Hidup bergelimang harta, mempunyai istri yang cantik dan seorang putri yang manis tak membuat seorang Demian merasakan kebahagiaan hidupnya.
Rasa bersalahnya pada seorang wanita 8 tahun yang lalu selalu menghantui hidupnya. Wanita itu sudah berhasil mengubah hatinya yang hangat menjadi sedingin es, beku dan keras.
"Ariana, di mana kamu? aku merindukanmu sayang."
Disisi lain jauh dari ibu kota Ariana sedang bekerja keras seorang diri untuk menghidupi anaknya.
Anak yang tidak pernah mengetahui di mana sang ayah, karena 8 tahun yang lalu Ariana meninggalkan laki-laki yang sudah menyakitinya bersama janin yang tak pernah terucap.
Akan kah keduanya akan bertemu dan kembali bersama meski keadaan tidak seperti dulu lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~29
"Daddy." teriak Olive ketika melihat Demian baru keluar dari ruang kerja kakeknya.
Bocah kecil itu nampak baru bangun tidur, karena rambutnya terlihat acak-acakan.
Demian yang biasanya selalu antusias melihat Olive, kini nampak bersikap datar. Ucapan Ricko tadi siang masih terngiang-ngiang di telinganya.
Putranya tersebut sepertinya sangat membenci Olive, ya tentu saja di beberapa kali kesempatan Olive selalu memamerkan keakrabannya dengan dirinya di depan bocah laki-laki itu.
Belum lagi sikap Olive yang selalu merendahkan Ricko, mengingat itu tiba-tiba Demian jadi merasa kesal.
Ya dia kesal dengan dirinya sendiri, karena sejak pertama kali bertemu dengan Ricko ia sudah menunjukkan kesan yang buruk.
"Maafkan ayah, Nak."
Gumam Demian dalam hati ketika mengingat bagaimana ia memarahi Ricko waktu itu demi membela Olive.
"Mas, apa kamu juga sudah mulai tidak peduli dengan Olive ?" protes Monica ketika Demian tak mengindahkan panggilan Olive.
"Aku sedang sibuk Mon." Demian nampak mendesah kesal.
"Dad, bisa temani Olive main." pinta Olive.
"Daddy sedang sibuk, Nak." Demian nampak membujuk putrinya tersebut.
"Apa Daddy sangat sibuk hingga tidak pernah tidur di rumah ?" tanya Olive mengingat beberapa hari ini ayahnya itu tidak pulang.
"Kamu tidak pernah pulang, Dem ?" timpal nyonya Anggoro ketika baru menuruni anak tangga.
"Perusahaan sedang mengadakan proyek baru Ma, jadi banyak hal yang harus ku kerjakan." sahut Demian jujur, meski sebagian besar pekerjaannya Victor yang menghandlenya karena ia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Ariana dan Ricko setelah itu ia akan pulang ke Apartemennya.
"Tapi setidaknya luangkan waktu sedikit buat Olive." perintah nyonya Anggoro.
"Lain kali saja ya Nak, Daddy buru-buru harus pergi." tolak Demian.
Olive terlihat pasrah, sedangkan Monica nampak mengepalkan tangannya. Bahkan kini suaminya itu sudah mulai menjauhi putrinya.
"Aku harus segera mencari wanita sialan itu." gumamnya dalam hati.
"Setidaknya makan malam dulu bersama, Dem. Sudah lama juga kan kita tidak makan malam bersama." perintah tuan Anggoro seraya melangkahkan kakinya ke arah Demian.
Mendengar perkataan sang ayah, Demian nampak menghela napasnya pelan. "Baiklah." sahut Demian seraya menatap jam di pergelangan tangannya.
Padahal ia ingin makan malam bersama Ariana dan Ricko di rumah sakit, tapi menolak permintaan ayahnya juga tidak sopan.
Akhirnya Demian memutuskan untuk makan malam di rumah orangtuanya tersebut dan itu langsung membuat Monica nampak senang.
Sepertinya setelah ini ia harus mencari cara agar suaminya itu tetap tinggal dan menginap di sana agar mereka bisa tidur satu kamar.
"Dem, minumlah mama buatkan jus spesial kesukaanmu." Nyonya Anggoro nampak membawa beberapa gelas jus di nampan lalu memberikannya pada semua orang yang berada di meja makan tersebut.
Dengan senang hati Demian langsung meminum habis jus tersebut, karena jus melon memang kesukaannya semenjak kecil.
Melihat Demian meminum habis jusnya, nyonya Anggoro dan Monica nampak saling menatap senang.
"Malam ini menginaplah di sini, Dem." pinta nyonya Anggoro.
"Aku harus kembali ke kantor, Ma." dusta Demian.
"Tapi sudah lama sekali kamu tidak tidur di mansion, Dem. Mama rindu suasana mansion seperti dulu waktu sebelum kamu menikah." pinta nyonya Anggoro dengan mata berkaca-kaca.
Demian yang melihat itu, tentu saja langsung iba. Bagaimana pun juga nyonya Anggoro adalah wanita yang sudah melahirkannya.
"Ibu mu benar Dem, sesekali menginaplah di sini. Ini juga rumahmu kan, kalau kami tiada siapa juga yang akan menempati mansion ini kalau bukan kamu." celetuk tuan Anggoro.
Dan itu langsung membuat Monica tersenyum, tinggal di mansion adalah keinginannya dari dulu. Siapa yang menolak tinggal di sebuah rumah seperti istana ini dan ia pasti bisa memamerkan pada teman-teman sosialitanya. Karena hanya konglomerat saja yang mempunyai sebuah mansion di kawasan tersebut.
Demian nampak menghela napasnya dengan berat, tidur di mansion itu berarti ia harus berbagi kamar dengan Monica.
"Baiklah." ucapnya dengan berat hati.
Kenapa juga ia harus takut tidur dengan Monica, lagipula ia tidak selera dengan wanita itu dan hanya Ariana lah yang mampu menaikkan hasrat kelelakiannya.
Lagipula di mansion tersebut juga masih ada 4 kamar tamu yang bisa ia tiduri salah satunya.
Mendengar ucapan Demian Monica dan nyonya Anggoro nampak senang, mereka terlihat saling memandang penuh arti.
"Dad ?" panggil Olive setelah ia selesai dengan makannya.
"Hmm, apa kamu sudah selesai makan ?" sahut Demian seraya menatap Olive yang sedang duduk di sampingnya.
"Apa Daddy masih ingat dengan janji Daddy ?" tanya Olive.
"Janji ?" Demian nampak menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.
"Iya janji, bukannya Daddy berjanji akan mengabulkan apapun itu jika Olive berani di suntik." sahut Olive mengingatkan.
"Oh ya Daddy sampai lupa, jadi sekarang Olive mau minta apa ?" Demian yang belum selesai dengan makannya nampak menatap putrinya tersebut.
"Minta adik, Olive ingin Mommy hamil adiknya Olive." sahut Olive yang langsung membuat Demian tersedak.
"Pelan-pelan, Nak." Nyonya Anggoro nampak mengulurkan segelas air putih pada Demian dan putranya itu langsung meraih lalu meminumnya hingga tandas dan itu membuat nyonya Anggoro langsung menarik sudut bibirnya.
"Apa tidak ada permintaan lain, Nak ?" ujar Demian kemudian.
"Olive hanya ingin itu." rengek Olive, bocah kelas dua sd itu memang sudah lama menginginkan seorang adik seperti teman-temannya.
"Yang memberikan adikkan Tuhan sayang, jadi Olive harus berdoa pada Tuhan ya." bujuk Demian semoga putri kecilnya itu mengerti.
Ia tidak mungkin mengabulkan permintaan Olive, mana mungkin dia meniduri Monica melihatnya saja ia tak minat.
Kecuali jika itu Ariana dengan senang hati ia akan membuat wanita itu hamil banyak anaknya. Astaga, hanya dengan memikirkan wanita itu saja Demian langsung berhasrat.
Entahlah kenapa tiba-tiba ia merasa sangat berhasrat dan tubuhnya mulai berkeringat, mungkin ini faktor makanan yang sedang dia makan. Menu hot pot seafood kesukaannya dengan campuran sayur serta kuah yang panas.
"Baiklah, Olive akan berdoa pada Tuhan agar Mommy segera hamil." sahut Olive kemudian.
Setelah mereka menyelesaikan makan malamnya dan berbincang-bincang sebentar, Demian memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya.
Demian nampak mengecek ke empat kamar tamu di mansion tersebut, tapi entah kenapa semua kamar di sana nampak berantakan bahkan tanpa seprai.
"Bagaimana sih kerjaan mereka, kenapa semua berantakan seperti ini." gerutu Demian kesal.
Rasa kantuk serta tubuhnya yang tiba-tiba terasa tidak enak, terpaksa ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Ia ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur empuknya dan beristirahat.
Namun ketika baru membuka pintu Demian langsung terperanjat ketika melihat istrinya itu nampak berdiri dengan senyum yang menggoda.
Wanita itu nampak memakai lingeri merah yang memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan di sini ?" ujar Demian risih.
Monica yang melihat Demian hanya berdiri di ambang pintu, ia langsung menghampiri laki-laki tersebut.
"Ayo masuklah." Monica langsung saja menarik tangan Demian agar segera masuk, kemudian ia segera menutup pintunya.
Sedangkan Demian yang mendapatkan sentuhan dari Monica, tubuhnya langsung bereaksi. Ia tak tahu apa yang terjadi dengannya saat ini, tapi ia tiba-tiba merasakan tubuhnya sangat panas dan hasrat yang menggebu.
Setelah menutup pintunya, Monica langsung memeluk Demian dari belakang. Ia nampak mengecup punggung laki-laki itu dengan liar, bahkan kedua tangannya kini berusaha untuk melepaskan kemeja suaminya tersebut.
.
Duh sepertinya bang Demian sedang di jebak sama emaknya ges, kira-kira ia akan menuntaskannya dengan siapa ya? Monica, Ariana, wanita lain atau nggak sama siapa2. Ayo, komentar kalian akan menentukan cerita selanjutnya ges. Kurang baik apa coba Othor buat cerita berdasarkan kemauan readers 😏😏😏
Readers said. "Kurang banyak up nya Thor."
Othor said. " wek 🤪🤪🤪."
wah kamu tuh Victor ga menghargai Nina..
hijrah
ini zinah ya ukhty ya akhy 😊
tunggakan bacaan ini sudah banyak yang melenceng dari ajaran syariat Islam
hijrah ke jalan yang benar dan lurus dengan pemahaman para ulama Sunnah
setidaknya gak harus kerja di bar