NovelToon NovelToon
Ikatan Tuan Muda

Ikatan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:779
Nilai: 5
Nama Author: Nida

Fifiyan adalah anak dari ketua mafia kegelapan yang dikenal kuat dan kejam, banyak mafia yang tunduk dengan mafia kegelapan ini. Tetapi disaat umurnya yang masih belia pada perang mafia musim dingin, keluarga besarnya dibunuh oleh mafia musuh yang misterius dimana membuatnnyabmenjadi anak sebatangkara.
Disaat dia berlari dan mencoba kabur dari kejaran musuh, Fifiyan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria kecil yang bersembunyi di dalam gua, karena mereka berdua berada di ambang kematian dan pasukan mafia musuh yang berada diluar gua membuat pria kecil itu mencium Fifiyan dan mengigit lehernya Fifiyan. Setelah kejadiaj itu, Fifiyan dan pria kecil itu berpisah dan bekas gigitannya berubah menjadi tanda merah di leher Fifiyan.
Apakah Fifiyan mampu membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Apakah Fifiyan mendapatkan petunjuk tentang kehidupan Fifiyan nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyelamatkan Ketiga Kakakku

Sebelum pergi kepertemuan, Han menjelaskan semua informasi yang dia dapatkan dan aku semakin mengerti apa yang terjadi di wilayah bagian dibawahku.

"Jadi tidak hanya Alan dan Hikari tapi banyak ketua organisasi musuh yang ingin mengambil alih gitu?" Tanyakku pelan.

"Benar, dan hanya empat organisasi itu yang mudah terpengaruhi. Sedangkan Hikari adalah pemimpin tertinggi di seluruh organisasi musuh, targetnya adalah kau."

"Aku ya? Sekuat apa dia?" Ucapku meneguk wineku.

"Mungkin bisa dibilang... setara."

"Setara ya? Menarik..." gumamku pelan.

"Apa kau akan datang?"

"Tentu saja, tapi aku punya rencanaku sendiri kenapa?"

"Tidak ada, hanya kau harus berhati-hati saja. Petinggi tertinggi yang kau bunuh saat itu terkena bujuk rayunya, keluarga Stun bekerjasama dengan keluarga George agar menculikmu dan membunuh keluarga besar Valentin."

"Kenapa? Kenapa itu terjadi?" Tanyaku serius.

"Keluarga Valentin tidak terima dan tidak merestui anaknya menikah dengan keturunan keluarga Stun yaitu Hikari sehingga kau dititipkan ke keluarga Valen dengan nama yang sama dan tidak mengganti namamu."

"Dititipkan?"

"Ya karena nanti ketika dewasa kamu akan diambil kembali dan dinikahkan oleh keluarga Stun."

"Kenapa harus aku?" Tanyaku bingung.

"Kau anak terakhir di keluarga Valentin, keluarga Valentin terkenal hebat dan kuat apalagi anak terakhirnya, sama seperti ayahmu... dia anak terakhir dan dia sangat hebat. Menguasai sebagian wilayah bagian mafia !" Ucap Han serius.

"Itu hanya mitos..." desahku pelan dan beranjak dari tempat dudukku.

"Kapan pertemuan dilakukan?" Tanyaku pelan, Han menatap jam di dinding dan beranjak juga.

"Seharusnya sudah dimulai dua jam yang lalu, kini sudah pukul 12 malam. Kalau kau tidak datang pasti Fiyoni yang akan menderita."

"Kenapa?" Tanyaku terkejut.

"Karena... mereka ingin menjadikan Fiyoni budak keluarga Stun."

"Heeeh aku tidak akan membiarkannya..." gumamku melompat dari balkon ke sebuah pohon.

"Kak Han persiapkan saja dulu bawahan untuk bersiap jika aku memanggil mereka, aku akan melihat situasinya dengan mata kepalaku sendiri..." gumamku kembali melompati pohon.

Tidak berapa lama aku sampai di tengah kota, karena Han memberi peringatan kepada warga sipil membuat mereka semua mengungsi selama pertemuan berlangsung sehingga aman untuk bertarung.

Tepat di taman depan katedral aku melihat Fiyoni memeluk Fifiyon dan Fiyani dan mereka nampak ketakutan, sedangkan di sekitarnya berdiri beberapa orang dengan tatapan dinginnya.

"Jadi... ini ya yang dibilang kak Han?" Ucapku pelan, aku diam-diam menyusup ke katedral dan berdiri di puncak katedral.

"Hahaha!!! Mana? Sesuai perjanjian bukan, jika wanita tuan muda tidak datang maka kalian akan menjadi budak tuan muda!!" Tawa seorang pria kencang sedangkan Fiyoni hanya menatap mereka dingin.

"Kenapa Fiyoni tidak melawan?" Ucapku pelan, aku menatap tangan Fiyoni yang sedang memeluk kedua kakakku ternyata sedang terluka.

"Astaga kenapa bisa?" Gerutuku kesal, belum sampai aku melakukan sesuatu aku melihat seorang pria datang, aku menatap pria bertopeng itu membuatku bingung. "Siapa pria itu?" Ucapku pelan.

"Selamat datang tuan muda!" Ucap beberapa orang menundukkan badan mereka, aku terduduk di puncak katedral dan menonton kejadian di depan mataku.

"Apa wanitaku belum datang?" Ucap pria itu dingin.

"Belum tuan muda."

"Apa penyusup berhasil masuk ke markasnya?"

"Penyusup yang anda kirimkan semua tewas tuan muda, markas organisasi wilayah bagian pusat sangat ketat dan semua orang-orangnya terlatih."

"Ciih kenapa kalian tidak becus?"

"Mafia wanita itu sangat misterius tuan muda bahkan saat menyerang penyusup kita benar-benar sekejab saja seperti dibunuh iblis. Bawahanku langsung lari tunggang langgang tuan muda!" Ucap pria di sebelahnya.

"Ciihh sudahlah bawa mereka! Jadikan mereka budak keluarga Stun... seumur hidupnya!" Ucap pria itu dingin.

"Biarkan aku saja, jangan kedua adikku!" Ucap Fiyoni dingin.

"Kau saja?? Haaah? Itu bukan harga yang pantas untuk membayar waktuku menunggu wanitaku."

"Wanitamu? Dia istriku!"

"Istri ya? Beraninya kau mengatakan wanitaku istrimu!! Pengawal cambuk dia!!" Teriak pria itu kencang dan seorang pria dengan cambuk apinya datang mendekati saudaraku, sebelum pria itu mencambuk ketiga kakakku, aku langsung melempar senjata beracunku ke tangannya yang membuat pria itu kesakitan dan tidak bisa menggerakkan tangannya.

"Aaakkhhh sakiiitt!!!" Teriak pria itu kesakitan.

"Siapa itu?" Teriak pria bertopeng itu kesal.

"Aduuhh uuppsss... meleset ya... harusnya tepat di jantungnya loh agar cepat untuk... ma...ti..." gumamku tersenyum dingin sambil memainkan senjata beracunku.

"Siapa kau?" Teriak seorang pria dingin, aku mengamati ciri fisiknya nampaknya dia Alan Valen.

"Padahal sudah aku katakan bukan... apapun yang menjadi milikku... akan tetap menjadi milikku!" Ucapku dingin, aku menepuk tanganku kencang yang membuat beberapa bawahanku membawa ketiga kakakku pergi menjauh.

"Kau... Fifiyan?" Ucap pria bertopeng itu menatapku terkejut.

"Fifiyan? Tidak ada nama Fifiyan di dalam dunia mafia..." gumamku pelan dan melompat kearah pria bertopeng itu sambil tersenyum dingin di depannya.

"Nampaknya musuhku kali ini sangat lemah ya? Oohh astaga sepertinya kau harusnya... menderita dahulu sebelum benar-benar mati!" Ucapku menggoreskan senjata beracunku di leher pria bertopeng itu dan kembali melompat menjauh.

"Pertemuan dibatalkan beberapa bulan kemudian, akan aku tunggu dirimu difase terkuatmu kalau masih lemah ya... tidak usah pertemuan... membuang waktuku saja!" Ucapku dingin dan pergi menghilang bersama bawahanku dan ketiga kakakku kembali ke markasku.

Di dalam markasku, Sarah dan Putri sibuk mengobati ketiga kakakku. Aku berjalan masuk ke dalam markas dan Han berdiri di depanku.

"Mereka sudah tertangani dengan baik, apa kau terluka?"

"Tidak, biarkan mereka beristirahat. Kepalaku pusing... ikut aku kak Han..." gumamku berjalan melewati ketiga kakakku yang sedang diobati, Fiyoni terdiam tanpa mengatakan apapun.

"Bibi, apa bibi itu kembaran dari bibi Fifiyan? Wajah kalian sama!" Ucap Putri polos.

"Ya, aku kakak kembarnya."

"Waah pasti bibi sangat hebat seperti bibi Fifiyan!"

"Masih hebatan Fifiyan dari pada aku."

"Yaa benar bibi, bibi Fifiyan sangat hebat dan dia benar-benar penyayang. Aku ingin nanti sekuat dan sehebat bibi Fifiyan..." ucap Putri senang, aku menatap mereka dari balkon lantai dua dan kembali melangkahkan kakiku mengambil sebotol wine.

"Hebat ya? Aku tidak merasa seperti itu..." gumamku melangkahkan kakiku ke balkon ruangan pribadiku dan meneguk wineku.

Di sebuah menara tertinggi, aku melihat seorang pria bermata biru dan disebuah bangunan tertinggi aku juga menatap seorang pria bermata ungu berdiri menatapku dari kejauhan sedangkan aku hanya berdiri santai meneguk wineku.

"Kak Han..." ucapku pelan dan Han berjalan kebelakangku.

"Ada apa?"

"Cari tahu mengenai mereka berdua..." gumamku pelan.

"Pria bermata biru dan pria bermata ungu itu?"

"Ya, aku minta tolong ya..." gumamku pelan.

"Baiklah, aku akan mencari informasi identitas mereka."

"Baguslah, berikan aku permainan yang menarik agar aku tidak bosan melalui hidup yang penuh dendam ini..." gumamku pelan dan kami bertiga benar-benar saling bertatapan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!