Gadis polos yang berasal dari desa itu bernama Sri, karena tuntutan keadaan dan di jerumuskan temannya dia menjadi simpanan seorang sugar daddy yang memberinya berbagai kemewahan. Terlena dengan duniawi dan perhatian sang sugar daddy membuat Sri lupa diri dan ingin memiliki pria yang telah mempunyai anak dan istri itu. Bagaimana kisah selanjutnya? mari ikuti kisahnya,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melamar mu
"Aku sudah memutuskan untuk memilih mu. Tolong untuk tetap tinggal di sisi ku dan jangan pernah tinggalkan aku karena hanya kamu yang aku punya kini. " ujar Regan.
Saat ini Regan dan Sri sudah kembali berada di apartemen, Regan berhasil membujuk kekasihnya untuk ikut bersamanya kembali ke tempat itu dengan sederet janji yang Regan ucapkan pada Sri.
"tapi bagaimana dengan Karina, dan juga anak yang---"
"Anak itu bukan berasal dari benih ku, aku sudah lama tidak berhubungan badan dengannya, bahkan Karina sendiri sudah mengakui jika itu bukan anak ku, hanya saja wanita licik itu menggunakan anaknya sebagai alat untuk mengambil simpati ibu ku." terang Regan pada akhirnya membuka kebenaran yang tadinya tidak ingin dia ceritakan pada siapapun, harga dirinya sebagai suami yang di khianati istri sampai istrinya mengandung anak orang lain tentu saja mau tidak mau membuat mental dan harga dirinya jatuh.
Sri terlihat kaget mendengar cerita Regan, sehingga sekali lagi dia merasa bersalah karena sempat mempunyai pikiran yang tidak tidak pada kekasihnya aitu, lebih jauh dirinya sempat berpikiran untuk meninggalkan pria menyedihkan itu menghadapi semua masalahnya seorang diri.
"Lalu ibu mu?"
"Biarlah ibu tetap berpikir jika akulah yang bersalah dan berengsek dalam hal ini, aku tak sampai hati jika harus mengatakan yang sebenarnya pada ibu yang terlihat sungguh bahagia mendengar kabar kehamilan Karina," mata Regan menatap jauh berkaca kaca.
"Kenapa aku justru khawatir jika ibu mu harus tinggal bersama Karina tanpa ada kamu di sana?" ujar Sri yang tiba tiba memikirkan keselamatan Sari yang menurut Regan akan membiarkannya tinggal bersama Karina, karena sang ibu kini tidak ingin melihatnya.
"Ada bik Sumi yang akan selalu mendampingi dan memantau keadaan ibu, bik Sumi juga akan selalu melaporkan perkembangan ibu setiap harinya pada ku."
"Maafkan aku, karena aku kamu dan ibu mu sampai harus bertengkar dan berpisah seperti ini." sesal Sri.
Mendengar penjelasan Regan dia bisa mengerti dengan keputusan yang di ambil kekasihnya itu, hanya saja, dia telah lebih dahulu merasakan bagaimana rasanya harus berpisah dengan sang ibu dengan suasana yang tidak baik, itu sangat menyakitkan dan menguras emosi juga pikiran, jadi Sri bisa merasakan apa yang Regan rasakan kini.
"Tidak perlu peminta maaf, ini bukan salah mu. Aku rasa ini memang yang terbaik untuk semuanya, termasuk untuk kita." Regan mengeluarkan sesuatu dari balik kantong celananya.
"Apa itu?" tanya Sri memandangi kotak berwarna merah yang di lapisi kain beludru yang Regan sodorkan ke hadapan wajahnya, jika menurut film film atau cerita novel yang Sri baca itu adalah adegan dimana pemeran pria akan melamar pemeran wanita, tapi Sri tidak ingin jumawa dalam hal ini, makanya dia memilih untuk bertanya.
"Aku ingin menikahi mu, apa kamu bersedia aku nikahi meski hanya di bawah tangan, karena perceraian ku tidak kunjung selesai, sementara aku sudah tidak ingin menunggu lagi, aku tidak ingin kehilangan mu." Regan membuka kotak perhiasan yang berisi cincin emas putih bertahtakan berlian yang entah sejak kapan dia persiapkan itu.
"Asalkan itu bersama mu, aku mau." Sri mengangguk penuh semangat seraya menyodorkan tangannya agar Regan memakaikan cincin itu di jari manisnya.
"Tapi aku mau ibu mu dan keluarga mu juga mengetahui hal ini, aku ingin menikah dengan restunya meski tanpa restu ibu ku." Regan memasangkan cincin yang terlihat mahal dan mewah itu di jari manis Sri, lalu dia mencium jemari yang sudah tersemat cincin tanda ikatan cinta mereka itu, ada rasa lega dan bahagia yang kini membuncah dan meluap luap dalam dadanya seolah menghapus semua kegundahan dan melupakan semua permasalahan yang kini sedang di hadapinya, sungguh betapa Sri mampu membuatnya tenang dan nyaman.
Kedua insan yang sedang di mabuk cinta itu saling berpelukan lantas saling melepaskan kerinduannya yang selama satu minggu ini tidak bertemu, saling mengutarakan cinta dan rindu lewat bahasa tubuh menjadikan suhu kamar ber Ac itu tiba tiba menjadi panas karena kegiatan mereka.
*
Tiga hari berlalu, sampailah pada hari yang di nanti nantikan kedua insan yang sedang mabuk cinta itu, setelah mengurus segala sesuatu termasuk menyerahkan semua urusan kantor pada Fajar, Sri dan Regan bersiap untuk pergi ke kampung halaman Sri, di sana mereka rencananya akan meminta restu Jumian dan melangsungkan pernikahan di sana meski hanya di bawah tangan.
"Apa kamu gugup sayang?" tanya Regan sembari meraih jemari Sri yang terasa dingin, sejak awal perjalanan gadis itu juga menjadi lebih banyak terdiam.
Tentu saja Sri gugup saat ini, membayangkan bagaimana reaksi ibunya saat dirinya yang kabur dari pernikahan karena tidak ingin di jadikan istri ke empat Darto, namun kini kembali ke kampung halaman bersama seorang pria beristri dan meminta doa restunya untuk menjadi istri kedua Regan, itu terdengar konyol, belum lagi dia juga takut jika sang ibu akan berkata dan meminta hal hal aneh seperti uang dan lain sebagainya pada Regan, dia sungguh paham dengan watak sang ibu yang matrealistis, bukan hal yang tidak mungkin ibunya juga pasti akan membanding bandingkan Regan dengan Darto, jika Regan tidak bisa memberikan paling tidak sama seperti yang Darto berikan pada sang ibu, jangan harap restu akan di berikan Jumian pada mereka.