Janda Kesayangan Tuan Alan

"Melan akan pergi liburan selama satu minggu kak, tolong jangan membuat kak Linda down lagi." pesan Melan sebelum pergi.

"Em, cepat pergi sana!" usir Alan.

Ingin sekali Melan menjambak rambut kakak nya. Tapi, jika dia melakukan hal itu pasti saja Alan akan menarik semua fasilitas nya.

"Bujuk calon kakak ipar ku kak. Jangan biarkan dia marah!" ucap Melan sebelum pergi.

"Siapa calon kakak ipar mu?" tanya Alan bingung.

"Kak Linda!" jawab nya dengan suara melengking.

Alan langsung gugup, padahal adik nya sudah tidak ada. Pria itu bingung ingin melakukan apa sekarang, sejak makan siang sampai sore ini Linda tidak juga keluar kamar.

Alan merasa bersalah, pria ini mencoba mengetuk pintu kamar Linda namun Linda yang benar-benar marah tidak menghiraukan Alan.

"Dasar perempuan, kalau sudah marah diam nya kek patung!" gerutu Alan di depan pintu, "Jika kau tidak keluar akan ku robohkan kamar ini." ancam Alan yang ternyata berhasil membuat Linda keluar.

"Ada apa?" tanya gadis itu acuh.

"Aku minta maaf karena suka mengerjai mu!" ucap Alan,

"Aku benar-benar lapar Alan, beri aku makan dan aku janji akan rajin berolahraga." Linda berkata dengan wajah lesu.

"Aku akan mengajak mu makan di luar," ujar Alan langsung membuat mata Linda melebar. Bukan apa-apa, selama ini Linda tidak pernah keluar rumah karena fokus dengan diet nya.

"Kau bercanda lagi...!" seru Linda tidak seolah tidak percaya.

"Aku serius Linda," tegas Alan membuat Linda langsung mengalungkan tangan nya ke leher Alan sambil bersorak kegirangan.

Alan yang kaku, hanya diam saja tapi tidak melakukan penolakan. Tentu saja pria ini bisa melihat wajah bahagia dari Linda.

Merasakan Alan hanya diam saja, Linda langsung mendadak diam tapi tangan nya belum di lepaskan. Lagi-lagi, mata mereka saling beradu pandang penuh arti tanpa jawaban.

Linda yang merona malu, langsung melepaskan tangan nya, "Maafkan aku, aku terlalu senang." ucap gadis itu dengan wajah menunduk.

Alan bingung ingin menyahut apa, pria ini masih menikmati wajah Linda yang semakin hari terlihat sangat cantik.

Alan masih mematung, membuat Linda semakin bingung. Perlahan gadis ini masuk ke dalam kamar nya.

"Aku akan mandi." ucap Linda pelan.

Alan juga masih diam, terus memandang ke arah Linda yang semakin gugup. Ketika pintu di tutup, Alan baru sadar atas apa yang dia lakukan.

"Bodohnya aku!" umpat Alan pada diri nya sendiri.

Alan menggaruk kepala nya tak gatal, pria ini memutuskan untuk kembali ke kamar nya.

Pukul tujuh malam, Linda sudah menunggu Alan di ruang tengah karena Alan sudah janji akan mengajak nya pergi. Ketika Alan melihat Linda, pria itu benar-benar terkejut karena penampilan Linda sangat cantik malam ini meski tubuh nya masih sedikit lebar.

"Siapa yang menyuruh mu untuk menguncir rambut itu?" tanya Alan membuat Linda bingung.

"Ya aku," jawab Linda heran,

Tiba-tiba saja Alan menarik ikat rambut milik Linda lalu membuang nya sembarang. Selama ini Alan tidak pernah melihat Linda mengenakan pakaian minim, biasa nya Linda hanya mengenakan pakaian rumah sehari-hari.

"Kenapa dia buang, biasa juga ku selalu menguncir rambut ku?" ujar Linda yang sudah tentu kesal.

"Jika di rumah kau bebas memodel rambut mu dengan gaya apa pun. Tapi tidak jika di luar, jangan sampai mereka melihat leher mu!" ujar Alan malah membuat Linda melongo.

"Kenapa, kau cemburu?" tanya Linda tiba-tiba membuat Alan terdiam.

"A-aku tidak cemburu!" ucap nya gugup, "Aku yang selama ini memberi mu semangat, jadi aku tidak ingin ada laki-laki lain yang mencoba mendekati mu setelah kau cantik." timpal Alan kemudian berlalu begitu saja.

Sebentar, otak Linda langsung mengalami gagal fungsi dengan ucapan Alan. Linda bahkan menjitak kepala nya sendiri agar dia cepat sadar. Tidak mau berpikir aneh, Linda langsung mengejar Alan yang sudah berada di dalam mobil. Mereka kemudian pergi bersama-sama.