hanya ingin kamu bahagia, Vin. Tapi jika dengan bersama Axel adalah bahagiamu, maka Ibu akan mendukungmu"
Avinna menghembuskan nafas pelan, dia menyandarkan kepalanya di bahu Ibu. Sebenarnya dia hanya ingin sejenak saja bermanja pada Ibunya. "Bagaimana ya cara meluluhkan hati Axel. Aku sudah melakukan banyak hal, tapi dia selalu bilang jika dia tidak mencintaiku. Yang dia cintai hanya mantan istrinya itu"
"Seharusnya dengan kamu hamil, dia bisa luluh. Kamu harus berusaha untuk itu. Karena biasanya jika istrinya hamil, setidak peduli apa suaminya, pasti akan berubah jadi peduli juga. Karena ada anak di dalam kandungan istrinya"
Avinna hanya terdiam saja. Bagaimana dia bisa hamil, jika suaminya saja tidak pernah menyentuhnya sama sekali. Sampai sekarang dia tidak mendapatkan hak itu.
"Yaudah Bu, aku mau ke kamar dulu. Lelah sekali hari ini, jadi mau istirahat saja"
Avinna kembali ke kamarnya, dia merebahkan tubuhnya dengan terlentang di atas tempat tidur. Menatap langit-langit kamar dengan menghembuskan nafas kasar. Hamil? Perkataan Ibu jadi terus terngiang di ingatannya.
"Apa mungkin jika aku bisa hamil anaknya, maka suamiku akan menjadi peduli dan mencintaiku?"
Avinna menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka, dia langsung bangun ketika melihat suaminya yang masuk ke dalam kamar dengan keadaan mabuk berat. Sekarang Axel benar-benar kembali pada pria yang pemabuk seperti dulu.
"Kamu mabuk lagi? Kenapa sih harus terus seperti ini"
Avinna membantu Axel untuk ke atas tempat tidur, tubuh pria itu terlentang di atas tempat tidur sekarang. Avinna melihat keadaan suaminya yang benar-benar kacau. Kancing kemeja bagian atas yang sudah terbuka, menampilkan dada bidangnya. Dasa yang sudah terlepas dan juga jas yang entah dimana. Rambut acak-acakan, benar-benar terlihat sangat frustasi.
Entah apa yang sekarang ada di pikiran Avinna. Perlahan tangannya membuka setiap kancing kemeja yang dia pakai. Melepasnya hingga jatuh ke lantai. Lalu, perlahan dia merangkak naik ke atas tubuh suaminya. Tangannya mengelus lembut pipi Axel, dengan terus perlahan turun ke bagian leher dan dadanya.
Axel mulai membuka matanya saat merakan setiap sentuhan dari Avinna. Dengan mata yang menyipit, dia cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Avinna saat ini. Axel masih setengah sadar karena pengaruh minuman alkohol. Ketika Avinna mulai membuka kancing kemeja miliknya, tangannya meraba setiap bagian di tubuh Axel saat ini.
Kak, aku juga mencintai Kak Axel. Mari berjuang bersama untuk mendapatkan restu itu.
Suara wanita yang dia cintai seolah terdengar langsung di telinganya. Mengembalikan kesadaran Axel dalam seketika. Dia langsung mendorong tubuh Avinna sampai terjatuh ke atas lantai.
"Apa yang kau lakukan sialan! Kau ingin mencoba mengambil kesempatan di saat aku sedang tidak sadar. Dasar wanita sialan!"
Axel kembali mengancingkan kemejanya, lalu dia berlalu keluar kamar dengan menyambar kunci mobil dan ponsel di atas meja.
Sementara Avinna masih begitu terkejut dengan apa yang terjadi barusan. Dia hanya terduduk diam di atas lantai, melihat kepergian suaminya yang begitu saja. Avinna menatap dirinya sendiri yang benar-benar sudah seperti wanita hina sekarang. Dia sudah membuka bajunya dan hanya menyisakan pakaian dalam saja, tapi suaminya malah menyingkirkannya seperti ini. Benar-benar tidak ada lagi harga diri untuk dirinya sebagai seorang istri.
*
Axel melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Benar-benar merasa kesal dengan apa yang baru saja terjadi. Beberapa kali dia mengusap wajah kasar.
"Sial, wanita itu hampir saja membuatku mengkhianati Reni. Tidak! Sampai kapan pun aku tidak akan pernah mengkhianatinya!"
Jika pernikahan terpaksa harus terjadi, tapi dalam diri Axel dia hanya ingin tetap menjadi milik Reni seorang. Entah itu dirinya maupun hatinya. Yang jelas, dia memang berubah menjadi pria pemabuk lagi sekarang. Semuanya hanya karena dia ingin menghilangkan stres dalam dirinya. Tapi untuk satu hal, dia tidak akan mengulanginya lagi. Bergonta-ganti wanita hanya untuk kepuasan, dia tidak akan melakukannya lagi. Karena yang memilikinya hanya Reni. Meski pada Avinna yang sudah menjadi istrinya, dia tidak akan pernah melakukannya. Karena dia menganggap itu akan menjadi bentuk pengkhianatan terbesar bagi wanitanya.
"Sayang, apa kamu masih belum ingin kembali? Apa tidak merindukanku?"
Air matanya kembali mengalir, ketika mengingat Reni, maka dia sulit sekali mengontrol dirinya. Axel terus melajukan mobil dengan kecepatan tinggi di tengah derasnya hujan yang tiba-tiba turun. Malam semakin gelap, suara hujan deras dan juga petir saling bersahutan. Seolah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Axel sekarang ini.
Axel terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sampai sebuah cahaya berasal dari sampingnya, Axel sampai merasa silau. Dia melirik ke sampingnya dan sebuah truk besar malaju ke arahnya. Sepertinya Axel tidak fokus pada jalanan, hingga dia tidak melihat lampu merah di jalurnya. Seharusnya dia berhenti, dan malah terus melaju hingga sebuah truk dari arah lain langsung menghantam keras mobilnya hingga berguling terbalik.
Brak..
Suara benturan keras itu terdengar jelas meski di tengah derasnya hujan. Entah bagaimana keadaan si pengendara mobil sekarang. Ada beberapa orang yang langsung berkerumun disana. Berupaya menyelamatkan si pengendara yang terjepit di dalam mobil yang terbalik itu.
*
Deg,, tiba-tiba saja Reni terbangun dari tidur lelapnya. Dia memegang dadanya yang berdebar kencang, seolah dia baru saja mendapatkan kabar mengejutkan. Reni bangun terduduk di atas tempat tidur. Lalu dia mengelus perutnya yang terasa mengencang. Mungkin anak di dalam kandungannya juga ikut tegang karena Ibunya yang tiba-tiba terbangun seperti ini.
"Tenang Nak, Ibu tidak papa. Hanya tiba-tiba saja terbangun"
Namun, perasaannya sangat tak karuan sekarang. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Dia juga tidak mengerti.
Ah, semoga tidak apa-apa. Semoga semuanya akan baik-baik saja. Perasaanku benar-benar tidak enak sekarang.
Bersambung
Ngak ada extrapart gitu kak 😁😁😁
lanjut kak semangat 💪💪💪