NovelToon NovelToon
Benih Twin'S CEO Kejam

Benih Twin'S CEO Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Poligami / CEO / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:23.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

Karena dipaksa untuk segera memiliki anak, Jovan sang CEO dari perusahaan ternama diam-diam menikah lagi. Dengan kejamnya, dia mengusir Seina selaku istri pertamanya yang dikira mandul. Namun nasib buruk pun menimpa Jovan yang mana istri keduanya mengalami kecelakaan hingga membuatnya keguguran bahkan rahimnya terpaksa harus diangkat demi menyelamatkan nyawa Ghina.

Lima tahun kemudian, Seina yang dikira mandul kembali dengan tiga anak kembar yang memiliki ketampanan mirip Jovan.

“Bunda, Oom itu milip Kakak Jelemy, apa Oom itu Ayah kita?” tanya Jelita, si bungsu.

“Bukan!” elak Seina.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jhansen Lindu Ayah

Happy Reading, jangan lupa like 🌹

Maaf kalau banyak typo masih belajar

.......

Malam ini terlihat gumpalan awan hitam perlahan menutup cahaya bulan. Angin pun tertiup kencang dengan dinginnya membuat Vara yang berada di kamarnya tidak bisa tidur dengan tenang karena suasana seperti ini yang ia benci.

Wanita muda itu mengambil kacamatanya di atas nakas. Ia keluar dari kamarnya. Merasa haus, Vara pergi ke dapur dan mengisi botol airnya. Setelah itu, ia berhenti di depan meja makan. Rasanya ada yang merangkak di belakangnya secara perlahan hingga Vara takut sampai merinding.

“DOR!”

“Akhhhh, tekotek!”

Plak!

Vara sontak mematung diam melihat di depannya ada Gara yang barusaja dipukul olehnya.

“Aishh... tenaga kau lumayan kuat ya, Vara.” Ringis Gara mengusap-usap lengannya yang lumayan sakit.

“Dasar cowok nyebelin! Gara-gara kau jalan begitu, aku hampir kena serangan jantung, tau!” omel Vara menambah pukulannya lagi tetapi kali ini Gara bisa menahan sakitnya.

“Habisnya kau juga lambat! Jalan kok kayak siput.” Balas Gara mengomel bahkan dua jarinya menjentik kening Vara yang lebar tapi ditutupi oleh poninya.

“Dih jahat banget, aku disamain kek siput. Dasar cowok tidak berperasaan!” Ujar Vara agak susah menyebutnya.

“Emang cocok kok, kau itu kan kecil dan lucu seperti siput, hahaha...” Tawa Gara kemudian mengambil air es di dalam kulkas.

Vara cemberut tapi diam-diam tersenyum disebut lucu. Namun tetap saja Vara kesal disebut makhluk kecil itu.

“Oh ya, ini sudah jam satu, kenapa kamu tidak tidur juga?” Gara duduk di kursi dan menatap Vara yang belum meninggalkan tempatnya berdiri.

“Biasa, aku takut mati lampu. Kalau hujan kayak gini kan biasanya ada kejadian,” jawab Vara pun duduk di kursi lain.

“Kejadian seperti apa?” tanya Gara sambil memainkan handphonenya.

“Seperti orang tuaku yang dibunuh.”

Degh.

Jemari Gara yang sibuk mengetik tertahan mendengar jawaban sekertarisnya itu.

“Maaf, aku ...”

“Tidak apa-apa, kamu tidak usah minta maaf. Kejadiannya juga sudah lama kok.” Vara lalu tersenyum agar Gara tidak merasa bersalah.

“Pantas saja tiap hujan dia selalu begadang, ternyata Vara punya pengalaman yang kelam.” Batin Gara kini paham arti ketakutan Vara.

“Ya sudah, kau pergi saja tidur, biarkan saja aku yang gantian begadangnya,” suruh Gara lalu ia menyimpan hapenya setelah mengaktifkan alarmnya.

“Ngapain kau begadang?” tanya Vara sedikit terkejut melihat Gara berbeda malam ini.

“Buat jaga-jaga aja sih,” jawab Gara tidak mau jujur ingin menjaga Vara dari trauma masa lalunya.

“Mending kau pergi tidur saja. Besok kau yang akan mengemudi mobil jadi sebagai supir, kau tidak boleh begadang, Pak Bos.”

“Cih, gampang banget tuh mulut ngatain orang sebagai supir. Mau di—” ucap Gara terhenti lalu berpaling ke samping.

“Mau diapakan?” tanya Vara.

“Sudahlah, bukan urusanmu!” Gara malah berdiri dan pindah duduk di depan televisi.

“Dih, aneh. Orang cuma bercanda doang tapi dia malah diseriusin. Dasar Atasan baperan!” Gerutu Vara kemudian ia pergi ke kamarnya sendiri.

“Ck, aku kenapa sihh? Kenapa aku tiba-tiba bayangin hal mesum!!!” Gara menggerutu pada dirinya sendiri. “Apakah karena aku terlalu lama menjomlo?” pikirnya memandang layar televisi yang tidak menyala.

“Ah tapi masa sampai segitunya aku mikirin ciuman? Cium dia pula? Ihhh amit-amit dah.” Gara menepuk mulutnya. Kemudian pria itu berdiri. Ia sontak kaget pada Vara yang tiba-tiba sudah berdiri di depannya.

“Vara? Kok di sini? Mau balas dendam ya?” Tunjuk Gara tapi Vara menggeleng tidak. Wanita itu duduk diam di tempat Gara duduk tadi dan tampak ia tidak mendengar ocehan Gara barusan.

“Aku tidak bisa tidur, jadi daripada bengong di kamar sendirian, aku keluar ke sini. Tapi sejujurnya aku ingin tahu sesuatu darimu, Gara.”

“Apaan?” Gara kembali mendudukkan dirinya ke sofa lain. Ia menatap wanita itu yang memandanginya.

“Sudah lama kita tinggal bersama tapi aku dan Kak Salwa sampai sekarang belum tahu siapa Ayah dari anak-anak kakakmu. Apakah kau bisa menceritakan sedikit kisah Kakakmu? Siapa tau aku bisa mengenali ciri-ciri pria yang tidak boleh aku dekati atau nikahi.”

Mendengarnya, Gara diam sejenak. Ada rasa ragu untuk menceritakannya karena itu bisa membuatnya emosi yang tidak terkendali. Tetapi, jika Gara terus menyembunyikannya, ia juga tidak bisa menahan kesedihan dan amarah itu sendirian.

Pada akhirnya, Gara menceritakan semuanya bahkan mengatakan tentang istri kedua Jovan. Setelah Gara bicara, Vara pun langsung tersulut emosi. Wanita itu mengumpat kesal dan mencaci maki Jovan di depan Gara.

“Pria brengsek itu benar-benar tidak punya hati! Bukan hanya satu wanita saja yang dia sakiti, tapi ada banyak perempuan yang dia lukai.” Vara tidak punya ikatan darah kepada Seina, tapi Vara seakan bisa merasakan pengkhianatan yang dibuat Jovan.

“Jadi, menurutmu apa sebaiknya aku biarkan saja Kak Seina hidup menjanda atau aku cari pria lain untuk membahagiakannya?” gumam Gara selalu memikirkan perasaan Seina.

“Memangnya mereka sudah resmi cerai?”

“Kalau Kak Seina belum sah bercerai, sulit baginya menikah lagi. Tapi tidak ada salahnya kamu carikan dia pria lain yang sungguh-sungguh mencintai Kak Seina apa adanya biar nanti dia bisa langsung nikah setelah perceraiannya berakhir,” kata Vara dengan sarannya.

“Cari pria lain sih mudah, tapi pria yang tulus dan setia itu susah dicari, Vara.”

Vara mengangguk setuju pada perkataan Gara yang sangat relate pada kenyataan.

“Kalau saja aku laki-laki, biar aku saja yang menggantikan posisinya, tapi sayang aku ini perempuan, haha...” Canda Vara merasa agak canggung sekarang. Terlebih lagi, Gara terus menatapnya.

“Lihat apa sih?” tanya Vara risih.

“Kamu cantik.”

“Hah?”

Vara melongo mendengar dua kata itu.

“Kau bilang apa barusan?” tanya Vara pura-pura tidak mendengar.

“Kamu jelek!”

Vara terkejut lagi dan semakin terkejut melihat Gara malah pergi lalu masuk ke kamar tidurnya sendiri.

“Yaelah, gengsi amat bilangin aku cantik! Dasar Bos nyebelin!" gerutu Vara tapi wanita muda itu kembali senyum-senyum sendiri di depan televisi.

Dua jam kemudian, Vara akhirnya tidur, tidak seperti di toko Seina tampak Jhansen terbangun di samping kanan Jeremy. Jhansen mengerjapkan matanya lalu menatap Ibunya yang tidur di tengah-tengah mereka.

Jhansen pun pindah tidur di depan Seina lalu kedua tangannya memeluk erat tubuh sang Bunda hingga mata Seina terbuka dibuatnya.

“Hm, Jhans? Kamu kenapa, sayang?” tanya Seina memegang dahi Jhansen agak panas.

“Bunda, Jencen lindu Ayah.”

Manik hitam Seina terbuka lebar mendengar keinginan putranya yang mengejutkannya itu.

“Jencen mau liat Ayah.”

“Kapan kita bica ketemu Ayah, Bunda?”

Seina mencoba tenang dulu, setelah itu menyentuh dagu putranya.

“Kenapa Jhansen tiba-tiba bangun, hm?” tanya Seina mengalihkan topik.

“Abisna Jencen mimpiin Ayah, Bunda. Ayah ugah mau liat Jencen, Ayah cedih, Bunda.”

Seina kemudian memeluknya seraya menahan embun di sudut matanya.

“Kalau Ayah kalian ingin bertemu kalian, dia sudah lama mencari kita. Tapi Ayahmu sampai sekarang tidak pernah mencari Bunda.”

Seina berkata dalam hatinya. Ia tidak mau melukai perasaan anaknya sehingga ia hanya memejamkan matanya seraya tangan kirinya mengusap-usap ke punggung Jhansen dengan lembut sampai bocah polosnya itu tertidur lagi.

1
Retno Harningsih
lanjut
Author Dirabi
Nexttt
Author Dirabi
Saingan papanya si triple cdel
Author Dirabi
Mamanya Gina mencurigakan
Author Dirabi
Smngat thor
Author Dirabi
Kacian jlita linduin ayahnya
Author Dirabi
Mungkin saja y itu elsha
Author Dirabi
Nextt
Dara Dira
Lanjutt thor
Iqlima Al Jazira
iya.. ledes ndak tetuju🤭
Dara Dira
Lanjuttt
AbiManyu
jovan seenaknya aja mau ngambik anak seina
AbiManyu
semoga baik baik saja
Widia
jangan bikin seina sama jovan balikan ya thor.. kasih aja pemain baru buat jadi suaminya seina
Yu Nana
Nexxtt
Ma Em
kok Seina ga cariin anaknya yg nginap dirumah Ghina ga merasa kehilangan malah dibiarin tidur dirumah Jovan.
Ma Em
Luar biasa
༎ຶP I S C E S༎ຶ: Terima kasih bund
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
next thor
༎ຶP I S C E S༎ຶ: Siap nextt
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
ahilna jumpa ladi celita bocil cadel👏
Iqlima Al Jazira: sama_sama thor
༎ຶP I S C E S༎ຶ: Terima kasih SDH mampir bunda
total 2 replies
ika
rasakan Jovan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!