Seorang wanita cantik yang suka dengan kehidupan bebas hingga mendirikan geng motor sendiri. Dengan terpaksa harus masuk ke pesantren akibat pergaulannya yang bebas di ketahui oleh Abahnya yang merupakan Kyai di kompleks perumahan indah.
Di Pesantren Ta'mirul Mukminin wanita cantik ini akan memulai kehidupannya yang baru dan menemukan sosok imam untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
"Aku yakin, ini pasti ulah Ulya sama Mila, Mbak. Mereka pura-pura baik biar bisa bikin berantakan seperti ini," ucap Sherly kesal sembari memunguti sampah-sampah.
"Ulya, Mila? Mereka tadi ke sini?" tanya Ustadzah Nurul.
"Iyaa, Ustadzah"
Nayla melihat Ulya dan Mila yang tengah bersembunyi di balik pohon sembari cekikikan. 'Astagfirullah hal'adzim... Bener-bener keterlaluan kalian' ucap Nayla dalam hati.
.
.
.
"Hahaha.. puas rasanya bisa ngerjain mereka. Sekarang kita bisa bebas melakukan apa saja pada mereka. Kalau bisa si siapa tuh Fifia Fia itu kalau bisa jangan pernah balik lagi ke sini" ujar Mila tertawa senang.
"Haha.. iyaa, Mbak. Dia sakit pasti akibat dia suka cari masalah sama kita."
"Betul, biarin aja."
BRAAKKK
Sherly menggebrak meja. "Oohhh.. jadi ini semua beneran ulah kalian. Kalian bener-bener sudah nggak waras. Aku akan adukan kalian sama Ustadzah."
Mila mencekal tangan Sherly. "Lepaskan.."
"Coba aja kalau bisa." Mila tersenyum miring. Ia lalu memutar tangan Sherly sehingga membuat Sherly mengaduh kesakitan.
"Ssshhh.. sakit, lepasin nggak. Atau aku.."
"Aku apa? Mau aduin sama Ustadzah, iyaa? Okey, sekarang kamu pilih. Kamu pilih aku kurung di dalam kamar mandi atau di gudang belakang tua itu?"
Sherly berusaha melepaskan diri dari cengkraman Mila. "Oohh.. jangan jangan kamu yaa yang buang sampah di dalam kamar mandi dan ngunci pintu kamar mandi kemarin supaya aku tidak bisa keluar."
Mila mencengkram dagu Sherly kuat. "Iyaa. Karena aku benci banget sama kamu. Dasar orang miskin belagu."
Sherly menginjak kaki Mila dengan kuat sehingga membuat Mila mengaduh kesakitan. "Aku nggak akan biarkan kamu lolos begitu saja. Aku akan adukan semuanya sama Ustadzah bahkan ke Umi juga."
Sherly lantas berlari sekencang mungkin.
"Ulya, cepat kejar. Jangan diem aja dong."
"Tapi Mbak nggak papa kan? Kakinya sakit nggak, Mbak?"
"Ck, bodoh. CEPETAN KEJAR SHERLY BEG*" maki Mila kesal.
"I-iyaa Mbak" Ulya lantas mengejar Sherly.
Mila memeriksa kakinya, terdapat goresan kecil hingga menimbulkan darah sedikit di kakinya. "Awas aja, aku nggak akan biarin kamu lolos begitu saja, Sherly." Ia lantas menyusul mengejar Sherly. Ia tak menghiraukan kakinya yang sakit.
GEDEBUG...
Sherly tak sengaja menabrak Yulia. "Maaf Mbak, aku nggak sengaja. Mbak, cepetan kita pergi dari sini."
"Kamu kenapa lari-lari segala, Sher? Ada apa dengan mu?"
"Nanti aku akan jelaskan semuanya. Sekarang kita ke ndalem, aku nggak ada waktu buat jelasin sekarang." Sherly menarik tangan Yulia membuat Yulia ikut berlari.
"Sherly, berhenti." Ulya mengejar langkah Sherly. "Wooyy.. berhenti.." Ulya berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya. Nafasnya tersengal-sengal akibat berlari. "Hosh.. hosh.. hahh.. capek juga ngejar-ngejar orang."
PLAAKK
Mila menggetok kepala Ulya. "Cepat kejar, ngapain berhenti."
"Capek, Mbak. Istirahat sebentar."
"Nggak ada istirahat istirahat segala. Cepat kejar sebelum Sherly mengadu sama Ustadzah dan Umi. Bisa-bisa kita kena hukuman, Ulya. Kamu mau kena hukuman? Enggak kan. Cepetan ayoo kejar lagi."
Ulya mengangguk lalu kembali mengejar Sherly.
"Kamu kesana, Ul. Kita cegat mereka di depan sana," ujar Mila yang hanya di angguki oleh Ulya.
"Sebenarnya ini ada apa sih, Sher? Kenapa kita lari-lari begini? Siapa yang ngejar-ngejar kamu?" Tanya Yulia di sela-sela mereka berlari.
"Udah Mbak nggak usah banyak tanya. Pokoknya nanti aku bakal jelasin."
Yulia terus berlari mengikuti langkah Sherly. Ia bingung, ada apa sebenarnya. Apa yang tengah terjadi? Kenapa Sherly berlari-lari?
Sherly menghentikan langkahnya saat Ulya dan Mila tiba-tiba berada di hadapannya. Mila tersenyum tipis. "Sekarang kalian nggak akan bisa lolos. Siap-siap kalian akan mendekam di gudang selama mungkin."
Sherly mundur perlahan. "Jangan coba-coba mengurung kita, atau.."
"Atau apa? Mau aduin sama Ustadzah, iyaa? Nggak akan bisa, Sherly. Kamu udah nggak bisa kemana-mana. Udah terima saja, nasib kamu itu harus mendekam di gudang." Mila menekan ucapannya di akhir kalimat.
"Sherly, ini apa yang terjadi sebenarnya?" Yulia semakin bingung. Kenapa Mila berkata demikian?
"Mereka yang udah ngurung aku di kamar mandi kemarin, Mbak. Mereka juga yang udah bikin sampah-sampah tadi berceceran di mana-mana. Dan sekarang aku ingin adukan mereka sama Ustadzah dan Umi. Tapi mereka malah kejar-kejar aku."
"Astaghfirullah... Mila kenapa kamu tega melakukan itu semua?"
"Bac*t! Ulya, cepat tangkap mereka."
Sherly dan Yulia mundur perlahan, mereka berbalik hendak berlari. Namun mereka kalah cepat. Ulya dan Mila berhasil menangkap mereka.
"Lepaskan.. Mila, lepaskan aku!" Sherly memberontak.
"Diam!" Tekan Mila.
"Toloooong.. tolong aku di sini. Siapa pun itu tolong aku." Dengan cepat Mila membungkam mulut Sherly saat Sherly berteriak minta tolong. "Diam! Atau aku akan melakukan hal yang lebih keji dari ini." Bisik Mila.
"Ul, lepaskan! Kamu tega mau ngurung aku dan Sherly di gudang? Apa kamu tidak kasihan sama aku dan Sherly? Kita itu juga teman kamu, Ulya." Yulia berusaha berbicara lembut. Ia berharap Ulya mau melepaskannya.
"Nggak! Aku nggak pernah menganggap kalian teman." Ulya menatap lurus ke depan. Ia hanya manut dengan apa yang di perintahkan oleh Mila. Selain Mila, tidak ada siapa pun yang ia dengarkan selain teman sekaligus sahabatnya itu.
oke lanjut
semangat untuk up date nya
Alhamdulillah double up date
oke lanjut thor
semangat lanjutkan Thorrrrr