NovelToon NovelToon
Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Menjadi Tuan Muda DiNovel Terburuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Harem / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Merena

Bertransmigrasi kedalam tubuh Tuan Muda di dalam novel.

Sebuah Novel Fantasy terbaik yang pernah ada di dalam sejarah.

Namun kasus terbaik disini hanyalah jika menjadi pembaca, akan menjadi sebaliknya jika harus terjebak di dalam novel tersebut.

Ini adalah kisah tentang seseorang yang terjebak di dalam novel terbaik, tetapi terburuk bagi dirinya karena harus terjebak di dalam novel tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aksi Ronan.

"Hei! Apa yang kau lakukan? Kembali berlutut!" pelayan di sampingku berbicara cepat, nadanya penuh kepanikan. Matanya membelalak, tak percaya melihat keberanianku.

Namun, aku mengabaikannya. Fokusku sepenuhnya tertuju pada apa yang akan aku lakukan. Sebuah senyuman terukir di wajahku saat aku merogoh cincin penyimpanan dan mengeluarkan jubah berwarna ungu gelap, simbol yang penuh kebanggaan. Jubah itu berkibar pelan, memberikan kesan elegan namun misterius. Di punggungnya terpampang simbol berbentuk bunga berkelopak enam. Setiap kelopak berbentuk dari garis melengkung yang tajam, menyiratkan kekuatan tersembunyi di balik keanggunan. Warna ungu tua memancar seperti bayangan yang merayap, memberi kesan bahwa ini bukan hanya sekadar pakaian, melainkan lambang kehormatan keluarga Nightshade.

"Apa yang dia lakukan?" gumam salah seorang bangsawan yang mulai memperhatikan.

Dengan sihir angin yang kugunakan, aku perlahan terangkat dari tanah, meninggalkan barisan pelayan yang berlutut, pandangan mereka terkejut namun bisu. Tubuhku melayang ringan melintasi aula, melewati tatapan terperangah bangsawan yang berbisik satu sama lain. Desis mereka terdengar samar di telingaku, namun tak satu pun dari mereka berani menghalangi.

Aku mendarat dengan lembut tepat di samping Lysander. Wajahnya tetap tenang, hanya tersenyum tipis, seolah ini bagian dari rencana yang telah dia antisipasi. Namun, di sisi lain, Bram tampak seperti orang yang baru saja melihat hantu. Matanya terbelalak, mulutnya terbuka tanpa kata-kata, dan seluruh tubuhnya menggigil tak terkendali.

Dari sudut mata, aku melihat pamanku, Lucian, yang masih berlutut di antara para pelayan. Saat melihat aksiku, ekspresinya sempat berubah menjadi keterkejutan, namun tak lama kemudian ia menutup mulutnya, seakan sudah memahami apa yang akan terjadi selanjutnya.

Anak ini… Pikir Lucian. Tentu saja, dia adalah putra kakakku. Seperti raja sejati yang tidak akan membiarkan siapa pun menghina dirinya. Ronan, lakukan semua yang kau inginkan. Aku akan berdiri di belakangmu.

Tiba-tiba, suara para bangsawan memecah suasana hening. Wajah mereka memerah karena amarah, tangan mereka mengepal marah, seakan siap menerkamku.

"Siapa bajingan ini!" teriak seorang bangsawan dengan wajah merah padam, suaranya keras dan penuh rasa tidak percaya.

"Para ksatria! Di mana kalian?! Cepat usir bajingan ini!" raung bangsawan lainnya dengan marah. Suara itu menggema di seluruh aula besar.

Para ksatria yang mendengar perintah itu segera bergerak. Mereka berlari cepat, hendak menarikku keluar dengan paksa. Namun, sebelum mereka dapat mendekat, Lucian bergerak lebih cepat. Dalam sekejap, dia sudah berdiri di depan mereka, menghentikan langkah mereka dengan sikap yang tenang namun penuh wibawa. Senyum main-main yang biasa menghiasi wajahnya kini berubah menjadi senyum dingin.

"Kali ini, aku adalah pamannya," kata Lucian dengan suara yang rendah, namun terdengar tegas dan mematikan. "Tidak ada yang boleh lewat tanpa izinku."

"Siapa lagi bajingan ini!" teriak para bangsawan, suara mereka semakin dipenuhi kemarahan dan kebingungan.

Di singgasana, para nyonya memberikan reaksi yang sangat berbeda. Nyonya pertama, hanya tersenyum tipis, matanya menyipit seakan menikmati pertunjukan yang tidak terduga ini. Ada kilatan licik di matanya, seolah semua ini hanyalah bagian dari permainan politik yang ia nikmati dengan penuh kepuasan.

Nyonya kedua, sebaliknya tampak gelap dan cemberut. Wajahnya penuh amarah yang disembunyikan, seolah rencananya telah gagal atau sesuatu berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkannya.

Namun, reaksi yang paling mencolok datang dari nyonya ketiga. Wajahnya pucat, matanya terbelalak penuh keterkejutan. Tangannya gemetar saat menutupi mulutnya. "Lucian..." bisiknya dengan suara penuh emosi. Pandangannya kemudian beralih padaku, matanya membesar, melihat sosokku dengan campuran keterkejutan, rasa bangga, dan mungkin sedikit rasa bersalah. Sebuah air mata menggenang di sudut matanya, namun ia cepat-cepat menghapusnya.

Sementara itu, Kaisar Alaric masih duduk di singgasananya, diam seperti sebelumnya. Mata tuanya tidak menunjukkan emosi apapun. Aura yang menekan dari dirinya tetap kuat, seolah seluruh peristiwa yang terjadi di sekitarnya adalah hal yang tak penting baginya. Dia seperti sebuah patung, menatap dunia dengan keheningan.

Aku tetap berdiri tegak di tempatku. Senyum dingin yang menghiasi wajahku semakin dalam. Ini baru permulaan.

1
YT FiksiChannel
perasaan tersenyum terus, aku sampai ngeri membayangkannya
Dewi Sartika
bagus banget
Merena: Makasih/Smirk/
total 1 replies
Merena
Sepi Amat/Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!