"Kejamnya ibu tiri tak sekejam ibu kota" peribahasa ini tidak tepat bagi seorang Arini, karena baginya yang benar adalah "kejamnya ibu tiri tak sekejam ibu mertua" kalimat inilah yang cocok untuk menggambarkan kehidupan rumah tangga Arini, yang harus hancur akibat keegoisan mertuanya.
Tidak semua mertua itu jahat, hanya saja mungkin Arini kurang beruntung, karena mendapatkan mertua yang kurang baik.
*Note: Cerita ini tidak bermaksud menyudutkan atau menjelekan siapapun. Tidak semua ibu mertua itu jahat, dan tidak semua menantu itu baik. Harap bijak menanggapi ataupun mengomentari cerita ini ya guys☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom's chaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA PULUH DELAPAN
Bu Ami yang merasa simpati pada Arini terus menasehati dan menyemangatinya, agar Arini kembali percaya diri.
"Kamu ini masih sangat muda dan cantik Arini. Cobalah untuk lebih memperhatikan penampilan kamu. Ibaratnya gini, kamu punya rumah yang bagus, tapi rumah itu nggak pernah kamu rawat, nggak di cat, nggak dibersihin, apa menurut kamu, rumah itu masih terlihat bagus?. Enggak kan?."Tanya bu Ami. "Kamu jangan tersinggung, saya nggak bermaksud menghina atau merendahkan kamu." imbuhnya. Arini hanya tersenyum.
"Kamu lihat kan bagaimana penampilan istri baru mantan suami kamu barusan?." Tanya bu Ami.
"Iya. Penampilannya memang sangat jauh berbeda sama saya. Dia banyak uang, bisa melakukan apa saja. Saya yakin perawatannya pasti mahal." Sahut Arini.
"Mungkin. Tapi....walau cuma melihat sekilas, saya yakin umurnya jauh di atas kamu." Imbuhnya.
"Iya, ibu benar. Usianya memang di atas saya. Bahkan dia juga lebih tua dari bapaknya Razka." Sahut Arini.
"Oh ya!!
"Iya."
Sejak percakapan hari itu, bu Ami dengan suka rela membelikan produk skincare dan kecantikan pada Arini, walau bukan produk mahal. Tapi produk yang dia beli termasuk produk bagus dan terkenal sejak dulu.
Produk yang bu Ami belikan antara lain, serangkaian perawatan wajah, seperti susu pembersih , toner, peeling, krim siang dan krim malam. Selain itu, dia juga membelikan bedak dan lipstik untuk Arini.
"Ini. Kamu pakek ya!! Kata bu Ami seraya memberikan produk kecantikan yang baru di belinya.
"Apa ini bu?." Tanya Arini.
"Ini....saya belikan kecantikan buat kamu. Kamu pakek ya."
"Untuk saya?. Sebanyak ini?. Tapi bu, saya...."
"Saya sengaja beli ini semua buat kamu. Saya nggak mau tau, pokoknya kamu harus pakek."
"Tapi bu....."
"Gak ada tapi-tapi an, pokoknya pakek." Kata bu Ami, lalu dia menjelaskan kegunaan dan cara pakai semua produk tersebut, walau sebenarnya Arini juga tahu atau dia bisa membaca petunjuk penggunaanya.
Bu Ami melakukan semua itu, karena dia sangat greget melihat Arini sekarang yang terkesan tidak mempedulikan penampilannya, hingga dia terlihat lebih tua dari usianya.
Selain memberi produk kecantikan, bu Ami juga memberi baju-bajunya yang sudah tidak terpakai. Baju ketika bu Ami seusia dengan Arini. Baju-baju tersebut masih sangat layak pakai dan bu Ami sengaja menyimpan baju kesayangannya itu, karena dia pikir nantinya dia akan memberikannya pada anak gadisnya. Namun sayangnya, kedua anaknya berjenis kelamin laki-laki.
"Saya sengaja membeli produk ini, biar nanti kalau habis, kamu bisa membelinya lagi. Harganya sangat terjangkau, tapi kualitasnya bagus. Saya sudah pakai ini sejak lama." terang bu Ami.
Arini sangat berterima kasih pada bu Ami yang begitu baik kepadanya dan Razka. Dia berjanji akan melakukan dan menuruti semua yang dikatakan bu Ami. Arini akan memulainya sekarang juga.
...
Setiap malam sebelum tidur, Arini selalu membersihkan wajahnya terlebih dahulu, setelah itu dia memakai krim malam. Kadang dia memakai masker yang dia buat dari bahan alami yang ada disekitar rumahnya.
Selain itu, Arini kini juga rajin menanam berbagai jenis tanaman dan sayur di halaman rumahnya yang tidak terlalu luas, juga di belakang rumah bu Dasima. Jika dia tidak pergi ke rumah bu Ami, maka Arini akan menyibukkan dirinya untuk merawat sayuran dan semua tanamannya.
Bu Dasima sangat senang melihat perubahan pada Arini, yang sekarang tidak terus-terusan mengurung diri di dalam rumahnya. Terkadang Arini ikut membantu bu Dasima di ladang milik mereka yang tidak seberapa luasnya.
Dulunya bu Dasima memiliki lahan atau tanah yang cukup luas, namun sejak suaminya meninggal, dia menjual sebagian besar tanahnya itu. Yang tersisa sekarang hanya lah tanah yang mereka tempati dan ladang kecil ini.
Sejak suaminya meninggal, bu Dasima bekerja menjadi buruh tani dengan penghasilan tiga puluh lima ribu sampai lima puluh ribu rupiah per harinya, dan itu pun tidak setiap hari. Untungnya dia masih memiliki ladang kecil, yang bisa di tanami, dan hasil dari ladang tersebut sedikit banyak bisa membantu masalah keuangannya.
Oleh sebab itu, selama ini Arini tidak pernah sekalipun meminjam apalagi meminta uang pada bu Dasima, walau dia tidak punya uang sama sekali. Arini sangat tahu bagaimana kondisi keuangan ibunya, jadi dia tak mau menambah beban ibunya, walau bu Dasima selalu menanyakan apa dia masih punya uang atau apa ada makanan dirumahnya. Arini selalu menjawab punya, walau sebenarnya tidak ada.
Sekarang, setelah bekerja di rumah bu Ami, keadaan ekonomi dan psikis Arini tampak sedikit membaik. Rasa sakit dihatinya pun perlahan menghilang, tidak ia rasakan, walau mungkin dia tidak bisa melupakannya. Walau hidup pas-pasan, Arini kini lebih semangat menjalani hidupnya.
...
*Beberapa bulan kemudian*
"Masya Allah....ternyata benar yang dikatakan bu Ami. Produk yang dia beri padaku ternyata bagus. Wajahku terlihat lebih bersih dan cerah sekarang." Gumam Arini saat dia bercermin di kaca lemari baju di kamarnya.
Wajah Arini memang terlihat lebih segar dan bersih sekarang, setelah dia merawatnya. Kantung mata yang tadinya terlihat hitam, perlahan memudar. Tubuhnya pun kini tampak berisi, tak sekurus sebelumnya.
Wajah cantik Arini telah kembali, bahkan dia terlihat jauh lebih cantik sekarang, hingga tak heran banyak laki-laki yang menginginkan dan mendekatinya. Tapi tidak, Arini tidak pernah merespon satu pun dari mereka. Selain masih merasakan takut untuk berumah tangga lagi, Arini juga masih ingin menikmati kehidupannya sekarang. Walau awalnya berat, ternyata dia mampu menghidupi diri dan anaknya tanpa seorang lelaki.
follow me ya thx all