NovelToon NovelToon
Vandera Box

Vandera Box

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:756
Nilai: 5
Nama Author: Devi Wulan Lestari

vandera adalah wanita pertama di dunia yang menjalani hidup bersama para dewa dan dewi. Dia menikah dengan cinta sejatinya bernama Epehemetheus lalu bagaimana kisah selanjutnya antara sepasang kekasih yang saling mencintai ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi Wulan Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Epilog

BAB 5

Epilog

Ibunya Ephemetheus satu-satunya yang mengunjungiku di tengah kesendirianku saat ini. Terakhir kali dia mengunjungiku disaat dia memberitahukanku soal pernikahan Ephemetheus dan Elizabeth dan kali ini dia membawa kertas persidangan untukku. Aku harus hadir dan wajib hadir ke persidangan pada hari ke 18 dari saat aku mendapatkan suratnya. Ibunya Ephemetheus menjelaskan semuanya bahwa di persidangan ini adalah untuk menegakan keadilan, jadi sangat penting bagiku untuk datang ke persidangannya.

Aku membaca suratnya dan ternyata aku harus hadir di persidangan yang akan di adakan di hari kedelapan belas dari saat aku menerima suratnya. Tempatnya di lapangan yang biasanya digunakan untuk acara pergantian tahun. Di zaman ini kita hanya dapat mengetahui penanggalan dengan adanya hari pergantian tahun. Setiap pergantian tahun maka tahunnya akan berubah satu angka dari sebelumnya dan diacara pergantian tahun ini biasaya semua dewa dan dewi akan merayakannya dan membuat cokelat.

Setelah membaca surat persidangannya aku segera menaruhnya di lemari, namun ternyata Ibunya Ephemetheus membawa dua surat yaitu untuk aku dan Ephemetheus juga. Selain aku yang harus hadir di persidangan Ephemetheus juga harus datang ke persidangan. Aku tidak begitu tahu apa yang akan terjadi di persidangan, meskipun aku merasa takut tapi aku akan datang ke persidangannya.

Ibunya Ephemetheus berpamitan untuk pulang dan dia pergi dari rumahku setelah memberikan surat persidangannya padaku. Setelah Ibunya Ephemetheus pergi aku kembali sendirian dan aku kembali mengambil kertas persidangan yang diberikan Ibunya Ephemetheus. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku di persidangan nanti, namun saat melihat suratnya membuatku merasa sedikit cemas. Aku mengingat terakhir kali mereka memukuliku tanpa alasan yang tidak aku pahami.

Selain aku, ternyata Ephemetheus juga harus hadir di persidangannya, itu membuatku sangat mengkhawatirkannya. Aku merasa kesal padanya karena dia akan menikah dengan wanita lain, tetapi disaat yang seperti ini perasaan kesalku menghilang dan aku sangat mengkhawatirkannya.

+++

Ini adalah hari ke delapan belas setelah aku mendapatkan suratnya dan aku harus pergi ke persidangannya. Dibandingkan merasa cemas pada diriku sendiri aku lebih mencemaskan Ephemetheus, aku tidak tahu kabarnya dan aku sangat khawatir dia terluka. Aku melalui semua masalah yang sangat berat ini sendirian dan aku sudah sangat lama tidak bertemu Ephemetheus.

Aku pergi dari rumahku ke tempat persidangannya dan berjalan melewati pohon-pohon dan beberapa rumah hingga aku melihat banyak dewa dewi berkumpul di tempat persidangannya. Aku berjalan kearah lapangan dan tepat sekali seseorang memanggilku untuk diam di tengah lapangannya. Aku berjalan ke tengah lapangan namun saat aku baru sampai di tengah lapangan, aku didorong oleh salah satu dari mereka hingga terjatuh ke tanah.

Setelah terjatuh aku berusaha untuk bangun, namun sesuatu yang aneh terjadi. Jiwaku seakan keluar dari tubuhku dan menjelajahi waktu ke masa depan dan aku melihat diriku sendiri di kehidupan selanjutnya. Aku melihat kedua orang tuaku di kehidupanku yang selanjutnya, aku melihat sepotong-sepotong gambaran masa depanku. Hingga aku ada di sebuah rumah putih yang merupakan rumah masa depanku, selain itu aku juga melihat kedua orang tuaku hingga akhirnya jiwaku kembali ketubuhku.

Aku kembali tersadar dan melihat masa depan sesuatu yang sangat melelahkan. Setelah melakukan perjalanan ke masa depan melalui jiwaku, aku kembali tersadar aku yang sedang berada di lapangan. Aku melihat beberapa dewa dan dewi Menggunakan jubah hitam berada di tengah lapangan, sedangkan dewa dewi yang berada di pinggir lapangan berpakaian bebas.

Aku bangun dan berdiri dengan keadaan yang lemas dan tidak berdaya. Tidak ada siapapun disampingku dan aku melewati semuanya sendirian, aku merasa ketakutan namun aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Semua dewa dan dewi mengatur posisi dan seorang dewi yang berjubah hitam berbicara bahwa persidangan akan dimulai.

1
Vivi imut i love you
Membawa ke dalam cerita.
Pandora
Ceritamu bagus, jangan berhenti menulis ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!