NovelToon NovelToon
Seorang Anak Yang Mirip Denganmu

Seorang Anak Yang Mirip Denganmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Kantor / Angst / Romansa / Office Romance
Popularitas:21k
Nilai: 5
Nama Author: Afterday

Jika menjadi seorang ibu adalah tentang melahirkan bayi setelah 9 bulan kehamilan, hidup akan menjadi lebih mudah bagi Devita Maharani. Sayangnya, tidak demikian yang terjadi padanya.

Ketika bayinya telah tumbuh menjadi seorang anak perempuan yang cerdas dan mulai mempertanyakan ketidakhadiran sang ayah, pengasuhan Devita diuji. Ketakutan terburuknya adalah harus memberi tahu putrinya yang berusia 7 tahun bahwa dia dikandung dalam hubungan satu malam dengan orang asing. Karena panik, Devita memilih untuk berbohong, berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan mengatakan yang sebenarnya pada anak perempuannya saat dia sudah lebih besar.

Rencana terbaik berubah menjadi neraka saat takdir memutuskan untuk membawa pria itu kembali ke dalam hidupnya saat dia tidak mengharapkannya. Dan lebih buruk lagi, pria itu adalah CEO yang berseberangan dengan dia di tempat kerja barunya. Neraka pun pecah. Devita akhirnya dihadapkan pada kebohongannya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afterday, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Persimpangan Jalan

Setelah menikmati makanan Eropa, Erico dan Devita menuju ke ruang keluarga untuk membiarkan Ivy tidur. Zidan pergi beberapa jam yang lalu untuk janji makan malam, tetapi meskipun kunjungan singkatnya untuk melihat Ivy, hal itu membawa harapan baru bahwa dia mungkin sudah mulai menerima kenyataan bahwa dia memiliki seorang anak perempuan.

“Dia ayahnya Ivy, bukan?” Erico bertanya, matanya tertuju pada mesin penjual kopi yang kini mengeluarkan suara bergetar.

“Ya.” Devita mengangguk. “Sudah jelas, bukan?”

“Dan Ivy masih mengira aku adalah ayah kandungnya.”

“Erico Francisco. Bukan kamu. Kamu adalah Erico Geraldo untuknya.”

Erico menatapku tajam. “Devita, aku Erico Geraldo. Dan cepat atau lambat dia akan mengetahuinya. Begitu dia menemukan keajaiban mesin pencari Google, dia akan tahu kalau namaku Erico Geraldo.”

“Oke, oke. Aku tahu aku harus segera memperbaikinya,” jawab Devita, sambil menyilangkan satu tangan di dada dan tangan yang lain memijat pelipis. “Beri aku waktu paling lama beberapa minggu. Aku ingin Ivy setidaknya sedikit lebih kuat untuk menerima semua informasi ini. Tapi aku berjanji akan menyelesaikan masalah ini.”

“Ini sangat kacau, kamu tahu. Dia membenci Erico Geraldo, yang mana itu adalah aku, tapi juga bukan aku. Dan di sisi lain, kamu membiarkannya percaya bahwa Zidan Zaverino adalah seorang teman, padahal dialah yang bertanggung jawab atas kekacauan ini.”

“Tidak,” kata Devita. “Jika ada, akulah yang bertanggung jawab untuk ini. Akulah yang berbohong, Eric. Zidan tidak tahu tentang Ivy sampai hari Senin lalu.”

Erico mengerutkan kening sambil menatap kosong ke arah mesin di depan mereka, tampak sibuk dengan pikirannya. Devita tidak tahu apa yang ada di pikirannya saat ini, tapi dia tidak bisa membiarkan Erico menyalahkan Zidan atas kekacauan yang Devita buat.

Begitu cairan hitam itu berhenti mengalir, Erico mengambil cangkir dan menyerahkannya pada Devita sebelum meletakkan cangkir lain di atas nampan mesin. “Apa kamu dan Zidan… ada sesuatu?”

Devita berhenti meniup kopi dan bibirnya melayang di pinggiran cangkir. “Hah? Bagaimana kamu bisa tahu?”

“Kamu seharusnya menjawab pertanyaan dengan jawaban, Devi, bukan dengan pertanyaan lain. Aku bukan klienmu.”

“Kupikir ini lebih kepada urusan pengacara.” Devita mengangkat bahu.

“Touche.” Erico terkekeh sambil memasukkan tangannya ke dalam saku, menatap kembali ke mesin yang mengeluarkan suara yang sama sekali lagi. “Tapi yang benar saja. Apa kalian mungkin sedang mencari semacam hubungan untuk membesarkan Ivy bersama-sama?”

Devita menggelengkan kepala. “Tidak. Ini hanya hubungan kerja antara aku dan Zidan. Dan aku ingin tetap seperti itu saat kami memulai peran sebagai orang tua bersama. Kedua, dia sudah punya pacar.”

“Hmm, oke.” Devita hampir bisa mendengar nada lega dalam suara Erico. “Berarti aku salah baca.”

Devita memiringkan kepalanya. “Apa maksudmu?”

“Tidak ada. Hanya saja… caramu menatapnya saat dia dan Ivy berbicara membuatku merasa… tersisih.” Erico hampir bergumam saat mengucapkan kata terakhir.

Ekspresi muramnya menarik hati sanubari Devita. Erico telah melalui saat-saat yang kelam, dan melihatnya seperti ini membuat Devita sedih untuknya. “Aku tidak berusaha membuat siapa pun merasa tersisih. Aku hanya senang bahwa Ivy memiliki kesempatan untuk terhubung dengan ayahnya setelah semua yang telah dia lalui. Tapi hanya itu saja.”

Erico menoleh ke arah Devita, matanya yang gelap berkilauan di bawah cahaya yang redup. “Hanya itu saja?”

“Ya,” jawab Devita, mengabaikan kegelisahan yang merayap di dalam dirinya sendiri.

Bibir Erico melengkung menjadi sebuah senyuman. “Itulah jawaban yang kuharapkan darimu, sejujurnya.”

“Oh?”

“Devi, aku sudah—”

“Permisi,” kata sebuah suara di belakang mereka, mengagetkan mereka berdua. “Apa kalian berdua sudah selesai dengan mesin kopinya?”

“Oh, ya, tentu saja. Maafkan saya karena telah menghalangi,” jawab Erico sambil mengambil cangkirnya dari mesin kopi. Setelah mereka berdua menemukan meja di sudut ruangan, dia melanjutkan, “Aku yakin kamu sudah menyadarinya sekarang, jadi aku harap kita… bisa mencoba lagi.”

“Eric—” Devita berhenti saat Axel mengangkat tangannya untuk menghentikan Devita.

“Biarkan aku menyelesaikannya dulu. Aku tahu aku mengacaukannya saat itu. Aku tidak cukup mempercayaimu dan memilih mempercayai orang lain daripada pacarku sendiri. Aku tidak tahu kalau Lydia mengaduk-aduk masalah ini hanya untuk memisahkan kita."

Erico menyebut nama gadis itu dan memunculkan kebencian lama Devita ke permukaan. Dia selalu tahu bahwa di balik senyumnya yang ramah, Lydia sebenarnya menginginkannya untuk dirinya sendiri, tetapi dia terlalu keras kepala untuk melihatnya.

Erico menanggapi kata-kata Lydia dengan serius karena mereka telah berteman selama bertahun-tahun sebelum Devita datang ke dalam kehidupannya, dan Lydia sangat mengetahuinya.

“Butuh beberapa waktu bagiku untuk menyadari bahwa semua hal yang dia katakan kepadaku tidak benar, tetapi saat itu kamu sudah mengandung bayi seseorang. Itu sangat menghancurkanku. Aku tahu kamu mengatakan bahwa kamu masih menginginkan kita, dan setelah melahirkan, kamu ingin memulai dari awal lagi. Tapi kehamilan itu mengacaukan pikiranku. Dan aku melarikan diri.” Axel menghela napas dengan jengkel. “Itu adalah kesalahan terbesar yang aku lakukan, Devi. Karena ke mana pun aku pergi, apa pun yang kulakukan, kamu selalu ada di benakku.”

^^^To be continued…^^^

1
Dewi Fuzi
oh oh oh no merangkak 🤦‍♀️🤦‍♀️
La Rue
akhirnya update juga, thanks ya 👍
La Rue
Semangat Devita, badai pasti berlalu
La Rue
Semangatttt Devita
La Rue
Devita stop overthinking, go on and let it be
Sky Clouds
lanjut
La Rue
yah mabuk lagi, awas jangan mengulangi kesalahan yg sama Devita 😄😄
La Rue
semakin seru
La Rue
♥️♥️♥️♥️♥️👍
La Rue
Good job Devita 👍
La Rue
Ayo Devita, tegakkan kepalamu jangan mau diintimidasi oleh keluarga Zidan
Gamer Minecraft
mulai seru ini...
La Rue
semangatttt, ceritanya bagus ini. Semoga banyak yang mampir 👍
La Rue
Ayolah Devita ikuti kata hatimu dengarkan nasehat Sophie.
La Rue
kenapa Devita jadi terlalu polos ya tidak bisa membaca niat tersembunyi Dhea 🤷‍♀️😱
La Rue
Ah Devita kenapa naïf sekali kenapa memberikan celah kepada Dhea diantara Ivy, Zidan dan dirinya 🤷‍♀️
La Rue
ditunggu kelanjutannya 😀
La Rue
semakin seru
Gamer Minecraft
saya suka pengembangan tulisannya di setiap judul
La Rue
thank you utk updatenya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!