Menceritakan tentang Mahasiswi yang mencintai dosennya. mahasiswi itu bernama Anisa Zahra. Anisa mencintai seorang pria tampan saat pandangan pertama di kampusnya. dan pria itu ternyata Dosen baru di kampusnya.
Karena Anisa penasaran dengan sosok dosen itu, Anisa pun terus mencari tau tentangnya. sampai akhirnya Anisa tau kalau ternyata Dosennya itu adalah seorang duda.
Gimana kisah cerita cinta pandangan pertama Anisa Zahra pada dosennya, yuk kita lanjut baca aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anisa Jenguk Quin
Anisa akhirnya menjenguk Quin di rumah sakit. Sepulang kuliah Anisa langsung ke rumah sakit. Anisa sudah janjian sama Mamah nya akan bertemu di rumah sakit.
Mamah sudah sampai di rumah sakit satu jam lebih dulu dari Anisa. saat ini Anisa sedang menyuapi Quin makan buah. Tante Maya tadi yang mengupaskan buah untuk Quin.
"Tante kenapa baru jenguk Quin?"
"Maaf ya sayang. Tante juga kemarin sakit."
"Tante sakit apa?"
"Perut Tante sakit."
"Trus sekarang sudah sembuh?"
"Sudah. Kalau belum sembuh, ngga mungkin Tante jenguk Quin kan."
"Oh iya."
"Kalau Quin sudah sembuh belum?"
"Sudah. Quin sudah ngga panas lagi."
"Syukurlah kalau sudah sembuh. ayo makan lagi buahnya."
"Iya Tante."
Quin memakan buahnya sampai habis. Mamah dan Tante Maya sedang keluar untuk beli makan siang di kantin yang ada di bawah rumah sakit.
Quin dan Anisa masih asik mengobrol. Sedang suster membereskan baju kotor milik Quin.
"Tante, katanya Tante mau ajak Quin jalan jalan."
"Iya sayang. Tante juga ingat. Tapi kan kemarin Tante belum sempat. Tante kuliah sama kerja, jadi sangat sibuk. Trus Tante sakit lagi. Jadi Tante belum bisa ajak Quin jalan jalan."
"Oh gitu ya Tante. Kirain Tante lupa sama janji Tante sama Quin."
"Ngga sayang. Tante mana mungkin lupa. Tante sekarang juga sudah ngga kerja di kantor Papah Quin."
"Kenapa Tante ngga kerja lagi di kantor Papah?"
"Sama Papah Quin, Tante ngga boleh kecapean. Jadi Tante di suruh mengundurkan diri," Quin hanya mengangguk.
Mamah dan Tante Maya datang. Keduanya membeli makanan cukup banyak. setelah itu Anisa ikut makan siang bersama Mamah dan Tante Maya. Suster juga ikut makan bareng.
Sekitar jam 2 siang, Anisa dan Mamahnya pamit pulang. Quin mengingatkan Anisa lagi kalau masih menunggu janji Anisa.
"Nanti kalau Quin sudah sembuh, Pasti Tante ajak jalan jalan. ok," Quin terlihat senang.
Malam harinya Quin bicara sama Papahnya kalau Anisa tadi datang.
"Tante suapi Quin buah. Trus Tante juga temani Quin ngobrol. Kata Tante kalau Quin sudah sembuh, Tante akan ajak Quin jalan jalan."
Pak Ben hanya mendengarkan perkataan Quin yang terlihat bahagia.
"Oh iya Pah. Tante sudah ngga kerja di kantor Papah lagi ya?"
"Iya. Tante bilang apa sama Quin?"
"Tante bilang kalau Papah yang suruh Tante mengundurkan diri," Pak Ben mengerutkan kening saat dengar perkataan Quin. Padahal Quin belum selesai bicara.
"Kata Tante, Papah ngga mau Tante kecapean dan takut sakit. Makanya Papah suruh mengundurkan diri," Pak Ben lalu tersenyum saat dengar perkataan Quin selanjutnya.
Pak Ben lalu menyuruh Quin tidur setelah mengobrol cukup lama. Quin pun tidur dengan Sus. Sedang Pak Ben tiduran di sofa sambil memainkan hpnya. Rupanya Pak Ben belum bisa tidur. Pak Ben memikirkan Anisa.
Sampai akhirnya lama lama Pak Ben pun tertidur. Jam 6 pagi, Pak Ben akan pulang. Dan Quin di temani sus. Nanti siang, Pak Ben akan datang lagi ke rumah sakit setelah selesai mengajar. Karena hari ini Quin akan pulang.
Pak Ben sampai rumah langsung mandi dan akan bersiap menuju kampus. setelah siap, Pak Ben sarapan bersama orang tuanya.
"Hari ini Quin pulang kan Ben?" tanya Mamah.
"Iya Mah."
"Nanti Mamah sama Papah akan ke rumah sakit. Biar kita saja yang urus kepulangan Quin. Kamu takutnya capek bolak balik ngga usah ke rumah sakit. Nanti langsung pulang ke rumah saja."
"Iya benar kata Mamah. Kamu ngga usah ke rumah sakit lagi. Biar Papah sama Mamah yang urus kepulangan Quin."
"Baik Mah, Pah."
Selesai sarapan, Papah dan Ben pergi bersama keluar rumah. keduanya naik mobil yang berbeda karena tujuan mereka berbeda. Ben membawa mobil menuju kampus.
Pak Ben membawa mobilnya cukup kencang. Karena sudah hampir telat. Benar saja, Pak Ben telat masuk kelas sekitar 10 menit. Mahasiswa mengira Pak Ben tidak datang. Dan semua sudah merasa senang.
"Tumben Pak Ben telat gini ya Nis. Apa dia ngga datang."
"Mana aku tau."
"Coba kamu kirim pesan padanya Nis. kenapa belum datang."
"Ngga ah. Ngapain. Nanti di kira aku sok perhatian."
Baru saja Anisa selesai bicara, Pak Ben datang.
"Pagi semua. Maaf saya telat."
"Pagi Pak," jawab semuanya dengan lemas. Karena mahasiswa mengira Pak Ben tidak datang.
"Hari ini saya kasih satu soal dan saya kasih waktu satu jam. Tapi kalian harus jelaskan sedetail mungkin jawabnya."
"Yah... Kok kasih soal sih Pak."
"Iya Pak. Besok aja deh."
Mahasiswa semuanya pada protes.
"Sudah setop! Kalau kalian protes dan terus berisik, saya kasih dua soal. mau!!?"
Semuanya langsung diam saat dengar Pak Ben yang terlihat marah.
Pak Ben memanggil Anisa untuk membagikan soal pada Mahasiswa nya. Anisa lalu bicara pelan ke Pak Ben.
"Soalnya sulit ngga Pak. Kalau sulit saya minta bantuannya."
"Ini ngga sulit kok. Kamu pasti bisa. Nanti kalau kamu ngga bisa, kamu chat saya aja," Anisa mengangguk.
Setelah itu Anisa membagikan soal kepada mahasiswa. Anisa sudah selesai membagikan soal ke semuanya. Sekarang Anisa duduk dan melihat ke soal itu. Ternyata walau satu soal tapi cukup susah.
"Kerjakan sekarang. Boleh lihat catatan dan satu jam harus selesai. kalau sampai satu jam belum selesai, kalian harus tetap mengumpulkannya. Mengerti!!?"
"Mengerti Pak."
Mahasiswa semuanya mengerjakan. Anisa melihat ke catatan, tapi tetap saja Anisa ada yang ngga paham. Anisa lalu mengirim pesan pada Pak Ben untuk menanyakan soal.
Pak Ben karena sudah janji mau bantu Anisa kalau kesusahan langsung membalas pesan Anisa. Pak Ben memberi tau jawaban semuanya.
Anisa tersenyum saat melihat pesan yang di kirim Pak Ben.
"Yes," Anisa tersenyum senang saat membaca pesan dari Pak Ben. Pak Ben menatap Anisa, lalu Anisa pun menatap Pak Ben. Keduanya saling tatap dan Anisa sambil tersenyum.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
Semangat ka Tuti di tunggu karya selanjutny 🫢🫢🫢🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Semangat dan sukses buat ka Tuti 🙏🏻🙏🏻🙏🏻