Setelah Mende berhasil merebut Prasetya dari istri nya yang bernama Fiona, wanita itu mengira hidup nya akan indah seperti impian nya.
Hidup bahagia dengan Prasetya yang pegawai kantoran dan tinggal dirumah megah dengan segala kemewahan yang dimiliki pria itu.
Namun dia lupa jika hukum tabur tuai itu ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Aditya mengambil alih mengendong Caraka, begitu lembut pria itu menenangkan bocah kecil itu padahal dia bukan Ayah nya.
"Andai saja Pras menyayangi Caraka seperti mas Aditya, pasti anak ini tidak kekurangan kasih sayang dari seorang Ayah" batin Fiona.
"Sabar ya nak, Ayah mu lebih sayang perempuan itu dibandingkan dengan dirimu" ucap nya lagi dalam hati nya sedih.
Sebagai seorang ibu, hati Fiona sangat hancur melihat pemandangan seperti itu. apalagi Caraka sangat tenang dalam gendongan Aditya, yang tak lain adalah majikan nya.
Sedangkan Ayah nya sendiri tidak pernah mengendong nya, sejak mengenal wanita yang bernama Mende yang sudah menyita semua perhatian pria itu kepada keluarga nya termasuk anak nya sendiri.
Menjelang Siang, seperti biasa Pras akan pulang untuk melihat Ibu nya.
Entah kenapa sejak kepergian Fiona, Pras selalu merasa cemas dengan keadaan ibu nya.
Padahal saat masih ada Fiona, Pras sama sekali tidak pernah memikirkan ibu nya di rumah.
Bahkan saat makan siang pun Pras lebih suka ke pergi menemui mende untuk makan siang bareng.
Sesampainya dirumah, Pras mengelus dada menahan amarah.
Bagaimana tidak marah? ibu nya sudah basah semua karena buang air kecil di atas tempat tidur.
Bu Soraya juga tampak pucat, mungkin karena sejak pagi wanita paruh baya itu belum makan dan minum obat.
Dengan terpaksa Pras mengurus ibu nya terlebih dulu, meski sebenarnya ia sudah sangat lapar.
Sementara istri tercinta nya tengah asik bermimpi sejak pagi, tanpa memperdulikan ibu mertua nya.
"Ibu sudah makan"? tanya Pras.
" Ibu gak mau makan makanan itu, ibu mau makan masakan Fiona. cepat cari Fiona kalian rujuk aja" desak bu Soraya.
Pras hanya diam, pria ini merasa jika Fiona yang berperan banyak di rumah ini.
"Gak bisa gitu dong bu, aku sekarang sudah menikah dengan Mende" sahut Pras.
"Perempuan itu kasar Pras, ibu gak suka. Mende juga tidak bisa melakukan apa apa, beda dengan Fiona yang bisa melakukan apa pun"
Pras menghela nafas kasar, pria itu keluar dari kamar ibu nya lalu ke kamar nya.
Betapa jengkel nya Pras saat melihat istrinya tidur dengan menggunakan earphone.
"Mende bangun"! teriak Pras sambil menarik tangan Mende dengan kasar.
" Apa sih mas, aku masih ngantuk "!
" Dari pagi ibu belum makan, bahkan sampai sekarang gak minum obat. kerja kamu apa? tidur? " ucap Pras.
Wanita itu mengejab ngejab kan mata nya.
"Enak sekali kamu tiduran, sedangkan ibu sampai kencing di kamar tidur. harus nya kamu mengantar nya ke kamar mandi" ucap Pras kemudian.
"Aduuh... berisik banget. kenapa ibu lagi ibu lagi, emang nya kamu pikir aku ini perawat ibu kamu?
Emangnya aku gak capek setelah melayani kamu tiap malam"?
Mende memasang kembali earphone nya lalu kembali tidur.
Pras merasa pusing sendiri, melihat tingkah Mende.
Dengan terpaksa Pras keluar, lalu pergi ke supermarket untuk membeli popok untuk ibu nya.
Sejak beberapa hari ini, semua pekerjaan Pras yang kerjakan sendirian.
Ia juga harus rela mengeluarkan uang nya untuk membeli mesin cuci.
"Mende, cepat bangun! cuci semua pakaian, sudah aku belikan mesin cuci"!!
" Iya mas, nanti aku cuci " jawab Mende masih dengan memejamkan mata nya.
"Mende!! bisa gak kamu gak tidur terus? cepat cuci pakaian nya, aku harus kembali ke kantor"
"Iya,, ya.. mas" dengan malas Mende beranjak dari tidur nya.
Dengan langkah lelah, Pras kembali ke kantor nya.
Sementara Mende setelah suami nya pergi barulah mende mencuci pakaian sambil bermain ponsel.
Tepat pukul empat sore, Pras pulang dari kantor.
Setelah memarkirkan mobil nya Pras turun dan saat hendak masuk, pria itu melihat satu kantong plastik bening yang berisi pakaian dan kain seprai milik ibu nya berada di tong sampah
"Mende,,,, Mende,,,!!! panggil Pras setengah berteriak.
Pria itu kini tidak lagi memanggilnya sayang, melainkan memanggilnya dengan nama saja.
Dengan perasaan malas, Mende keluar rumah menghampiri suaminya.
" Apa sih mas"? kesal Mende.
" itu kenapa pakaian ibu ada di tong sampah"? tanya Pras.
"Aduh, itu baju bau banget mas. sumpah bau pesing, aku gak tahan makan nya aku buang. kalau aku masukin ke mesin cuci nanti pakaian kita ikut bau"
Pras mengaruk Kepala nya yang tidak gatal. pria itu harus menebalkan lagi rasa sabar nya.
"Keterlaluan kamu Mende, dulu saja Fiona mencuci semua baju kotor ibu dengan tangan nya. bahkan dia tidak pernah membuang pakaian ibu seperti ini"
"Fiona lagi Fiona lagi, apa sih hebat nya wanita yang kamu bilang gendut jelek dan membosankan itu"?
Pras hanya diam saja, memang benar apa yang dikatakan Mende. dulu ia terlalu sering merendahkan Fiona saat Fiona masih menjadi istrinya, wanita yang sudah menemani nya selama beberapa tahun dan rela menjadi ibu rumah tangga setelah kelahiran putra nya.
Namun semua itu tak terlihat ia terlalu membanggakan Mende, wanita yang baru ia kenal itu.
Prasetya lelah, pria itu benar benar lelah.
Mau tidak mau Pras memunguti pakaian milik ibu nya dan langsung ia cuci sore itu juga. karena kalau menunggu besok akan semakin bau.
Baru sekarang pria itu mencuci, saat hidup berasa Fiona ia hanya tau bersih nya saja.
Setelah selesai mencuci dan menjemur, Pras merasa lapar.
Pria itu masuk ke dapur membuka tutup saji di atas meja namun tak ada apa pun disana.
"Kamu gak masak buat makan malam"? tegur Prasetya.
" Beli aja lah, gitu aja kok repot "! jawab Mende santai.
Lagi lagi Pras hanya bisa diam, membantah pun percuma.
Di saat ia merasa sangat lelah dan lapar setelah mencuci pakaian ibu nya.
Entah mengapa Pras merasa rindu pada sosok Fiona.
Fiona yang setiap pagi sudah menyiapkan makanan dan kopi, membereskan semua rumah dan tak lupa menyiapkan masakan yang sangat enak untuk makan malam.
Meski perut nya terasa lapar, ia biar kan begitu saja.
Pria itu kembali sibuk dengan pekerjaan rumah nya, seperti menyapu, mengepel dan juga mengosok pakaian nya yang akan di pakai besok untuk bekerja.
Hingga menjelang malam Pras baru selesai dengan pekerjaan rumah nya.
Sementara Mende hanya angkat kaki sambil bermain ponsel nya di kamar.
Pras masuk kamar dan berdiri di ambang pintu menatap Mende yang masih asik dengan ponsel nya tanpa menghiraukan dirinya.
Prasetya menghela nafas panjang lalu keluar mengambil kunci mobil, kemudian keluar untuk membeli makan seorang diri buat makan malam.
Tubuh yang lelah dan mata yang ngantuk, terpaksa harus ia tahan. karena perih di perut nya yang sejak siang belum makan.
m ibuy sdh ga punya apa²,,dan fitnah sukses sm kerjaany
.