Eca yang awalnya tenang dan sangat mencintai Hanif di kampus, tiba-tiba di nikahkan paksa oleh seseorang yang tidak dikenal oleh nya.
Eca belum tahu kalau orang itu adalah Preman pasar, Aturan demi aturan posesif dari Eca membuat Niko yang awalnya sayang ke Eca perlahan muncul kebencian.
Gimana cara mereka menjalin hubungan pernikahan yang romantis? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Perubahan Sederhana Eca.
Beberapa hari kemudian..
Setelah Eca pulang dari kampus, selama seharian itu di dalam kampusnya— Eca benar-benar tidak mau kenal lagi dengan Hanif dan salah satu sahabat terbaiknya Valeska.
Rasa kecewanya Eca sudah benar-benar di ujung batas. Dirinya kini sedang menunggu jemputan dari Niko sambil bermain ponsel di halte depan kampus.
Netranya ternodai setelah kedatangan Hanif secara tiba-tiba, Eca menghindar karena merasa risih kalau ada di dekatnya.
"Kali ini kita benar-benar pisah, dan tolong saya sudah ada suami, jangan ganggu saya mulai detik ini" Pinta Eca baik-baik.
"Tolong ca maafin saya" Rengek Hanif dengan air mata buaya.
"Kamu budek? Dari kemarin saya sudah bilang, saya sudah ada suami" Kata Eca mempertegas.
"Ca" Kata Hanif memegang lengan Eca, dan itu ditepis langsung.
"Dosa kalau pegang-pegang istri orang, kamu sadar diri dari sekarang, kamu juga mau punya anak dari Valeska, urus sana pernikahan kamu dengannya" Kata Eca.
"Saya gak benar-benar main gituan ca"
"Mau saya teriak maling?" Kali ini Eca benar-benar marah, karena merasa terganggu banget oleh nya.
Hanif menggeleng kepala.
"Tolong pahami sekali lagi, KISAH KITA TELAH USAI, PAHAM!" Tegas Eca dengan kedua mata membulat.
Hanif tersenyum dan iklas menerima semua kenyataan pahit.
"Gausah deh masang wajah sok-sokan sedih, jijik saya" Kata Eca bangkit dari duduk dan berlari ke arah Indomaret.
Menelpon Niko untuk mengabarkan kalau dirinya sedang di Indomaret, tapi situasi Niko saat ini sedang ada di jalan, tidak bisa meraih ponsel nya ketika berdering. Apalagi Eca meminta dijemput secara cepat-cepat.
Sampainya di Indomaret, sambil menunggu kedatangan Niko, Eca membeli bahan-bahan masakan terlebih dahulu untuk suaminya, Eca mulai belajar mencintai Niko walau kenyataan di hatinya dia sangat membenci pria itu.
Eca tau kalau suami nya dulu berniat untuk membunuh ayahnya, hanya saja dia dari dulu mencoba untuk menutupi keburukan nya, dan tidak memberi tahu ayahnya kalau dia pelaku yang sudah membuat tangan nya terluka di masa lalu.
Niko menghubungi Eca saat dirinya sudah ada di halte. Eca mengangkat telepon itu dan memberi tahu kalau dia sedang berada di Indomaret sebrang jalan tak jauh dari halte.
"Tunggu dulu mas di depan Indomaret, kamu duduk dulu, saya lagi beli bahan masakan di dalam" Kata Eca.
"Oh iya saya nitip rokok samild ya de" Kata Niko.
"Oke mas" Kata Eca, langsung menutup telpon nya sepihak.
**
"Maaf nunggu lama mas" Kata Eca sambil menenteng banyak belanjaan di plastik besar berwarna putih itu.
"Buset kamu beli apa aja de?" Tanya Niko.
"Stok cemilan mas hehehe" Kata Eca.
Niko mengerut kening, menatapi kedua pipinya Eca yang sudah mulai membulat tipis-tipis. "Lama-lama kamu bisa gendut loh, kalau banyak ngemil" Kata Niko.
"Gak tenang aja, saya selalu ngerem kalau makan cemilan, gak dihabisin langsung" Kata Eca.
"Serius?" Kata Niko sedikit tersenyum.
**
Sampainya dirumah.
Bungkus chitato, pringles, popcorn, wafer tanggo, Qtela, chochopie, Chiki Taro yang sudah tidak ada isinya seakan melengkapi keindahan lantai kamar pasutri itu.
Niko yang baru saja keluar dari kamar mandi di kamarnya, Netranya melihat berbagai bungkus cemilan berserakan dilantai.
Eca tak sadar kalau sedang nonton drama Korea di laptop, cemilan demi cemilan itu habis tanpa disadari olehnya.
"Selalu di rem ya kalau makan?" Kata Niko sambil menyemprotkan parfum badan di tubuhnya.
Eca mendelik ke Niko "Tahap pertumbuhan! Protes aja kamu" Kata Eca.
"Haduh masa puber mu seperti nya seumur hidup kayanya de" Kata Niko tenang, kali ini dia sambil mengiris kumis tipisnya di depan cermin riasnya Eca.
"Mana makanan untuk mas?, katanya mau masakin sesuatu untuk mas dirumah?" Tanya Niko.
"Sabar tanggung mas 7 episode lagi" Jawab Eca.
Niko menoleh dan melangkah maju untuk melihat durasi film satu episode yang Eca tonton.
1 jam lebih.
"Buset satu episode, satu jam berarti mas tunggu 7 jam lagi gitu?" Kata Niko.
"Yoi" Jawab Eca santai.
"Mas masak Indomie aja, bisa mati kelaparan saya nanti nunggu 7 jam" Kata Niko.
"Oh iya mas" Kata Eca mem-pause film dan bangkit dari duduknya.
"Besok mamah mau berkunjung kesini sama nenek, nanti malam ini kita kerja sama bersihin rumah ya" Kata Eca.
Niko mengangguk senyum, dan mengecup keningnya. Tak lupa juga dia mengelus-elus puncak kepala Eca.
"Loh bentar, mas mau kemana? Kok rapih banget?" Tanya Eca.
"Maaf sayang, mas ga bisa bantu kamu bersihkan rumah, mas malam ini mau ada meeting di kantor" Jawab Niko.
"Eca ikut ah, gak mau ditinggal terus dirumah" Kata Eca.
Niko menatap sejenak, betapa kagetnya dia mendengar itu— untuk yang pertama kali Eca ikut ke kantor ayahnya sendiri, dirasa kalau Eca benar-benar sudah banyak berubah semenjak diselingkuhin pujaan hatinya, Eca yang sekarang tidak seperti yang Niko kenal sebelumnya.
"Yasudah ayo, kamu ganti pakaian kamu dulu kalau begitu." Kata Niko.
bukan om,