Queen Azura adalah seorang gadis tangguh dan tidak pernah takut pada apapun. tumbuh sebagai anak Yatin piatu membuatnya menjadi anak yang kuat. Azura juga merupakan gadis berhati dingin dan pendiam. Dia tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya terlebih jika orang itu tidak dia sukai. memiliki wajah sangar terkadang membuatnya ditakuti banyak orang, yah tentu saja Azura adalah mantan petinju wanita. dia selalu memenangkan kejuaraan tinju selama ini. Azura hanya memiliki 1 sahabat, sedangkan kekasih Azura tentu saja tidak memilikinya. dengan wajah menakutkan seperti itu memang siapa yang mau menjadi kekasihnya. Selama hidupnya Azura belum pernah merasakan yang namanya cinta dan dia juga tidak begitu tertarik dengan yang namanya cinta. Karena bagi Azura cinta hanya membuat seseorang menjadi lemah.
Bagaimana kisah Azura si perempuan tangguh yang tidak mengenal arti cinta, Justru bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang selalu mengejar cinta suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitaastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Melihat Alexander yang terkapar mengenaskan di lantai, tidak membuat hati Nadine tersentuh sedikit pun. Dia justru tersenyum puas melihat ketidakberdayaan Alexander itu.
Para pekerja pria yang melihat peristiwa itu meringis ngilu, membayangkan betapa sakitnya tendangan itu. Semoga saja tuan mereka itu benar-benar tidak impoten.
Mereka juga sedikit terkejut sebenarnya, karena biasanya nyonya mereka tidak pernah melawan apapun yang dilakukan tuan mereka padanya.
Andai saja mereka tau kalau saat ini jiwa yang ada dalam tubuh nyonya mereka sudah di gantikan oleh jiwa Azura si petinju wanita terkenal itu, mereka pasti akan berpikir seribu kali untuk macam-macam dengan nyonya mereka ini.
Karena mereka yang tau bagaimana mengerikannya Azura itu.
"kalian berdua juga ikut sama mama sekarang, nggak usah ganti baju kalian juga udah ganteng dan cantik. Jadi ayo kita pergi." Ajak Nadine sambil menggandeng tangan kedua anaknya.
Awalnya dia tidak ingin mengajak kedua anaknya ini ikut dengannya tapi melihat adanya Alexander di sini Nadine menjadi khawatir terhadap keselamatan kedua anaknya ini.
"Siap mama." jawab kedua anak Nadine serentak.
sebelum meninggalkan mension, Nadine lebih dulu berpesan pada kepala pelayan agar membawa Alexander ke rumah sakit. Nadine tidak ingin masuk penjara jika seandainya pria itu mati.
Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, kira-kira sekitar 1 jam waktu perjalanan. Akhirnya Nadine dan kedua anaknya sampai juga di perusahaan Sagara.
Dengan wajar datar khasnya Nadine melangkah memasuki gedung perusahaan itu. Ada banyak pasang mata memperhatikan Nadine sejak memasuki gedung tadi, mereka berdecak kagum melihat kecantikan Nadine yang begitu paripurna. Mungkin inilah sebabnya si mantan madunya itu selalu cemburu padanya.
"Boleh saya bertemu dengan pak Sagara Maxim?" Tanya Nadine pada resepsionis ber name tag Anggun itu.
"Apa ibu sudah membuat janji dengan pak Sagara?" tanya anggun santun.
" saya belum membuat janji. Tujuan saya ingin menemui pak Sagara karena saya ingin melakukan investasi di perusahaan ini. Jadi bisa mba anggun hubungi pak Sagara untuk menyampaikan keinginan saya ini?" Tanya Nadine kembali dengan senyum tipis. Nadine malas jika harus berbasa-basi cukup lama, jadi dia langsung saja pada intinya.
"Baik Bu, tunggu sebentar saya akan menghubungi pak Sagara dulu." Jawab anggun sambil tersenyum hangat.
"Kata pak Sagara ibu bisa langsung ke ruangan pak Sagara. Mari Bu saya antar ke ruangan pak Sagara." ujar anggun setelah itu mengantarkan Nadine dan kedua anaknya ke ruangan Sagara.
Tok tok tok
"silahkan masuk." ucap sekertaris Sagara setelah membuka pintu.
Nadine menggandeng kedua anaknya memasuki ruangan Sagara, melihat kedatangan Nadine dan kedua anaknya tentu saja membuat Sagara shok Sagara tentu saja tau siapa Nadine, karena bagi Sagara Nadine adalah wanita yang sudah merusak kebahagiaan wanita yang dia cintai. Siapa lagi jika bukan si Sofia jelmaan kuntilanak.
"mau apa kamu kesini?" tanya Sagara sarkas.
"tentu saja berinvestasi dengan perusahaan kamu." jawab Nadine santai dan langsung duduk begitu saja tanpa di persilahkan terlebih dahulu. Nadine juga menyuruh kedua anaknya untuk ikut duduk bersamanya.
Tadinya Nadine ingin menitipkan kedua anaknya ini pada sekertaris Sagara, tapi dia khawatir kedua anaknya itu akan di bawa kabur.
"Saya tau tujuan kamu kesini pasti bukan hanya itu."
"Wahhh, tebakan yang cerdas." puji Nadine.
"sekarang katakan. saya sedang tidak ingin berbasa-basi, jadi langsung pada intinya saja." ucap Sagara sambil melipat tangannya di dada.
"Baik, sebelum kita membahas tentang investasi. Saya ingin kamu melihat Vidio ini." ujar Nadine santai sambil memperlihatkan sebuah Vidio pada Sagara.
Melihat Vidio yang ada di ponsel Nadine itu, tentu saja membuat Sagara shok bukan main.
Jadi kecelakaan ibunya dulu bukanlah kecelakaan biasa melainkan kasus pembunuhan yang di lakukan oleh Sofia, wanita yang selama ini di cintai oleh Sagara.
Tapi jika itu benar adanya, apa alasan Sofia melakukan itu.
"Ah, lihat juga Vidio ini" setelah itu Nadine kembali memberikan 1 lagi Vidio pada Sagara. Melihat Vidio kedua yang ditunjukkan Nadine membuat hati Sagara semakin hancur. Rasanya begitu menyakitkan. Bagaimana bisa Sofia melakukan ini, sedangkan setau Sagara Sofia adalah gadis yang baik hati dan lugu. Membunuh semut saja dia tidak tega tapi kenapa Nadine memperlihatkan dirinya Vidio ini. Vidio dimana Nadine membunuh putranya dan juga ibu kandung Sagara.
"ini pasti cuma editan, kamu kan nggak suka sama Sofia." tuduh Sagara memandang sinis Nadine.
Sagara ini seperti pria yang otaknya sudah di cuci oleh Sofia, sudah jelas Vidio itu asli malah di bilang palsu. Sagara ini memang terlalu bodoh.
"Vidio itu asli kamu bisa mengeceknya sendiri nanti apa Vidio itu asli atau palsu. tapi yang harus kamu tau adalah, putra pertamamu meninggal bukan karena penyakit jantung yang selama ini di derita oleh putramu itu kambuh melainkan Sofia sendirilah yang telah membunuh putramu itu." ungkap Nadine memandang datar Sagara.
"Kenapa, kenapa Sofia melakukan itu?" Tanya Sagara lirih. Matanya sudah berkaca-kaca, Nadine rasa pria di hadapannya ini sebentar lagi akan menangis.
"Karena bagi Sofia Elvan adalah anak yang cacat, dan selalu membuatnya malu karena keadaan anak itu yang tidak sempurna. Sofia sering kali menjadi bahan gunjingan orang-orang akibat ketidaksempurnaan putra kalian itu. Jadi Sofia berpikir daripada putra kalian itu terus menjadi beban untuknya dan akan membuatnya malu seumur hidupnya lebih baik dia membunuhnya saja dan kamu tentu sudah tau bagaimana cara Sofia membunuh putramu dari Vidio itu bukan." Terang Nadine, Nadine cukup kasian dengan Sagara ini. Sungguh menyedihkan sekali pemuda ini, dia sebenarnya pemuda yang baik hanya saja dia terlalu di buatkan cintanya pada sofia.
Diawal Nadine mengetahui semua fakta tentang Sofia sejujurnya Nadine juga sangat terkejut, bagaimana bisa wanita dengan wajah selugu sofia itu tega membunuh orang lain hanya karena dia berpikir orang itu akan merusak hidupnya. Terlebih salah satu korbannya adalah putra kandungnya sendiri. Nadine berpikir mungkin saja Sofia ini sebenarnya adalah seorang psikopat. Tapi yang cukup hebat adalah cara dia menutupi semua kejahatannya itu.
"Sedangkan alasan Nadine membunuh ibumu adalah di karenakan ibumu pernah menghinanya sebagai wanita murahan dan akan menjauhkannya darimu, ibumu juga pernah tidak sengaja melihat Sofia bersama seorang pria tua memasuki sebuah hotel dulu dan ibumu merekamnya. Ibumu sepertinya menjadikan rekaman Vidio untuk mengancam Sofia agar menjauhimu lalu kau tau apa yang selanjutnya terjadi bukan. " Lanjut Nadine lalu kembali memperlihatkan Vidio percakapan Nadine dan 2 orang suruhannya untuk menabrak ibu Sagara dan membuat itu seakan-akan seperti tabrak lari biasa.
Melihat semua bukti yang ada, hati Sagara sangat hancur. Dia merasa sangat bodoh selama ini. Ternyata ibunya benar, bahwa Sofia bukanlah gadis yang baik tapi dia adalah gadis bermuka dua dan berbahaya.
Rasanya Sagara merasa berdosa sekali pada ibu dan anaknya yang juga menjadi korban kejahatan Sofia.
"Apa kamu tidak berniat mengambil hak asuh anak kedua kamu yang akan lahir 2 bulan lagi. Kalau aku jadi kamu, aku akan ambil anak aku dari wanita seperti Sofia itu. Aku akan merawatnya sendiri dan menjauhkannya dari ibu seperti sofia. Bukan tidak mungkin Sofia akan kembali membunuh bayi itu jika bayi itu terlahir sama seperti saudaranya. Aku bertanya padamu, apakah kau akan membiarkan anakmu di besarkan oleh orang lain. apakah kau rela anakmu tidak mengenali dirimu sebagai ayahnya? apakah kau rela membiarkan anakmu memanggil orang lain ayah sedangkan kau om? dan juga bagaimana jika Sofia kembali menyakiti anakmu? apakah kau rela anakmu di besarkan wanita gangguan mental seperti Sofia itu?" tanya Nadine menggebu-gebu.
Nadine melihat tangan Sagara mengepal, wajahnya di penuhi amarah saat ini. Ah, sepertinya Nadine sudah berhasil menyadarkan pria ini.
Nadine dapat melihat penyesalan di mata Sagara, mungkin dia menyesali semua dosanya pada ibunya dan juga karena sudah membiarkan putranya itu di besarkan oleh Sofia sehingga anak malang itu harus mati di tangan ibu kandungnya sendiri.
Sagara menangis pilu, dia meratapi kebodohanya selama ini karena telah mencintai wanita yang salah. Dia masih tidak menyangka bahwa ternyata wanita yang di anggapnya polos adalah wanita yang kejam dan berbahaya. Sagara masih tidak menyangka wanita yang di cintainya itu ternyata adalah jelmaan iblis sesungguhnya.
Sagara bertekat akan mengambil hak asuh putranya itu saat dia sudah lahir nantinya. Dia juga akan membongkar semua kebusukan Sofia di depan semua orang nanti. Dia tidak akan membiarkan wanita busuk seperti Sofia hidup bahagia.
Bersambung.
"